Jenis Bahan PEPAK: Artikel
Komputer telah menjadi bagian hidup dari masyarakat saat ini, tidak
hanya orang dewasa, tetapi juga bagi anak-anak. Selain memiliki
manfaat, komputer juga dapat memberi dampak negatif. Tentu saja amat
dibutuhkan kepedulian orang tua dan juga para pendidik untuk
mencegah anak terkena dampak negatif dari kotak canggih ini.
Kebanyakan orang tua saat ini merasa serba salah jika anak mereka
bersahabat dengan komputer. Keinginan kuat agar anak mereka tidak
gagap teknologi dan bisa lebih banyak belajar melalui komputer
terkadang kendur ketika melihat dampak negatif yang sering
ditimbulkan dari penggunaan komputer yang tidak tepat.
Nina Arman, seorang staf pengajar Jurusan Komunikasi FISIP UI,
sebagaimana dikutip Hari dalam BalitaCerdas.com, mengemukakan bahwa
kemunculan teknologi komputer sendiri sesungguhnya bersifat netral.
Pengaruh positif atau negatif yang bisa muncul dari alat ini tentu
saja lebih banyak tergantung dari pemanfaatannya. Bila anak-anak
dibiarkan menggunakan komputer secara sembarangan, pengaruhnya bisa
jadi negatif. Sebaliknya, komputer akan memberikan pengaruh positif
bila digunakan dengan bijaksana, yaitu membantu pengembangan
intelektual dan motorik anak.[1]
Mangoenprasodjo dalam bukunya, "Pengasuhan Anak di Era Internet",
menulis banyak manfaat yang bisa diperoleh jika anak dikenalkan
pada komputer sedini mungkin. Jika cara Anda benar, Anda tidak hanya
membuatnya "melek" teknologi, namun komputer juga bisa mejadi media
untuk mengembangkan cara berpikir dan memecahkan masalah serta
kreativitas si kecil.[2]
Sebenarnya, ketakutan akan dampak negatif yang ditimbulkan komputer
tidak perlu terlalu menghantui para orang tua. Asal Anda dapat
memberikan arahan dan bimbingan mengenai penggunaan komputer yang
tepat kepada anak Anda, dampak tersebut dapat diminimalisasi.
Mari kita melihat beberapa manfaat yang dapat ditimba dari
penggunaan komputer.
- Dengan menggunakan komputer, anak menjadi lebih senang belajar
karena adanya perangkat lunak pendidikan yang diprogram
sedemikian menariknya. Semakin anak tertarik akan program
tersebut, semakin tertarik pula dia untuk belajar. Misalnya,
perangkat lunak program pengetahuan dasar membaca. Anak akan
lebih suka belajar membaca melalui program yang disertai gambar
yang dapat bergerak dan bersuara, tulisan yang dapat membuka
halaman lain, atau huruf-huruf yang dapat berubah-ubah warna
daripada belajar membaca melalui buku yang itu-itu saja.
- Selain program pendidikan, komputer juga menawarkan program
aplikasi berbentuk permainan elektronik yang pada umumnya tidak
secara khusus diberi muatan pendidikan formal tertentu. Permainan
elektronik tersebut membantu anak untuk belajar bagaimana
bertahan, membuat strategi, membangkitkan semangat kepemimpinan,
dan bermain peran (role play).[3]
- Karena biasa menggunakan komputer, anak dapat mengoperasikan
berbagai program olah kata dan angka. Para balita juga dapat
belajar mengenal warna dan bentuk-bentuk melalui program
pendidikan yang dioperasikan dengan komputer. Anak-anak dapat
menjadi pandai dalam matematika lantaran sering berlatih dengan
menggunakan bantuan komputer dan dapat memiliki banyak kosa kata
dalam bahasa Inggris.
- Secara tidak langsung, anak yang sejak kecil dibiasakan
menggunakan komputer sedang dilatih suatu keterampilan yang amat
penting bagi mereka saat mereka menginjak dewasa dan masuk dalam
dunia kerja.[4]
- Selain manfaat umum, manfaat rohani juga bisa mereka dapatkan.
