Guru sebagai Pelajar


Jenis Bahan PEPAK: Artikel

Banyak guru yang tidak menyadari bahwa ia juga memiliki peran sebagai pelajar, sebagai seorang murid. Ketidaksadaran ini disebabkan karena selama ini ia lebih bertindak sebagai orang yang berwibawa, yang "serba tahu", yang memiliki pengetahuan lebih daripada murid-muridnya. Pemikiran seperti ini seringkali menyebabkan seorang guru tidak bersedia dikategorikan sebagai seorang pelajar. Padahal tak dapat disangkal bahwa setiap kali membuat persiapan pelajaran, mau tidak mau dia juga harus belajar.

Guru yang menyadari bahwa dirinya juga seorang pelajar akan sangat mendorong anak didiknya untuk lebih giat lagi belajar. Sikap guru yang tetap selalu giat mencari dan menambah pengetahuannya akan mudah dirasakan dan ditiru oleh anak didik. Usaha guru untuk mencari pengetahuan terus-menerus akan meyakinkan anak didiknya bahwa ketidaktahuan bisa digunakan sebagai alasan untuk berkembang daripada menjadi suatu halangan.

Peran guru sebagai pelajar sangat bermanfaat bagi dirinya, terlebih bagi anak didiknya. Dia mengambil banyak keuntungan dari mengajar. Ketika mengajar, guru banyak mendapat masukan, baik dari bahan- bahan mata pelajaran yang diajarkan maupun dari topik-topik yang berhubungan dengan itu. Sebagai pelajar, seorang guru jangan sampai mudah merasa puas. Salah satu faktor terpenting dalam mengajar ialah perasaan belum puas akan kecakapan dan pengetahuan yang sudah dimiliki secara terus-menerus. Seorang guru harus mempunyai keinginan untuk berusaha mencapai kemahiran yang lebih tinggi lagi. Dengan begitu, untuk meningkatkan profesionalitas guru Kristen, dia harus terus-menerus belajar. Dan sudah tentu sebagai pelajar, guru adalah seorang yang dinamis dan berkembang.

Ada manfaat yang akan diterima anak didik dari guru yang dinamis dan berkembang karena senang belajar. Mereka akan senantiasa mendapat hal-hal baru yang segar karena gurunya juga selalu menyajikan hal- hal baru yang didapatkannya. Dengan demikian, anak didik secara otomatis juga akan lebih berkembang karena masukan yang didapatkan bukanlah barang lama, tetapi yang baru dan segar.

Agar pengajaran menjadi sangat dinamis, seorang guru yang berkembang hendaknya selalu mencari saran-saran untuk mempertahankan atau bahkan meningkatkan kegairahan yang sedang dirasakannya. Cara yang terbaik untuk guru tersebut ialah dengan selalu belajar lagi dan menggabungkan pelajaran yang baru itu dengan pengetahuan lama yang telah ia ajarkan. Dengan begitu, pelajaran yang lama dapat tetap bersifat baru bagi anak didik.

Dari manakah seorang guru mendapatkan sumber-sumber informasi? Tentu guru bisa memakai banyak sekali sumber informasi seperti literatur. Namun, sumber informasi yang paling vital adalah anak didik. Dengan demikian, kalau seorang guru Kristen berhenti belajar dari anak didik, mereka juga akan berhenti belajar dari guru.

Dari anak didik, guru Kristen akan mendapat banyak pelajaran. Tiap guru dapat belajar tentang perkembangan anak didik baik dari segi moral, mental, emosi, sosial, maupun dari segi kerohanian sesuai dengan tingkatan usia mereka. Guru Kristen yang sungguh-sungguh terpanggil untuk melayani, mendidik, dan membimbing akan memberikan perhatiannya untuk belajar dan memahami anak didik, serta berusaha untuk memahami mereka dengan segala gaya hidup mereka masing-masing. Anak didik adalah individu yang berbeda dari anak lainnya. Setiap mereka memiliki keunikan sendiri yang tidak dimiliki oleh yang lainnya. Masing-masing mempunyai kebutuhan, kemampuan, serta perasaannya sendiri. Hal-hal itulah yang dapat dan harus dipelajari oieh guru Kristen.

