Untuk alternatif acara lain dalam rangka program penginjilan anak,
Anda dapat menggunakan cara yang lain daripada biasanya, yaitu
bercerita dengan menggunakan boneka. Banyak anak yang menyukai
cerita boneka, dan bukan tidak mungkin dari acara cerita boneka
tersebut, pelayanan Anda akan memperolah hasil lebih maksimal.
LEPAS DARI CENGKRAMAN SINGA
Cerita boneka hari ini bertalian dengan jawaban yang ajaib kepada
doa, tatkala Ralph M. Riggs menjadi penginjil di Afrika.
Pembicara: "Pagi ini kami akan siap pula mendengarkan sebuah cerita
yang paling menggentarkan dari semua cerita yang pernah
saya dengar. Di manakah kawanku?"
Boneka : "Di sini! Saya telah siap untuk mendengar."
Pembicara: "Di sini ada beberapa anak yang belum bertemu dengan
kamu. Apakah kamu mau memberitahukan namamu?"
Boneka : "Ya, saya mau. Terima kasih. Hari ini nama saya ialah
Sudirman, Sulawesi, Sangkuriang, Sunandorong, Sukaria,
Sirat -- jika teman-teman suka mengetahuinya. Ha! Ha! Ha!"
Pembicara: "Baik, kau si kecil yang lucu. Rupanya kau memperoleh
banyak kesenangan dengan memakai kata-kata yang aksi itu.
Hari ini kita akan mendengarkan cerita tentang seorang
penginjil di Afrika. Cerita ini sangat menarik, sekaligus
menyeramkan."
Boneka : "Kalau begitu, cepat ceritakan!"
Pembicara: "Pada suatu hari Penginjil itu menghadiri sebuah
kebaktian untuk membaptiskan beberapa orang yang baru
bertobat ...."
Boneka : (Memutuskan pembicaraan) "Apakah orang yang bertobat
itu?"
Pembicara: "Sudirman! Tiadakah kamu tahu bahwa dia telah memohon
agar Yesus mengampuni segala dosanya dan mengundang Dia
masuk ke dalam hatinya."
Boneka : "Saya pikir bahwa pada waktu orang meminta Yesus masuk ke
dalam hati mereka, mereka diselamatkan."
Pembicara: "Memang mereka diselamatkan. Bertobat mempunyai arti yang
sama. Orang-orang menggunakan kata-kata yang berlainan
untuk mengutarakannya, tetapi seorang yang baru bertobat
ialah seorang yang baru diselamatkan, mengerti?"
Boneka : "Terima kasih, sekarang saya mengerti?"
Pembicara: "Ingatlah bahwa cerita ini terjadi beberapa tahun lalu,
Sebelum ada mobil atau truk untuk bepergian, sebab itu
suami istri ini pergi dengan sebuah kereta tertutup yang
ditarik oleh empat ekor keledai. Waktu itu adalah musim
yang terpanas, sebab itu dalam perjalanan pulang mereka
berjalan pada malam hari karena udaranya lebih sejuk.
Waktu itu juga adalah musim hujan -- suatu musim di mana
orang harus awas terhadap singa-singa."
Boneka : "Oh! Rupanya cerita ini betul-betul merupakan cerita yang
menyeramkan."
Pembicara: "Ya, tunggu saja. Singa-singa tidak mencari mangsa waktu
hujan, tetapi segera sesudah hujan berhenti, mereka
keluar untuk mencari seekor binatang untuk makanan mereka
sendiri dan anak-anak mereka. Singa berjalan secara diam-
diam dan cepat untuk membunuh mangsanya. Apabila perutnya
sudah kenyang, dia akan meraung-raung dan membuat banyak
ribut, seolah-olah dia berkata: "Lihatlah aku hai kamu
sekalian. Aku inilah Raja Binatang."" (Boneka berlaku
seolah-olah ketakutan dan mengintip dari belakang layar).
Boneka : (Dengan gemetar) "Saya sudah ketakutan."
Pembicara: "Penginjil itu mengendalikan keledai-keledainya. Seorang
penduduk asli yang menjadi pembantu dan penunjuk jalan
berjalan kaki di samping kereta itu. Istri Penginjil itu
duduk di bagian belakang kereta itu. Kereta mereka maju
dengan perlahan-lahan kira-kira pada pukul sepuluh malam,
sambil menikmati terang bulan yang sangat indah, dan
tiba-tiba mereka melihat seekor singa besar di jalan
tepat di muka mereka."
Boneka : "Makin lama makin menakutkan, saya merasa gemetar."
Pembicara: "Biasanya apabila seekor keledai mencium bau seekor singa
dia meronta-ronta hingga lepas serta lari sehingga tak
ada seorang pun dapat menahannya."
Boneka : "Apakah keledai itu lari?"
Pembicara: "Tidak!"
Boneka : "Mengapa tidak lari?"
Pembicara: "Penginjil itu berdoa dan keledai-keledai itu tinggal
tenang seakan-akan mereka sama sekali tidak mencium bau
singa."
Boneka : "Aneh! Apa yang diperbuat keledai itu?"
Pembicara: "Keledai itu berjalan terus menuju singa itu. Mereka
telah demikian berdekatan sehingga singa itu harus
menyingkir ke tepi jalan agar keledai-keledai itu dapat
lewat."
