Jenis Bahan PEPAK: Artikel
Apakah untuk menjadi guru Sekolah Minggu dituntut persyaratan
tertentu? Jawabannya dari pertanyaan ini adalah, tergantung dari
hasil bagaimana yang diharapkan? Jika puas dengan hasil yang
asal-asalan maka guru Sekolah Minggu tidak perlu memenuhi persyaratan tertentu.
Tetapi jika menginginkan hasil yang baik dan berkenan kepada Allah,
maka guru Sekolah Minggu perlu dituntut untuk memenuhi persyaratan tertentu agar
memberikan hasil yang sesuai dengan yang diharapkan.
Ada satu anggapan keliru yang beredar di kalangan masyarakat
Kristen, bahwa siapa saja bisa menjadi pekerja/pelayan Tuhan, karena
Tuhan maha kasih maka Ia mau menerima siapa saja untuk melayani Dia.
Ini biasanya diartikan bahwa Tuhan tidak hanya memilih orang yang
pandai, yang cakap, yang kaya dan yang mampu saja, karena Tuhan juga
menerima orang yang bodoh, yang tidak cakap dan miskin. Di satu sisi
anggapan itu bisa betul, tapi bisa salah jika kita tempatkan pada
sisi yang lain hal ini menjadi sangat salah, karena bisa diartikan
juga bahwa Tuhan menerima orang yang malas, tidak setia, yang suka
mencuri dan yang tidak takut akan Tuhan. Apakah betul demikian?
Pernahkah anda membaca dan merenungkan ayat-ayat berikut ini?
"janganlah banyak orang diantara kamu mau menjadi guru; sebab kita
tahu, bahwa sebagai guru kita akan dihakimi menurut ukuran yang
lebih berat." (Yakobus 3:1)
"Mereka (diaken/pelayan Tuhan) juga harus diuji dahulu, baru
ditetapkan dalam pelayanan itu setelah ternyata mereka tak
bercacat." (1 Timotius 3:10)
"sebagai pangatur rumah Allah seorang penilik jemaat (pelayan Tuhan)
harus tidak bercacat, tidak angkuh, bukan pemberang, bukan peminum,
bukan pemarah, tidak serakah ..." (Titus 1:7)
"Seorang hamba Tuhan tidak boleh bertengkar, tetapi harus ramah
terhadap semua orang. Ia harus cakap mengajar, sabar dan lemah
lembut menuntun orang yang suka melawan," (2 Timotius 2:24)
Masih ada ayat-ayat lain yang senada, yang memberikan peringatan
akan syarat-syarat yang harus dipenuhi bagi pelayan/hamba Tuhan.
Bukankah guru-guru Sekolah Minggu adalah hamba-hamba Tuhan? Maka berarti
syarat-syarat di atas juga berlaku bagi guru Sekolah Minggu. Seperti kita ketahui
Allah memberi penghargaan yang besar, tapi sekaligus juga
tanggungjawab yang berat kepada pelayan Tuhan dan guru Sekolah Minggu. Di atas
bahu guru Sekolah Minggu inilah tergantung masa depan generasi penerus gereja
Tuhan. Yang menjadi syarat bukan masalah pandai atau bodoh, kaya
atau miskin, tapi masalah hati. Jika seseorang telah menyerahkan
hatinya kepada Tuhan maka Tuhan akan membentuk dan memperlengkapi
mereka dengan kemampuan yang sesuai dengan panggilan yang Tuhan
berikan. Hati yang bagaimanakan yang diinginkan oleh Tuhan?
- Hati yang Baru
Guru Sekolah Minggu haruslah seorang yang sudah lahir baru, yang rohnya telah
dibaruhi oleh Roh Kudus. Guru memiliki kewajiban untuk
memperkenalkan Kristus pada anak-anak. Hal ini hanya akan mungkin
terjadi bila guru telah mengenal Tuhan Yesus secara pribadi.
