Isi undangan tidak harus berisi undangan ke Sekolah Minggu, namun
juga bisa berisi undangan ke acara "khusus", yaitu acara yang
diadakan khusus untuk mengumpulkan anak-anak baru. Boleh acara
yang tanpa berkesan "ibadah" yang sering kurang diminati anak.
Apalagi jika diadakan di gereja, anak-anak yang non-Kristen akan
takut hadir. Karena itu, sebaiknya adakan di rumah-rumah saja.
Misalnya dengan mengadakan:
1. Rabu Gembira
Adakanlah acara permainan (benar-benar hanya bermain-main
bersama) di luar acara hari Minggu. Yang diundang adalah semua
teman bermain anak-anak.
Akan lebih efektif jika Rabu Gembira diadakan di rumah-rumah anak
Sekolah Minggu. Mereka boleh mengundang teman-teman sekampungnya,
atau teman sekolahnya. Tentu saja, pilih rumah anak yang banyak
anaknya, seperti di perumahan, perkampungan dan lain-lain.
Dalam acara tersebut, meskipun bukan ibadah, dan hanya permainan,
pilihlah permainan yang dapat "dimuati" pesan rohani. Kita bisa
"menyisipkan" beberapa kalimat pesan Kristen di dalamnya.
Acara di "pos" tersebut perlu diadakan beberapa kali (beberapa
minggu). Setelah 2-3 kali undang mereka ke Sekolah Minggu dengan
dijemput dan berangkat bersama. Jika mereka sudah hadir secara
"mapan" di Sekolah Minggu, "pos" tersebut boleh di"bubar"kan dan
buatlah "pos" baru di tempat lain lagi.
Mirip seorang "penambang" emas, guru harus pandai-pandai memilih
"daerah yang akan ditambang". Segera tinggalkan daerah-daerah
tersebut jika memang tidak memungkinkan". Sebaliknya lanjutkan
terus "pos" tersebut jika memang masih banyak "emas" yang bisa
ditambang. Awaslah jangan "terjebak" mempertahankan "pos" yang
tidak efektif, selain membuang waktu dan tenaga guru, juga
menghilangkan kesempatan, karena guru mungkin lebih berhasil
jika membuka "pos" di tempat lain. Perhatikan. Ini hanya "pos"
sementara, kecuali memang sangat potensial boleh ditindaklanjuti
dengan menjadikannya sebuah cabang baru.
2. Anjangsana ke Sekolah
Teknik ini sangat efektif. Mintalah izin ke sekolah tertentu
agar guru dan rombongannya (terdiri guru dan anak jika mungkin)
diizinkan hadir pada hari tertentu. Penulis dan rombongan pernah
memberikan:
a. Cerita di depan suatu kelas (pilih topik umum).
b. Drama singkat di kelas (pilih topik umum).
c. Sajian musik dan nyanyian.
d. Pembagian kenang-kenangan.
Pada saat itu kami memperoleh sambutan yang sangat hangat, baik
dari sekolah maupun dari murid. Akhirnya, kami justru diberi
"jadwal rutin 1-2 bulan satu kali. Di sekolah ini akhirnya kami
diizinkan membuka cabang Sekolah Minggu baru.
Tentu saja, kesempatan ini harus dimanfaatkan sebaik-baiknya,
hanya tim yang "terbaik" yang boleh ikut dalam beranjangsana ini.
3. Jasa Pelayanan Gratis
Adakanlah sewaktu-waktu kursus gratis, misalnya:
a. Kursus merangkai bunga.
b. Kursus masak-memasak.
c. Kursus melukis.
d. Kursus/les mata pelajaran sekolah.
e. Kursus belajar bersepeda.
Satu kursus yang paling BERHASIL untuk menjaring anak baru,
adalah: KURSUS BELAJAR BERSEPEDA GRATIS.
Orangtua sekarang sangat sibuk dan tidak dapat menemani anaknya
belajar bersepeda, terutama untuk anak kelas 1 - 4 SD. Carilah
lapangan yang agak luas dan cukup aman (sepi dari lalu lintas).
Beberapa guru menjadi pelatihnya. Untuk anak yang tidak mampu,
sepeda dapat dipinjami, tetapi untuk anak mampu mereka boleh bawa
sendiri. Kursus ini jangka pendek karena sesudah mereka "bisa
bersepeda" kurang lebih 2 bulan kursusnya dapat dihentikan dan
jika guru ada waktu luang, kursus baru dapat diadakan lagi,
terutama untuk anak-anak non kristen.
Tentu saja, dibutuhkan guru-guru yang setia dan memang mampu
dalam bidang yang dikursuskan. Bukalah pendaftaran kursus seluas-
luasnya, terutama untuk anak yang belum pernah mengikuti ibadah
Sekolah Minggu. Kursus sebaiknya diadakan di rumah-rumah yang
banyak anak-anaknya. Perhatikan teknik nomor 1, yaitu "pos"
akan efektif jika dekat dengan anak-anak.