Ibadah, persekutuan, doa, dan melayani Tuhan itu semua penting bagi orang Kristen. Tetapi, dalam hidup kekristenan tidak ada unsur yang lebih penting daripada pendalaman Alkitab. Unsur-unsur yang lain itu mempengaruhi pertumbuhan orang Kristen, tetapi sesungguhnya tidak dapat menggantikan pendalaman dan penguasaan Firman Allah yang tertulis.
Banyak hal yang dapat kita kerjakan untuk mempermudah diri kita untuk memahami Alkitab:
Tentu kita dapat membaca Alkitab lebih dari satu kali dalam sehari. Namun, faktor kesibukan atau jadwal kerja kita yang padat akan menyebabkan kita tidak sempat mempelajari Alkitab. Kita harus mendisiplinkan hidup kita untuk mempunyai waktu setiap hari guna mempelajari Alkitab, sama seperti kita mendisiplinkan diri untuk tidur selama delapan jam, menggosok gigi, dan makan dengan cukup tiga kali setiap hari.
Berapa lama waktu yang harus kita pergunakan untuk belajar Alkitab? Itu tergantung pada tiap-tiap orang. Orang yang sudah dewasa imannya dan yang punya waktu, akan belajar Alkitab selama satu atau dua jam sehari.
Sebaliknya, orang Kristen baru, mungkin merasa sukar memusatkan perhatian untuk mempelajari isi Alkitab dalam waktu yang lama. Beberapa orang Kristen mungkin mempunyai jadwal yang padat. Mereka mungkin hanya punya waktu sepuluh atau lima belas menit sehari.
Tentu saja, menyediakan waktu yang lebih lama untuk belajar Alkitab akan lebih baik dibandingkan dengan menyediakan waktu yang singkat, selama waktu tersebut digunakan dengan sungguh- sungguh dan tanggung jawab lainnya tidak diabaikan. Tetapi, lamanya waktu tidak sepenting mempelajari Alkitab secara teratur.
Mempelajari Alkitab pada waktu yang sama setiap hari akan menolong kita terbiasa dalam melakukannya. Pukul berapakah sebaiknya itu? Pagi hari? Malam hari? Hal ini, kembali tergantung pada tiap-tiap orang. Pilihlah waktu di mana perhatian Saudara masih tajam. Ada orang yang suka waktu malam. Tetapi untuk sebagian besar dari kita, waktu yang paling baik ialah pagi hari. Pada malam hari, biasanya kita lelah setelah bekerja berat seharian, dan kita tak dapat memusatkan perhatian.
Kenalilah seluruh Alkitab, jangan hanya satu kitab atau satu
bagian saja. Saudara dapat dengan mudah membaca isi seluruh
Alkitab dalam setahun dengan cara membaca lebih dari tiga pasal
sehari. Itu cara yang mudah untuk diikuti, dan akan menunjukkan
banyak hal kepada Saudara. Di antara bagian kitab yang Saudara
baca, tampaknya seperti tidak berkaitan dengan hidup Saudara,
tetapi ingat, dalam
Membaca Alkitab secara acak-acakan dengan membuka sana-sini, bukanlah cara yang terbaik. Membaca bagian apa saja sesuai dengan keinginan kita akan menyebabkan hilangnya keseimbangan dan kedalaman dari hal yang kita pelajari. Jika kita melakukan hal tersebut, maka kita akan mengakhiri dengan hanya membaca bagian yang ingin kita baca saja. Kita memilih bagian yang menarik atau menyenangkan kita, dan kita mengabaikan bagian-bagian lain yang penting bagi pertumbuhan iman kita. Ambil satu bagian dan pelajarilah dengan sungguh-sungguh. Bacalah untuk mengetahui isinya dan juga untuk mengambil serta melakukan penerapannya.
Cara ini akan menghindarkan Saudara dari hanya sekedar membaca
dan hafal kitab demi kitab itu sendiri. Pada zaman Kristus, para
Ahli Taurat dapat menyebutkan berapa halaman yang terdapat pada
satu kitab dan berapa huruf ada pada setiap halaman. Karena
mereka itulah, maka kita sekarang dapat mempunyai salinan Alkitab
yang tepat. Tetapi, Yesus berkata kepada mereka bahwa sekalipun
demikian hebat mereka menyelidiki Alkitab, mereka tidak
memperoleh apa-apa. Mereka tidak percaya kepada Yesus (lihat
Bahkan orang Kristen pada zaman modern ini pun dapat terperangkap dengan hal seperti itu. Orang dapat saja menyebut nama dua belas rasul atau semua suku bangsa Israel, semua raja, semua masa dalam sejarah Alkitab, dan juga semua fakta alkitabiah lainnya, tetapi secara rohani ia tidak mendapat keuntungan dari pengetahuan tersebut.
Cara untuk terlepas dari perangkap itu ialah dengan berdoa.
Penulis kitab Mazmur 119 menunjukkan sikap yang tepat,
"Lakukanlah kebajikan kepada hamba-Mu ini, supaya aku hidup, dan
aku hendak berpegang pada firman-Mu. Singkapkanlah mataku, supaya
aku memandang keajaiban-keajaiban dari Taurat-Mu" (
Kalau saya berdoa seperti itu pada waktu saya mulai mempelajari Alkitab, saya tidak akan mempelajarinya dengan nalar saja. Namun, saya akan berpikir bahwa Tuhan sekarang sedang berbicara kepada saya. Apa yang akan dikatakan oleh Tuhan? Apakah yang harus saya lakukan sebagai tanggapan atas Firman itu?
Sementara mempelajari, Saudara perlu mengajukan pertanyaan- pertanyaan pribadi. Bagaimana penerapannya bagi diri saya? Apakah hal ini menunjuk pada sesuatu yang harus saya kerjakan? Atau sesuatu yang tidak boleh saya kerjakan? Apa yang dikatakannya mengenai kehendak Tuhan bagi hidup saya? Apakah yang dikatakan tentang cara menyenangkan Tuhan? Apakah sekarang saya menyenangkan Tuhan?
Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PEPAK