Menegur Murid


Jenis Bahan PEPAK: Tips

Menghadapi murid yang sulit untuk disiplin, terkadang membuat kita, sebagai guru, ingin selalu menghukumnya. Tetapi seharusnya, Anda tidak larut dalam emosi. Tegurlah mereka terlebih dahulu. Jangan berpikir kalau hanya dengan menegur saja, mereka tidak akan bisa berubah. Berikut ini saran-saran praktis agar teguran Anda dapat menjadi satu alat pendisiplinan yang berarti buat mereka.

MENEGUR MURID
  1. Bila semua usaha Anda untuk menangani seseorang atau sekelompok murid gagal, tanganilah mereka secara pribadi. Secara umum, jangan gunakan hukuman yang mempermalukan anak di depan orang banyak. Tegurlah mereka secara pribadi, tetapi jangan sampai Anda menyakiti hati murid dan memengaruhi pandangannya terhadap Kristus dalam kehidupannya. Sebagai seorang Kristiani, kita tidak pernah punya hak untuk menyakiti, bahkan saat kita harus menangani situasi yang paling sulit sekalipun.

  2. Menegur anak tidak berarti menghardiknya dengan kata-kata keras. Menegur bisa juga dengan jalan mendiskusikan masalah secara pribadi dengannya. Saat berdiskusi, pusatkan perhatian Anda pada hal-hal berikut:

    1. Berilah penjelasan yang cukup tentang suatu kesalahan yang dilakukan. Kaitkanlah dengan kerugian yang akan menimpa seluruh kelas, bukan hanya mengganggu Anda.
    2. Cobalah untuk mendapat kesepakatan tentang perbuatan yang dianggap salah. Pada umumnya, hindarilah pertanyaan seperti, "Mengapa kamu berbuat seperti itu?" Murid Anda jarang mengetahui jawabannya!
    3. Yakinkan murid bahwa Anda percaya, ia dapat memenuhi harapan Anda untuk berkelakuan baik di kelas. Dalam hal ini, cobalah untuk memperoleh persetujuan.
    4. Setelah murid mengerti, jelaskan kembali tentang kelakuan yang Anda harapkan. Jelaskan sespesifik mungkin. Sekali lagi, mintalah murid agar berkomitmen untuk berkelakuan baik dan tidak merugikan kelas.
    5. Ingatkan murid bahwa pilihan akan kelakuannya juga merupakan pilihan akan konsekuensi yang ditimbulkan. Arahkanlah murid untuk membuat kesepakatan bahwa ia sendirilah yang memilih hukuman itu.
    6. Dalam mengembangkan relasi pribadi murid dengan Tuhan, kadang- kadang ada waktu yang tepat, tetapi kadang-kadang juga tidak. Berserahlah sepenuhnya kepada pimpinan Roh Kudus saat Anda membimbing seorang anak untuk bertobat dan menerima Yesus sebagai Juruselamat pribadi. Pada saat yang sama, jangan melakukan tindakan yang menyakiti "untuk memaksa" murid. Kebajikan Allahlah yang memimpin seseorang pada pertobatan.
    7. Yakinkan murid bahwa Anda merindukan keberadaannya di kelas Anda. Tunjukkanlah bahwa Anda mengasihi dan melihat potensi besar dalam hidupnya saat ia menyerahkan hatinya kepada Allah dan memiliki disiplin pribadi.
    8. Berbagilah konsekuensi dari masalah yang berkelanjutan bila Anda rasa perlu.

  3. Tindaklanjuti satu atau dua hal yang telah Anda bicarakan secara pribadi dengan murid, minimal yang berusia sekolah dasar. Pertimbangkanlah untuk menyusun suatu kesepakatan mengenai kelakuan yang spesifik. Tuliskanlah kesepakatan itu dengan jelas beserta harapan dan konsekuensi yang disetujui kedua pihak, baik guru maupun murid. Pihak ketiga dapat menjadi saksi. Tentukan pula tanggal atau hari untuk mempelajari kesepakatan itu dan berilah satu salinan kepada murid. Pastikan untuk melaksanakan apa yang ada dalam kesepakatan itu.

  4. Sebagian dari kesepakatan setelah Anda menegur melalui pembicaraan empat mata dengan murid dapat digunakan untuk menetapkan tanda teguran akan kelakuan yang tidak baik. Tanda teguran tersebut mungkin berupa ketukan pensil di meja atau batuk pelan yang berarti murid tersebut hampir melakukan sesuatu yang tidak dapat Anda terima. Murid-murid yang lain tidak mengetahui tanda ini. Tanda ini, kadang-kadang, dapat membantu mengajar murid bagaimana memonitor tingkah lakunya sendiri.