Hanya guru yang telah mengenal Allah dengan sungguh-sungguh dan
mengalami kasihNya yang luar biasa, yang dapat memberikan
gambaran yang benar tentang Allah (Yohanes 3:3; 1 Korintus 2:14;
2 Korintus 5:17).
- Hati yang Lapar
Pelayan anak dan guru Sekolah Minggu haruslah seorang yang
memiliki hati yang selalu lapar dan haus akan Firman Tuhan. Dari
persekutuan dengan Firman Tuhan, guru akan bertumbuh dan selalu
siap memberi berkat karena dengan berakar di dalam Firman Tuhan
maka hidupnya akan menjadi seperti aliran air hidup yang tidak
akan menjadi kering (1 Petrus 2:2; Yohanes 6:35).
- Hati yang Taat
Panggilan menjadi guru untuk mengajar Firman Allah bukanlah tugas
yang optional, karena mengajar adalah ketaatan menjalankan Amanat
Agung Yesus Kristus. Hidup seorang pelayan Tuhan adalah hidup
dalam ketaatan, ia rela menjalankan kehendak Tuhan karena
hidupnya adalah milik Kristus (Filipi 1:21-22; Galatia 2:20-21).
- Hati yang Disiplin
Guru Sekolah Minggu harus mempunyai hati yang disiplin dan tidak mudah putus
asa karena kesulitan. Guru juga harus bisa memaksa diri untuk
tidak hanyut dalam kejenuhan karena rutinitas mengajar dan
belajar.
Hati yang disiplin menolong kita untuk senantiasa melayani secara
konsisten, berapi-api dan tanpa pamrih (Roma 12:11; 2 Korintus 4:8).
- Hati yang Mengasihi
Pelayan anak dan guru Sekolah Minggu yang telah mengalami kasih Tuhan akan
sanggup mengasihi anak-anak didiknya, sekalipun kadang mereka
nakal, bandel dan sulit dikasihi. Setiap anak adalah berharga
di mata Tuhan. Oleh karena itu Tuhan ingin supaya kita mengasihi
mereka sebagaimana Tuhan mengasihi kita. Kasih Tuhan memungkinkan
kita mau berkorban memberikan yang terbaik bagi Tuhan dan anak
didik kita (Yohanes 3:16; Efesus 4:1-2).
- Hati yang Beriman
Pelayan anak dan guru Sekolah Minggu harus senantiasa bersandar pada Tuhan
dan bukan kepada kekuatan sendiri, karena Dialah yang memimpin
dan menolong kita (Amsal 3:5; 2 Timotius 1:12).
- Hati yang Mau Diajar
Sebelum pelayan anak dan guru Sekolah Minggu melayani dan mengajar anak-anak,
mereka harus terlebih dahulu mau belajar dan dilatih dengan pokok-
pokok kebenaran Firman Tuhan dan juga ketrampilan mengajar. Guru
yang baik biasanya adalah juga murid yang baik dalam kebenaran.
Oleh karena itu guru harus rendah hati, termasuk mau dikritik
dan ditegur supaya ia bisa terus belajar (Yesaya 50:4; 1 Timotius 4:6).
- Hati yang Suci
Hidup suci adalah modal utama bagi seorang pelayan Tuhan yang
ingin memberikan teladan hidup yang benar dan berkenan kepada
Tuhan.
Ia tidak akan membiarkan hidupnya dikotori oleh kebiasan buruk
dan perbuatan-perbuatan dosa yang akan memalukan nama Tuhan
(1 Petrus 1:15; 1 Timotius 4:12).
Sedemikian tingginyakah syarat-syarat yang diberikan oleh Tuhan bagi
pelayan-pelayanNya? Ya, namun Tuhan tidak menuntut kita memiliki
semua itu dalam waktu seketika. Kita semua ada dalam proses. Roh
Kudus akan terus menerus memimpin hidup kita supaya hidup kita
semakin hari menjadi semakin sempurna seperti Kristus.