Komik 'Dia Hidup di Antara Kita' menampilkan ilustrasi menakjubkan disertai dengan dialog. Ilustrasi ini akan menjamah hati, mengubah hidup, dan mengubah kehidupan pembacanya di masa depan.
Berikut ini salah satu konseling yang bisa dilakukan dalam pelayanan
sekolah minggu untuk membimbing murid yang mengalami stres.
Bagaimana stres bisa memengaruhi keadaan anak dan bagaimana guru
sekolah minggu bisa membimbing mereka? Silakan simak tips berikut
ini.
Banyak orang tua yang mengatur jadwal anak-anak mereka dalam satu
minggu dengan pertemuan-pertemuan, pelajaran-pelajaran, kegiatan
kelompok, dan klub. Dengan kegiatan yang padat ini, mereka berharap
akan memberikan kesempatan kepada anak-anak untuk belajar dan
bertumbuh.
Beberapa anak ada yang mengalami pekembangan pesat melalui kegiatan-
kegiatan seperti ini. Namun, anak-anak lain justru menjadi kewalahan
dan jenuh. Jika para orang tua, pelatih, dan guru menilai harga
seorang anak hanya dari kemampuan/prestasi yang dicapainya,
kegiatan-kegiatan yang seharusnya memberikan manfaat itu dapat
menghilangkan semangat anak yang dianggap "biasa-biasa saja".
Jadwal yang terlalu padat hanya merupakan satu dari berbagai sumber
stres pada anak. Salah satu penyebab stres pada anak yang paling
umum adalah anak yang berada dalam keluarga yang berantakan.
Kehilangan orang tua karena kematian atau perceraian dapat
menyebabkan anak suka merengek dan mengompol kembali. Bahkan dalam
keluarga yang paling baik sekalipun, pindah ke suatu lingkungan
tempat tinggal yang baru dapat mengakibatkan kemunduran emosional
pada anak. Lahirnya saudara kandung atau saudara tiri sangat
membutuhkan penyesuaian dalam emosi dan kestabilan sosial anak.
Hidup dalam lingkungan atau sekolah yang rawan akan menimbulkan
kecemasan, sementara stres pada anak dapat menjadi pertanda keluarga
yang salah satu atau kedua orang tuanya adalah pecandu, peminum,
atau berperilaku kejam.
Bagaimana seorang guru dapat mengetahui bahwa stres menimbulkan
berbagai masalah pada anak?
Bicarakan secara informal dengan anak. Tanyakan, namun jangan
dengan nada menginterogasi. "Apa yang ingin kamu lakukan untuk
bersenang-senang?"; "Permainan apa yang kamu mainkan dengan
keluargamu?" Berikan perhatian pada gerak tubuh, ekspresi, dan
suasana hati. Anak-anak yang masih kecil sangat cepat berubah
suasana hatinya, namun seorang anak yang bermasalah akan terus-
menerus sedih atau bersikap memusuhi.
Waspadailah kondisi kehidupan anak di rumah. Apakah dia anak
tunggal? Apakah hanya ada satu orang tua di rumah? Apakah
orang tua memaksa anak untuk berprestasi? Pada saat orang tua
bertanya, "Apakah Jack memenangkan lomba ayat? Kakaknya selalu
menang pada saat seusia Jack"--guru dapat memahami bahwa Jack
berada di bawah tekanan.
Perhatikan anak yang tidak mau berpartisipasi pada kegiatan
karena takut gagal. Anak yang seperti ini memiliki masalah
gambar diri yang serius. Seorang anak yang tidak pernah puas
dengan penampilannya sendiri telah dituntut oleh orang tuanya
supaya selalu sempurna. Perhatikan gundukan kertas yang
diremas-remas dan banyaknya hapusan. Perhatikan juga perilaku
yang terlalu agresif atau keras kepala. Anak-anak mungkin
melepaskan kecemasan mereka dengan menjadi dominan, berkelahi,
atau menggunakan kata-kata kemarahan.
Bagaimana seorang guru dapat membimbing anak yang berada dalam
tekanan?
Kuatkan anak yang memiliki gambar diri yang rendah. Yakinkan
anak tersebut bahwa setiap orang dapat melakukan kesalahan.
Guru yang dapat mengakui dan menertawakan kesalahannya sendiri
akan menjadi contoh yang sehat. Ingatkan anak bahwa Bapa di
surga mengasihi mereka apa adanya.
Kurangi ketegangan di dalam kelas. Seorang pendisiplin yang
baik dapat memberlakukan peraturan dalam suasana yang rileks/
santai. Jangan terburu-buru hanya karena ingin menyelesaikan
rencana pelajaran Anda--bersikaplah fleksibel. Tetapkan
standar perilaku sesuai dengan kelompok usia mereka.
Tanyakan pertanyaan terbuka yang dapat dijawab secara
subjektif. Hindari untuk selalu memberikan pertanyaan yang
jawabannya hanya ada satu yang benar. Anak-anak yang takut
gagal akan memberikan respons negatif terhadap pertanyaan atau
hafalan yang menjadikan mereka sebagai sasaran.
Batasilah kompetisi dan persaingan. Anak-anak senang menjadi
menang, namun mereka akan kecewa pada saat mereka kalah.
Kompetisi biasanya menimbulkan satu pemenang dan yang lainnya
kalah. Bagi anak yang sudah terlanjur merasa dirinya sebagai
orang yang kalah, hal ini dapat berakibat serius.
Jangan pernah membandingkan penampilan seorang anak dengan
anak yang lain. Hal ini akan menimbulkan kekesalan dan
perasaan pada anak bahwa dia diharuskan diukur sesuai standar
orang lain. Berikan pujian untuk usaha-usaha yang dilakukan
anak guna meningkatkan penampilannya.
Ketahuilah tanda-tanda penting dari penganiayaan. Kecemasan
dan depresi dapat disebabkan karena obat atau alkohol, dan
anak-anak sekolah dasar bukannya tidak mungkin mengalami
kecanduan. Penyebab utama kecanduan bisa saja berasal dari
anggota keluarga.
Para psikolog mengatakan bahwa 3/4 dari kira-kira delapan juta anak
dan remaja yang mengalami masalah emosi tidak mendapatkan
pertolongan. Kira-kira satu dari empat anak memerlukan konseling
psikologis sebelum masuk ke kelas enam. Para guru harus menyediakan
waktu untuk menjadi teman dan konselor bagi murid-murid mereka.
Ketika suatu masalah serius muncul, bicarakanlah dengan anggota
gereja yang dapat memberikan pendampingan atau tunjukkan keluarga-
keluarga yang dapat memberikan bantuan. (t/ratri)