Aplikasi Komik Kitab Suci sangat cocok untuk anak-anak remaja karena cara penyajiannya yang lucu dan segar karena menggunakan bahasa yang sederhana dan gaul.
Charles Nichols memberikan ringkasan kategori metode mengajar yang
digunakan oleh Yesus Kristus.
METODE VISUAL
Demonstrasi (menunjukkan) -- baik itu membersihkan gereja, maupun
membasuh kaki, Kristus mengajarkan hal ini dengan menunjukkan
bagaimana caranya.
Objek pelajaran -- seorang anak atau sebatang pohon yang layu
dapat digunakan untuk menyampaikan kebenaran.
Menulis di pasir -- meskipun apa yang ditulis-Nya tidak disimpan,
tetapi memberikan dampak pada mereka yang hadir pada saat itu.
Contoh -- banyak yang bertanya tentang doa dan kasih karena Ia
memberikan perumpamaan tentang kedua hal ini.
METODE VERBAL
Pernyataan -- Ia menggunakan berbagai pernyataan, baik
pernyataan yang langsung, provokatif, memperingatkan,
membandingkan, mendorong, maupun menyimpulkan.
Pertanyaan -- Ia juga menggunakan berbagai cara, seperti
retorik, pertanyaan perbandingan, permintaan, dan pertanyaan
secara langsung.
Peribahasa (amsal) dan retorik -- "kata-kata bijak" ini sering
digunakan, baik untuk memulai suatu pelajaran, maupun untuk
memengaruhi.
Kutipan -- Ia tahu dan menggunakan Perjanjian Lama dengan baik,
karena Perjanjian Lama adalah kitab yang tidak asing bagi
pengikut-Nya.
Perumpamaan -- dengan menggunakan gembala ataupun bangsawan,
kisah-kisah tentang keduanya merupakan bagian utama dari
ajaran-Nya.
Memperdebatkan suatu hal dari yang kecil sampai yang besar
tampaknya merupakan cara yang biasa dipakai Yesus untuk
menantang seseorang agar berpikir.
Ilustrasi -- dari burung sampai bunga, dari peristiwa yang baru
terjadi atau pun sejarah, Dia menggunakan benda ataupun
peristiwa untuk menyampaikan kebenaran-Nya.
Hiperbola -- Yesus ahli dalam menyatakan sebuah konsep saat
situasinya tepat, misalnya saat berurusan dengan pemuka-pemuka
agama.
Metafora/simile -- Yesus dapat dengan mudah membuat perbandingan
antara suatu objek dengan ajaran kebenaran yang ingin Dia
tanamkan pada murid-murid-Nya.
Paradoks/ironi -- Yesus menggunakan ide-ide yang tampaknya
bertentangan, kadang yang bersifat humor, dan kadang yang
menuntut untuk berpikir.
Permintaan -- Dia tidak ragu meminta sesuatu pada
murid-murid-Nya.
Diam -- Dia menggunakan metode mengajar yang populer ini untuk
mengindoktrinasikan sebuah ajaran.
METODE SAAT BERSAMA DENGAN MURID-MURID
Memberi pertanyaan -- Dia selalu membuka percakapan dengan
murid-murid-Nya, bahkan kepada mereka yang mencoba melontarkan
pertanyaan-pertanyaan menjebak.
Membuat pernyataan -- Ia mendorong murid-murid-Nya untuk
berinteraksi dengan-Nya, meskipun Dia tidak pernah ragu-ragu
untuk meralat pernyataan yang tidak tepat.
Memaksa berpikir -- Yesus tidak ingin murid-murid-Nya hanya
mendengarkan saja, tetapi Ia memaksa mereka untuk berpikir.
Memaksa untuk terlibat -- Ia juga tidak ingin murid-murid-Nya
hanya mendengarkan saja dan tidak melakukan apa-apa, Ia ingin
murid-murid-Nya melakukan suatu tindakan.
Memaksa para murid untuk menghadapi masalah yang sebenarnya --
Yesus berurusan dengan kenyataan, jadi Dia menempatkan para murid
dalam situasi yang nyata. Dia mengizinkan faktor internal
bekerja.
Menguji -- Ujian-ujian-Nya praktis, baik di darat maupun laut.
(t/Ratri dan Dian)