Melalui komputer, anak Anda dapat belajar firman Tuhan dengan
lebih kreatif. Perangkat-perangkat lunak pelajaran Alkitab untuk
anak sudah banyak beredar di pasaran. Anda juga dapat
mengunduhnya (download) dari internet. Biasanya, anak senang
belajar Alkitab dengan berbagai macam alat peraga dan aktivitas
di sekolah minggu. Karena sekolah minggu hanya ada satu kali
dalam satu minggu, kita dapat menambah waktu mereka untuk belajar
firman Tuhan dengan kreatif dan menarik melalui komputer. Dengan
dukungan komputer sebagai alat peraga, anak akan lebih dalam lagi
mengingat pelajaran yang mereka dapatkan.
Setelah mengetahui manfaatnya, tentu penting juga bagi kita untuk
melihat dampak negatif apa saja yang dapat timbul dari penggunaan
komputer. Tujuannya tentu saja bukan untuk melarang anak memakai
komputer, melainkan sebagai acuan bagi para pendidik untuk lebih
terlibat untuk membimbing dan mengawasi anak menggunakan komputer.
- Salah satu dampak negatif yang diungkapkan Hari adalah
kemungkinan besar anak mengonsumsi permainan elektronik yang
menonjolkan unsur-unsur seperti kekerasan dan agresivitas tanpa
sepengetahuan orang tua. Permainan beraroma kekerasan dan agresif
banyak disinyalir oleh para pakar pendidikan sebagai pemicu
munculnya perilaku-perilaku agresif dan sadistis pada diri
anak.[5]
- Karena terlalu sering bermain komputer, anak-anak dapat
kehilangan waktu untuk bermain dengan teman-temannya dan
kehidupan sosialnya menjadi kurang seimbang.
- Anak juga dapat menjadi malas membaca buku dan menulis karena
banyak waktu yang dihabiskan di depan komputer. Prestasi di
sekolah bisa menurun karena tugas-tugas yang tidak diselesaikan.
- Akses negatif juga bisa didapatkan melalui internet. Mampu
mengakses internet sesungguhnya merupakan suatu awal yang baik
bagi pengembangan wawasan anak. Sayangnya, anak juga terancam
dengan banyaknya informasi buruk yang membanjiri internet. Karena
melalui internet berbagai materi bermuatan seks, kekerasan, dan
lain-lain dijajakan secara terbuka dan tanpa penghalang.[6]
Mengingat penggunaan komputer adalah sesuatu yang tidak bisa
dihindari pada saat ini dan masa yang akan datang, anak tetap harus
dikenalkan dengan komputer walaupun ada pengaruh yang tidak baik
yang dapat ditimbulkan. Yang terpenting adalah bagaimana para
pendidik dan orang tua dapat menjadikan komputer aman dan bermanfaat
bagi anak.
- Kenalkan komputer pada anak sesuai dengan usia mereka. Pengenalan
bagi anak balita dapat dimulai dengan membimbingnya menyentuh
komputer, memegang tetikus (mouse), mengetik huruf-huruf di kibor
(keyboard). Anak-anak di atas usia balita dapat mulai
diperkenalkan pada berbagai program komputer yang menarik bagi
mereka, khususnya program yang bersifat edukatif. Pilihkan
program aplikasi yang tepat bagi mereka. Jangan biarkan mereka
membeli atau meminjam program tanpa sepengetahuan Anda.
- Temani anak saat mereka menggunakan komputer. Arahkan dan bimbing
mereka dalam komunikasi yang hangat. Ada baiknya menggunakan
kata kunci (password) agar anak tidak menggunakan komputer tanpa
pengawasan orang dewasa.[7]
- Buatlah kurikulum sendiri di rumah. Jangan perlihatkan semua
program komputer yang akan Anda berikan kepada anak. Berikan satu
per satu, tahap demi tahap. Jika memungkinkan, buat tes kecil
untuk mereka. Jika lulus, barulah mereka boleh mencoba program
yang baru. Dengan menyusun kurikulum sendiri, Anda dapat lebih
selektif memilih program komputer yang tepat, aman, dan memenuhi
kebutuhan anak.