  5. Berkonsultasilah dengan penyelia atau koordinator Anda mengenai cara-cara yang Anda rasa tidak efektif untuk menegur dan mengoreksi seorang murid. Biasanya terjadi bila Anda telah dengan terpaksa menegur murid di dalam kelas atau setelah mengadakan pembicaraan pribadi dengan murid, namun murid tetap tidak berubah. Atasan Anda dapat membantu memutuskan pendekatan alternatif atau menentukan bilamana orangtua murid perlu dihubungi.

  6. Jangan menegur murid dengan jalan menyebarkan kesalahan mereka kepada orang lain. Ini akan merusak reputasi murid, menimbulkan pengingkaran oleh orangtua, dan merusak kesatuan tubuh Kristus.

  7. Jangan ragu untuk menghubungi orangtua murid, tetapi perhatikan baik-baik cara pendekatan Anda. Bila Anda kecewa terhadap murid dan menegur murid dengan melontarkan komentar seperti, "Johnny sungguh tidak dapat diatur hari ini," atau "Ia membuatku gila!" Anda akan merusak suatu hubungan baik. Para orangtua harus merasakan bahwa Anda dan mereka tidak bertentangan. Sebaliknya, Anda berdua berada di pihak yang sama. Bila Anda tidak "menyerang", para orangtua pada umumnya tidak bersikap defensif. Katakanlah bahwa Anda sedang mengalami beberapa masalah, dan akan membantu bila Anda dan orangtua murid dapat duduk dan membicarakannya. Pilihlah waktu dan tempat, serta bersiaplah untuk memberi contoh masalah perilaku murid dan apa yang telah Anda lakukan untuk mengoreksi murid. Terbukalah terhadap saran- saran dari orangtua dan terimalah dukungan mereka. Bersamaan dengan itu, Anda meyakinkan mereka bahwa Anda mengasihi dan memperhatikan anak mereka.

  8. Anggaplah orangtua sebagai mitra kerja Anda, khususnya dalam memberi laporan peningkatan dan laporan tentang prestasi yang baik. Namun, tidaklah adil bila Anda mengharapkan orangtua untuk mengatasi masalah kedisiplinan di dalam kelas. Itu adalah tugas Anda. Kerapkali orangtua menunjukkan bahwa mereka ingin diberi laporan harian, tetapi guru malah memindahkan "beban" tindak lanjutnya kepada orangtua. Padahal, yang dimaksud orangtua adalah "Kami ingin mendengar bahwa anak kami mengalami kemajuan." Laporan negatif yang terus-menerus diberikan akan merusak hubungan Anda. Dan akhirnya, orangtua justru menjadi kurang yakin dengan kemampuan Anda sebagai guru untuk menangani murid secara positif.

  9. Bila murid tetap "bersikeras" untuk berkelakuan tidak baik dan tidak menanggapi teguran dari guru, langkah yang lebih serius haruslah diambil untuk mendiagnosa konflik emosional yang mungkin ada di dalam diri murid, misalnya kurangnya perhatian, masalah dalam hal belajar, atau penyebab utama lainnya. Berikut adalah beberapa saran mengenai hal ini:

    1. Adakan pertemuan dengan penyelia Anda, orangtua murid, dan para ahli yang dapat Anda akses untuk mempelajari masalah- masalah yang Anda hadapi.
    2. Berikan evaluasi profesional dan rekomendasi kepada anak supaya mendapat perawatan.
    3. Berikan konseling profesional bagi anak dan keluarganya.
    4. Berikan rekomendasi yang menjelaskan bahwa sekolah Anda bukanlah lingkungan pendidikan yang paling tepat bagi si anak, bahwa ia dapat dicoba dipindahkan ke tempat lain yang dapat memberinya kelas yang lebih baik dan pelayanan yang lebih memadai.

Kategori Bahan PEPAK: Anak - Murid

Sumber
Judul Artikel: 
Intervensi Pribadi
Judul Buku: 
100 Ide Efektif untuk Menerapkan Disiplin pada Anak-anak
Pengarang: 
Sharon R. Berry, Ph.D.
Halaman: 
38 - 45
Penerbit: 
Gloria Graffa
Kota: 
Yogyakarta
Tahun: 
2004

Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PEPAK

Komentar