Kesaksian Natal berikut ini dapat Anda jadikan satu cerita Natal yang indah untuk anak-anak.
Natal selalu datang pada saat yang berbeda bagi saya setiap tahun. Saya tidak pernah tahu secara tepat kapan datangnya atau apa yang membangkitkan semangatnya, tetapi saya selalu yakin bahwa hal itu akan terjadi.
Tahun lalu saat itu terjadi pada waktu saya berkunjung ke rumah orangtua saya di Conneaut, Ohio. Hari itu cuaca sangat dingin, salju turun disertai angin yang kencang. Saya sedang memandang ke luar dari jendela rumah kami yang berseberangan dengan gereja Santa Maria. Para pengerja baru saja selesai membuat patung hiasan yang menggambarkan suasana pada waktu kelahiran Tuhan Yesus di halaman gereja ketika anak-anak pulang sekolah. Anak-anak dengan gembira berkumpul mengelilinginya, tetapi mereka tidak lama di situ karena cuaca waktu itu sangat dingin.
Semua anak-anak cepat-cepat pergi -- kecuali seorang anak perempuan yang mungil yang berusia kira-kira enam tahun. Angin menerpa kakinya yang telanjang dan menyibakkan bagian depan mantelnya, tetapi ia tidak peduli. Seluruh perhatiannya terpaku pada patung-patung hiasan di depannya. Patung yang mana, saya tidak tahu. Apakah Maria? Sang Bayi? Ternak-ternak? Saya ingin tahu.
Lalu saya melihat ia melepaskan selendang wol berwarna biru yang menutupi kepalanya. Angin yang bertiup kencang menyibakkan rambutnya, tetapi rupanya ia juga tidak mempedulikannya. Ia hanya memikirkan satu hal. Dengan penuh kasih ia membalut selendang itu di sekeliling bayi Yesus. Setelah itu, ia membelai bayi itu dan mencium pipinya. Dengan rasa puas, ia melompat-lompat di sepanjang jalan, rambutnya penuh dengan butiran-butiran es yang berkilauan.
Sekali lagi Natal telah tiba.
- Mary An Matthews
Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PEPAK