Yusuf -- Cerita yang Penuh Warna


Jenis Bahan PEPAK: Bahan Mengajar

Ayat hafalan
Roma 8:28

Konsep pengajaran
Dalam cerita yang penuh warna ini, murid-murid Anda akan belajar tentang Yusuf dan kakak-kakaknya, serta bagaimana Tuhan mengubah suatu keadaan yang buruk menjadi sesuatu yang baik. Mereka akan belajar bahwa Tuhan tidak pernah meninggalkan mereka, apa pun yang terjadi dan bagaimana pun perilaku mereka. Pelajaran ini dipertajam dengan keterampilan dan kegiatan yang menggunakan warna-warna yang sama seperti yang disebutkan dalam cerita. Warna-warna ini menggambarkan sifat perasaan dan perilaku.

Kegiatan pembuka

  1. Sebuah gambar Yusuf yang berwarna -- Yusuf dan jubahnya yang berwarna-warni.
  2. Bila murid-murid Anda masih kecil, mereka akan senang bermain kain perca. Guntinglah kain perca itu dalam bentuk persegi. (Anda juga bisa membeli kain ini di toko barang bekas atau pada saat toko cuci gudang atau guntinglah pakaian yang sudah tidak dipakai menjadi bentuk persegi kecil-kecil.) Biarkan murid-murid Anda bermain dengan kain-kain itu. Mereka mungkin ingin mengelompokkan kain-kain itu berdasarkan warna atau polanya. Anda juga bisa meminta mereka untuk memilih kain mana yang mereka suka atau pola mana yang akan mereka pilih bila ibu mereka akan membuatkan baju untuk mereka. Anda juga bisa meminta murid-murid Anda untuk mengambil kain mana yang mereka suka untuk kemudian dikumpulkan dan ditempel di buku koleksi kain perca.

Pelajaran
Hari ini kita akan mendengarkan cerita yang penuh warna. Dengarkan baik-baik dan lihat berapa warna yang bisa kalian lihat di cerita ini.

Dulu ada seseorang bernama Yakub yang memunyai dua belas anak laki-laki. (Anda bisa menempelkan gambar dua belas tokoh ini di papan tulis dan mintalah kepada anak-anak untuk menghitungnya saat Anda menempelkannya atau minta mereka untuk menghitungnya bersama-sama dengan Anda setelah gambar ditempelkan.) Tetapi dari semua anak ini, Yusuf adalah anak yang paling disayanginya. (Lingkarilah salah satu gambar untuk menunjukkan Yusuf.) Yakub ingin menunjukkan betapa ia mengasihi Yusuf sehingga ia membuat sebuah jubah istimewa untuk Yusuf. (Tempelkan jubah putih dari kertas di atas gambar Yusuf atau tempelkan lagi satu gambar Yusuf.) Jubah ini sangat indah dan kapan pun Yusuf mengenakannya, saudara-saudaranya merasa iri (iri ditandai dengan warna hijau). Mereka tidak merasa ini semua tidak adil karena Yusuf mendapatkan jubah yang indah itu sementara mereka tidak.

Kadang-kadang Yusuf ingin melihat apa yang dikerjakan oleh kakak-kakaknya, tetapi ia tidak diizinkan oleh ayahnya sehingga ia melarikan diri dari rumah dan mengatakan hal itu kepada kakak-kakaknya. Perbuatannya ini justru membuat kakak-kakaknya semakin marah. Hati mereka menjadi kelam (hitam) karena iri dan prasangka buruk terhadap adiknya ini. (Tambahkan beberapa garis hitam pada jubah itu.) Suatu hari, Yusuf disuruh ayahnya untuk menengok kakak-kakaknya yang sedang menggembalakan domba di padang. Dari kejauhan, kakak-kakaknya melihatnya datang karena ia memakai jubah yang penuh warna itu dan mereka kemudian mulai berkata-kata yang jahat tentangnya dan membuat rencana jahat yang akan mereka lakukan karena mereka sangat membenci Yusuf.

Saat Yusuf sudah dekat, mereka memeluknya dan melepaskan jubahnya yang indah itu. Mereka membuang Yusuf ke sebuah sumur yang dalam dan gelap. Yusuf sangat takut. Ia hanya bisa melihat kegelapan. (Tambahkan lagi garis hitam.)

Kemudian kakak-kakak Yusuf melihat segerombolan orang yang lewat yang menuju ke Mesir. Kakak-kakak Yusuf itu segera mengeluarkannya dari sumur yang gelap itu dan menjualnya kepada orang-orang itu untuk mereka bawa ke Mesir menjadi budak mereka.

Kakak-kakaknya ini tidak bisa pulang tanpa membuat suatu rencana. Mereka memutuskan untuk membunuh seekor domba dan memercikkan darah merahnya ke seluruh jubah Yusuf yang indah itu. (Tambahkan warna merah ke jubah.) Mereka membawa jubah itu pulang dan mengatakan kepada ayah mereka bahwa Yusuf telah diserang oleh binatang buas dan hanya jubahnya yang tertinggal.

Hal ini membuat ayah Yusuf sedih. Ia mengira anak yang ia kasihi telah pergi selamanya. (Tambahkan warna biru di jubah.) Ia menangis dan berduka karena kehilangan anak yang ia kasihi selamanya.

Tetapi ini bukanlah akhir dari cerita. Tuhan ada bersama Yusuf dan menjaganya. Tuhan memiliki rencana atas hidup Yusuf.

Tuhan melihat Yusuf. Yusuf bukanlah anak yang sempurna. Ia mungkin dimanja dan diakui (sombong), serta seorang pengadu. Kakak-kakaknya iri dan berbuat jahat kepadanya. Tetapi Tuhan mengubah situasi yang tidak baik menjadi sesuatu yang baik. Kita akan melihat bagaimana Tuhan mengembalikan perbuatan jahat menjadi perbuatan baik.

Kadang-kadang ada kejadian yang tidak menyenangkan yang terjadi dalam hidupmu sehingga kamu berpikir hal itu tidak adil. Mungkin ada orang yang mengganggumu atau mengejekmu. Atau ada salah seorang dalam keluargamu yang sakit atau tidak memunyai pekerjaan. Tuhan ingin kamu tahu bahwa Ia selalu ada bersamamu apa pun yang terjadi. Ia mengawasimu dan keluargamu. Ia bersamamu ke mana pun kamu pergi, dan apa pun yang kamu lakukan. Ia bisa mengubah sesuatu yang tidak baik menjadi baik.

Jadi, jika kamu memunyai masalah atau terjadi sesuatu yang tidak menyenangkan, ingatlah bahwa Tuhan bersamamu. Saat kamu berdoa kepada-Nya, Tuhan ada untuk mendengarkan masalah-masalahmu.

Doa
Mintalah tiap anak untuk melipat tangan, menutup mata mereka, dan menirukan apa yang Anda katakan.

Tuhan,
Terima kasih karena Engkau ada bersamaku
Apa pun yang terjadi
Terima kasih Engkau bisa
mengubah hal yang tidak baik
menjadi baik.
Dalam nama Yesus
Amin

Pertanyaan
Tanyakanlah kepada anak-anak warna apa saja yang mereka dengar dalam cerita ini. Diskusikan setiap warna dan bagaimana mereka menggambarkan emosi dari tiap warna itu. (t/Ratri)

Kategori Bahan PEPAK: Pengajaran - Doktrin

Sumber
Judul Artikel: 
Joseph - A Very Colorful Story
Judul Buku: 
Danielle`s Place of Craft and Activities

Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PEPAK

Komentar