Tujuan:
Anak belajar berani mengakui kesalahannya dan berani meminta maaf,
sebagai sikap seorang anak yang dewasa. Dan anak belajar memaafkan
orang lain tanpa mendendam, sebagai wujud sikap mengasihi orang
lain.
Persiapan:
Anak-anak dikelompokkan (misalnya 10 anak perkelompok).
Peralatan Bermain:
Beberapa bungkus/pak korek api.
Garis Besar Permainan:
Berikanlah kepada setiap kelompok anak beberapa bungkus/pak korek
api. Setiap kelompok berlomba membuat menara dari korek api yang
disusun semakin lama semakin tinggi selama waktu tertentu (misalnya
15 menit).
Cara Bermain:
Setiap anak (anggota kelompok tersebut) secara bergiliran satu per
satu meletakkan sebatang korek api di sebuah tempat tertentu. Setiap
anak meletakkan sebatang korek api di atas tumpukan korek hasil
susunan korek teman-temannya. Tentu saja semakin lama tumpukan korek
api itu akan semakin tinggi dan kemungkinan besar ada anak yang
melakukan kesalahan/gagal, sehingga korek apinya jatuh atau bahkan
ia menghancurkan seluruh bangunan korek api kelompoknya.
Karena korek tersebut jatuh atau karena bangunan tersebut runtuh
maka kelompok tersebut dinyatakan kalah oleh guru. Ia berdiri di
tengah kelompok dan dengan keras ia harus berteriak, "Saya minta
maaf". Dan seluruh teman dalam kelompoknya menjawab, "Kami
memaafkan!" Jika proses "maaf dan memaafkan" ini lancar, maka
kelompok terebut diijinkan untuk meneruskan bangunan itu kembali.
Lucu sekali, dalam 15 menit dalam setiap kelompok rata-rata akan
terjadi 5 - 10 kali kesalahan. Itu berarti setiap kelompok berlatih
"meminta maaf" dan "memaafkan". Setelah waktu habis, ditentukan
siapakan kelompok yang bangunannya paling tinggi.
Di akhir permainan, guru mewawancarai beberapa anak, tanyakan
bagaimana perasaan mereka pada saat mereka melakukan kesalahan? Dan
bagaimana perasaannya saat meminta maaf? Apakah meminta maaf itu
berat? Mengapa? Dan tanyakan juga perasaan anak-anak ketika mereka
harus memaafkan teman yang telah menghancurkan karya bersama mereka?
Guru menjelaskan makna kasih, antara lain berani meminta maaf dan
memaafkan. Persaudaraan lebih tinggi nilainya daripada sebuah
kemenangan. Permainan ini tepat untuk menjelaskan sikap Kristen yang
dewasa, menjelaskan sikap mengampuni, menjelaskan boleh berprestasi
tapi ingat juga kasih persaudaraan.
Bahan diedit dari sumber:
Judul Buku | : | Teknik Kreatif dan Terpadu dalam Mengajar Sekolah Minggu |
Pengarang | : | Drs. Paulus Lie |
Penerbit | : | Yayasan Andi, Yogyakarta, 1999 |
Halaman | : | 156 - 157 |