Judul Pelajaran:
Jika Allah baik, mengapa hidupku banyak masalah?
Tujuan:
Anak memahami setiap masalah yang ada agar dapat dipakai Allah untuk
medidik kita menjadi anak Tuhan yang lebih kuat dan dewasa, asal
kita dapat menarik pelajaran positif dari masalah, kegagalan,
kesulitan, dan penderitaan yang kita alami.
Kreasi Simulasi:
Hadiah berbungkus koran.
Cerita:
Guru menyediakan satu hadiah menarik untuk anak-anak, pilihlah
hadiah yang kecil saja, misalnya: slip Alkitab yang menarik.
Bungkuslah hadiah tersebut dengan kertas koran yang sebelum dipakai
untuk membungkus diremas-remas sedemikian rupa sehingga menjadi
tampak sangat lusuh, baru kemudian koran tersebut dipakai untuk
membungkus. Tetapi jangan hanya membungkus sekali saja, ambillah
beberapa koran lain, bungkuskan juga dengan cara yang sama. Sehingga
hadiah tersebut sekarang dibungkus dengan beberapa lapis kertas
koran yang sangat lusuh.
Guru bertanya pada anak-anak, "Siapa yang tahu apakah ini? Siapa yang tahu benda yang lusuh ini isinya apa?" Jika ada anak menjawab itu "hadiah" atau jawaban yang senada, tanyakan, "Mengapa kamu berpikir ini hadiah? bukankah tampaknya seperti sampah?"
Guru bertanya lagi pada anak tersebut, "Apakah kamu yakin ini isinya hadiah?" Jika ia menjawab tidak, tanyakan pertanyaan itu pada anak yang lain. Jika ada anak yang dengan mantap merasa yakin isinya hadiah (tanyakan beberapa kali), mintalah ia maju ke depan kelas untuk membuka hadiah tersebut, tapi ia hanya boleh membuka 1 lapis koran saja. Setiap lapis dibuka tanyakan, "Apakah kamu yakin ini hadiah?" Jika ia menjawab ya dengan tegas, maka ia boleh terus membuka lapis-lapis berikutnya sampai ia mendapatkan hadiah tersebut. Tetapi jika ia ragu-ragu, ia tidak boleh membuka lapis berikutnya, mintalah anak lain yang lebih yakin membukanya. Sehingga akhirnya, hanya anak yang yakin bahwa benda yang lusuh itu isinya hadiahlah yang akan memperoleh hadiah tersebut.
Guru kemudian menjelaskan, "Tuhan seringkali mengizinkan masalah, kesulitan, dan kegagalan kita alami, agar kita belajar menjadi lebih baik dalam segala hal. Jika nilai ulangan kita mendapat nilai merah (misalnya mendapat nilai 4), kita seharusnya terpacu belajar lebih baik. Setiap hal yang kurang baik melatih kita supaya menjadi kuat, dan berinstrospeksi agar kita lebih tekun, hati-hati, dan tidak jatuh lagi. Jadi, intinya Tuhan memberikan hadiah berkat, berupa didikan dan berkat bagi mereka yang tekun mengatasi setiap problem baru yang ia alami (yang dilambangkan dengan lapisan koran lusuh). Jadi, bersukacitalah jika pernah punya masalah, dengan selalu bertanya, "Tuhan ingin mendidik aku dalam hal apa?"
Guru dapat menunjukkan cara Allah mendidik anak-anak dengan menganalogikannya seperti seorang ibu yang sedang melatih anaknya belajar berjalan. Agar si anak dapat belajar berjalan, maka si ibu harus membiarkan anaknya merangkak dengan lututnya, sesekali jatuh terpeleset, agar kakinya kuat dan dapat berjalan, bahkan lari. Bayangkan, jika ibu itu memanjakan anak dan tidak pernah mengizinkan anak itu turun dari gendongannya, apakah anak tersebut dapat berjalan? Tidak, anak itu akan menjadi lumpuh. Demikian juga Allah, justru karena Ia mengasihi kita, maka Ia izinkan kita mengalami kegagalan dan masalah, agar kita kuat.
Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PEPAK