- Pendidik dan orang tua hendaknya terus mengembangkan pula
kemampuan dan keterampilan dalam menggunakan komputer. Terkadang
yang terjadi malah sebaliknya, anak sudah menjadi lebih "canggih"
dari pendidik dan orang tua mereka. Hal tersebut dapat
mengakibatkan pengawasan dan bimbingan menjadi terbatas pada
kemampuan pendidik atau orang tua saja. Ikuti terus perkembangan
di dunia komputer, bahkan sebelum anak tahu dari sumber-sumber
lain, jadilah sumber pertama bagi mereka mengenai
perkembangan-perkembangan tersebut.
- Buatlah kesepakatan bersama anak mengenai apa yang boleh dan
tidak boleh dilakukannya dengan komputer. Jangan membuat
peraturan Anda sendiri. Libatkan anak agar dia juga dapat merasa
bertanggung jawab untuk melaksanakan setiap peraturan yang sudah
dibuat bersama. Beberapa contoh peraturan yang dapat dimasukkan
dalam daftar misalnya, tidak boleh menggunakan komputer apabila
tugas-tugas sekolah belum diselesaikan atau jika anak sedang
dalam masa ulangan; jika masa sekolah, waktu untuk menggunakan
komputer maksimal satu jam setelah semua kegiatan selesai, waktu
yang lebih longgar dapat diberikan pada hari libur. Pengaturan
waktu ini perlu dilakukan agar anak tidak berpikir bahwa bermain
komputer adalah satu-satunya kegiatan yang menarik baginya.
Pengaturan ini perlu diperhatikan secara ketat oleh pendidik,
setidaknya sampai anak berusia dua belas tahun. Pada usia yang
lebih besar, diharapkan anak sudah dapat lebih mampu mengatur
waktu dengan baik.[8]
- Sebaiknya, komputer tidak diletakkan di kamar pribadi anak.
Tempat yang baik adalah di ruang keluarga. Pengawasan akan sulit
dilakukan jika komputer berada di area privasi anak.
- Bagi keluarga Kristen, amat penting untuk menanamkan nilai pada
anak bahwa komputer adalah alat yang dapat mereka pakai untuk
belajar firman Tuhan. Usahakan untuk mendapatkan banyak perangkat
lunak yang akan membantu anak untuk mempelajari firman Tuhan.
Anda bisa membeli atau mengunduhnya (download) melalui internet.
- Komputer juga memunyai efek-efek tertentu bagi fisik seseorang.
Perhatikan masalah tata ruang, cahaya, bahaya listrik, posisi
duduk, tinggi meja dan kursi, dll. agar anak berada dalam keadaan
yang betul-betul nyaman, aman, dan sehat saat menggunakan
komputer.
Sudah siapkah Anda menjadi pembimbing teknologi bagi anak-anak yang
Tuhan percayakan untuk Anda didik?
Catatan:
- BalitaCerdas.com. 2005. "Komputer Bagi Anak". Dalam http://info.balitacerdas.com/mod.php?mod=publisher&op=viewarticle&artid=33
- Mangoenprasodjo, A. Setiono . 2004. "Pengasuhan Anak di Era
Internet: Mitos TV, Komputer, Spiritual Parenting, hingga Sex
Education". Yogyakarta: ThinkFresh. Hlm. 102.
- BalitaCerdas.com. 2005. loc.cit.
- Clark, Robert E., Joanne Brubaker, dan Roy B. Zuck. 1986.
"Childhood Education in the Church". Chicago: Moody Press. Hlm.
513.
- BalitaCerdas.com. 2005. loc.cit.
- Ibid.
- Mangoenprasodjo, A. Setiono. 2004. loc.cit. Hlm. 103
- BalitaCerdas.com. 2005. loc.cit.
Oleh: Davida Dana