Boneka : "Ooooh!"
Pembicara: "Singa itu tidak menerkam keledai itu dan keledai-keledai
itu tetap berjalan."
Boneka : "Lalu bagaimana?"
Pembicara: "Kemudian singa itu mengikuti kereta itu. Kemudian ada
seekor singa lain keluar dari hutan dan juga mengikuti."
Boneka : "Mengapa singa-singa itu tidak menerkam?"
Pembicara: "Singa takut akan api dan di bagian belakang kereta itu
tergantung sebuah lampu yang menyala. Penginjil itu
mengharap agar lampu itu dapat mencegah singa-singa itu
supaya tidak maju terlalu dekat. Tetapi, celaka, lampu
itu padam!"
Boneka : "Aduh! Apa yang mereka perbuat?"
Pembicara: "Penginjil itu harus turun dari kereta dan berjalan ke
belakang untuk menyalakannya pula."
Boneka : "Di dalam gelap?"
Pembicara: "Ya, tetapi dengan cepat! Dia menyalakannya secepat
kilat, lebih cepat daripada yang pernah dilakukannya."
Boneka : "Singa itu tidak menerkam dia?"
Pembicara: "Tidak, dia mendorong kereta itu ke tepi jalan dengan
ketakutan sambil terus berdoa, dengan diikuti singa-
singa di belakang mereka. Penginjil itu mempunyai sebuah
senapan dan ingin memakainya, tetapi penunjuk jalannya
menasehati dia bahwa tindakan sedemikian itu mungkin
masih ada lima atau lima puluh ekor lagi ...."
Boneka : "Jangan berhenti! Apa yang terjadi kemudian?"
Pembicara: "Penginjil itu tentu berpikir juga bahwa keadaan mereka
cukup menguatirkan ketika tiba-tiba mereka melihat dua
ekor singa lagi ke luar dari hutan itu dan mengikuti
dua ekor yang lain tadi."
Boneka : "Cerita ini makin lama makin menakutkan!!"
Pembicara: "Kebanyakan waktu singa-singa itu mengikuti kereta itu
tetapi adakalanya mereka masuk ke dalam hutan dan berlari
mendahului dan apabila kereta lewat mereka mengawasinya
dari samping. Mereka terus menerus berbuat demikian
selama dua jam -- sehingga perasaan gelisah itu tak dapat
ditahan lagi. Penginjil itu terus berdoa supaya singa-
singa itu meninggalkan tempat itu dan pergi mencari
mangsanya di tempat lain."
Boneka : "Apakah singa-singa itu pergi?"
Pembicara: "Tidak. Mereka tetap mengikuti. Akhirnya, istri Penginjil
itu menaikkan suatu doa yang istimewa. Doanya:
"Tuhan, aku belum pernah mendapat penglihatan. Aku
belum pernah mendengar Engkau berbicara dengan suara
yang dapat didengar dengan telingaku. Tetapi kami
datang ke sini sebagai Penginjil untuk mengajar bahwa
Allah yang Ajaib, yang mengatupkan mulut singa
sehingga tidak memakan Daniel, tetap hidup sekarang
ini. Sebab itu saya mohon kepada-Mu, ya Tuhan,
sementara kami melewati pohon yang di muka ini
kirimlah seorang malaekat di sisi pohon itu dan
berilah sebuah tanda di jalan. Jangan biarkan singa
itu melewati tanda itu.""
Boneka : "Aduh! Bulu romaku berdiri semua! Kemudian apa yang
terjadi?"
Pembicara: "Wanita itu duduk sambil memperhatikan. Kemudian singa-
singa itu menghampiri pohon itu. Singa induk dan singa
jantan dengan kedua singa lainnya yang lebih kecil satu
persatu meniarap. Betapa indahnya melihat keempat singa
itu duduk berjajar dalam satu barisan!"
Boneka : "Apakah ada tanda di jalan?"
Pembicara: "Dia sendiri tidak dapat melihat sesuatu tanda, tetapi
dia telah memohon Tuhan untuk menaruh suatu tanda di
sana, dan singa-singa itu berhenti tepat di tempat itu.
Bukankah itu suatu jawaban yang ajaib kepada doanya?"
Boneka : "Ya, sungguh menggembirakan mendengar hal itu, tetapi
saya senang saya tidak ada di sana."
Pembicara: "Saya juga mengakui bahwa saya tidak menghendaki ada
empat ekor singa mengikuti saya. Tetapi kita perlu ingat
bahwa apabila kita dalam ketakutan, Alkitab berkata bahwa
Allah akan memberikan malaikatnya menaungi kita untuk
memeliharakan kita. Allah mendengar kita apabila kita
berseru memohon pertolongan."
Boneka : "Adakalanya ketika saya takut, saya lupa berdoa."
Pembicara: "Hal itu dapat terjadi pada kita semua. Akan tetapi
Sudirman, Yesus adalah Gembala kita dan Dia menjaga kita
sama seperti gembala menjaga domba-dombanya."
Boneka : "Apakah Yesus menaruh perhatian kepada anak-anak domba
juga?"
Pembicara: "Tentu, Sudirman. Dia terutama memperhatikan anak-anak
domba-Nya."