Apakah anak-anak usia prasekolah bisa menarik manfaat dari aktivitas menghafal ayat di sekolah minggu?
Esok hari, dapatkah anak balita mengutip ayat hafalan yang dipelajarinya hari ini? Kemungkinan tidak. Tetapi dengan bantuan, mereka dapat mengingat kembali bagian ayat hafalan tersebut, dan mereka akan melihat apakah aktivitas itu menyenangkan atau tidak.
Daud menulis: "Bagaimana seorang anak muda memelihara hidup kudus?
Dengan hidup sesuai dengan perkataannya. Saya mencari Engkau dengan
segenap hati; jangan biarkan saya melalaikan perintah-Mu. Saya telah
menyimpan perkataan-Mu di dalam hati saya sehingga saya tidak akan
berdosa terhadap Engkau" (
Seorang guru yang bijak membuat proses belajar menyenangkan. Ini adalah kunci untuk aktivitas mengingat bagi anak balita. Proses itu harus membawa kegembiraan dan mendorong timbulnya perasaan sukses dan kebahagiaan dalam diri anak.
Menolong dan memotivasi anak balita untuk belajar suatu ayat hafalan memerlukan lebih banyak usaha dari pihak guru daripada si anak. Guru harus menggunakan irama musik, gerakan tubuh, isyarat, atau pengulangan ayat untuk menciptakan suatu suasana yang melibatkan semua pihak. Ini terutama sangat penting bila kita berhadapan dengan anak usia dua sampai tiga tahun. Bantulah anak-anak untuk saling berhubungan dan belajar kata-kata dengan melibatkan indra melalui musik, permainan jari, aksi, atau gambar-gambar.
Makin banyak indra yang terlibat dalam proses belajar, makin mudah bagi anak balita untuk mengingat aktivitas tersebut. Contohnya, seorang anak usia dua tahun boleh mengingat dan menyanyikan bagian lagu "ABC" ketika membaca buku anak-anak tentang alfabet.
Anak usia empat dan lima tahun dapat belajar menghafal ayat-ayat yang lebih panjang, tetapi mereka juga butuh aktivitas atau alat peraga untuk menolong mereka menghubungkan kata-kata. Sangat penting untuk menjelaskan (bahkan terhadap anak usia dua tahun) arti dari kata-kata yang mereka hafalkan. Peganglah Alkitab di tangan Saudara dan katakan kepada mereka, "Kita sedang belajar firman Tuhan. Kita tahu bagaimana harus bertindak dan bagaimana harus berbicara dengan mempelajari apa yang Tuhan inginkan kita perbuat."
Pada umumnya, daya belajar anak tergantung pada kasih sayang, persetujuan, dan harga diri. Anak harus menyukai gurunya dan merasa dicintai. Sangat sulit membujuk anak usia tiga tahun melakukan sesuatu pada waktu ia marah atau merasa takut terhadap sekelilingnya. Anak harus merasa aman dan nyaman terhadap lingkungan sebelum ia mau mencoba melakukan sesuatu.
Anak usia dua tahun mungkin ingin dipeluk ketika ia mencoba mengulangi ayat hafalan singkat, sama seperti waktu ibunya memangkunya bila ia melakukan sesuatu. Anak memerlukan rasa aman dan disayang sebelum ia akan berusaha mengucapkan kata-kata yang tidak ia yakini.
Setiap anak butuh dukungan orang dewasa dalam kehidupannya. Jadi, guru perlu memberikan respons dengan menepuk tangan dan menunjukkan antusiasme ketika seorang anak berusaha mengucapkan kata-kata ayat hafalannya.
Sikap anak-anak terhadap orang dewasa terbentuk dari respons orang dewasa itu terhadap si anak. Anak berusaha keras untuk mendapatkan pujian -- berilah pujian untuk setiap usaha anak. Karl C. Garison dalam "Educational Psychology" menulis bahwa "kebutuhan akan dukungan orang tua, guru, dan yang lain-lain merupakan kebutuhan yang berkembang. Pemenuhan kebutuhan ini berpengaruh penting terhadap penyesuaian diri anak dalam hidup".
Dalam lingkungannya, anak-anak kecil perlu merasa didukung dan dicintai oleh guru-guru dan teman-temannya sehingga membangun rasa harga diri anak. Salah satu caranya bisa dengan memberi anak kesempatan mengucapkan petikan ayat-ayat Alkitab. Hal tersebut dapat membuat anak merasa diterima oleh guru dan teman-temannya sekelas. Meskipun dalam usia yang masih kecil, harga diri merupakan jalan menuju suksesnya pembentukan diri.
Guru bertanggung jawab untuk membuat semua anak berhasil dalam aktivitas menghafal. Anak-anak usia prasekolah tidak menghafalkan ayat-ayat Alkitab karena ia mengerti pentingnya menyimpan kebenaran firman Tuhan dalam hati. Ia menghafal ayat-ayat tersebut agar merasa diterima dan menjadi bagian kelompok. Meski demikian, kegiatan menghafal ayat sangat berguna agar ayat-ayat tersebut bisa diingat dan digunakan sewaktu diperlukan. Seiring pertumbuhan usia dan pengalaman, anak-anak itu akan memahami ayat-ayat yang dihafalnya. Jadi, bantulah anak untuk menghafal ayat-ayat Alkitab karena itu merupakan investasi yang berguna.
Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PEPAK