Namun, ada penghambat bagi terlaksananya peran guru sebagai pelajar. Hambatannya datang dari diri guru itu sendiri. Ia beranggapan bahwa dirinya telah mengetahui semuanya sehingga ia tertutup untuk mendapatkan masukan-masukan baru. Ia tidak menyadari bahwa ilmu pengetahuan selalu berkembang sehingga ia perlu untuk terus memantau dan mengikuti perkembangan itu.

Ada juga guru yang beranggapan bahwa jawaban-jawaban terhadap pengetahuan yang diterimanya saat pertama kali belajar/persiapan dulu merupakan jawaban terbaik. Pengalaman-pengalaman lama guru itu adalah satu-satunya pengetahuan yang terbaik buat dirinya, juga bagi anak didiknya. Guru ini mengajar hal-hal lama yang betul-betul dikuasainya dengan cara-cara yang lama, yang sudah menjadi kebiasaannya sehingga terasa mudah bagi dirinya. Biasanya guru seperti ini tidak terlalu senang jika anak didik (khususnya kaum muda) bertanya-tanya tentang hal yang sedang "ramai dibicarakan", yang sedang populer, atau dengan memakai istilah sekarang yang sedang "trendi". Jika ia tidak dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, hal itu akan mempersulit dan memojokkan posisinya sebagai guru dan akan menurunkan wibawanya. Oleh karena itu, guru semacam ini akan menutup diri untuk mencari dan melakukan penelitian.

Ada beberapa cara yang dapat menolong dan menunjang peran guru sebagai pelajar. Pertama adalah dengan melakukan penelitian tentang mata pelajaran yang sedang diajarkan. Penelitian ini dapat dilakukan pada saat melakukan persiapan pelajaran. Dalam persiapan itu, ia dapat mengumpulkan data-data dari buku-buku teks penunjang pedoman pengajaran. Penelitian juga dapat dilakukan dari buku-buku di luar buku penunjang. Dari penelitian terhadap sumber-sumber di luar pelajaran yang diajarkannya itu, ia dapat melihat hubungan antara mata pelajarannya dengan pengetahuan lain sehingga ia perlu mencari dan meneliti pengetahuan yang lain itu, ini tentunya akan sangat menunjang kemajuan profesinya.

Pengamatan terhadap kejadian di sekeliling juga dapat menjadi sumber yang baru bagi mata pelajaran yang diajarkan seorang guru. Kejadian atau peristiwa yang ia amati dapat menjadi bahan ilustrasi yang dapat memperjelas pemahaman anak didik terhadap pelajaran sehingga menimbulkan minat mereka untuk belajar. Bahkan lebih jauh lagi, anak didik dapat menghubungkan kejadian atau peristiwa sehari-hari di sekelilingnya dengan pelajaran yang diterimanya.

Ada upaya lain yang dapat menolong dan menunjang peran guru sebagai pelajar, yaitu dengan cara mengikuti sekolah lagi. Untuk menambah pengetahuan, guru dapat mengikuti sekolah yang jenjangnya lebih tinggi. Dia juga dapat mengikuti seminar-seminar yang berkaitan dengan profesinya sebagai guru. Hal ini akan membuka cakrawala berpikirnya dan memperluas pemahamannya karena di tempat ini ia akan bertemu dengan orang-orang yang memiliki pengalaman dan permasalahan yang sama atau berbeda. Pengalaman yang berbeda itu yang akan memperkaya guru. Mungkin upaya yang satu ini agak sulit untuk dilaksanakan, namun cara ini akan sangat mendukung profesi guru.

Mengajar yang berhasil memerlukan penyelidikan yang tekun dan persiapan yang saksama dari tiap-tiap pelajaran. Dari situlah diketahui bahwa persiapan yang dipikirkan masak-masak merupakan kunci untuk mengajar dengan lebih baik. Maka dari itu, guru yang membuat persiapan sebaik-baiknya akan memperoleh hasil yang terbanyak. Demikianlah guru yang mau bekerja keras, menguasai baik- baik setiap pelajaran, akan menikmati kepuasan yang lebih besar dalam pekerjaannya.

Peran guru Kristen sebagai pelajar ini membantunya supaya lebih cakap dan lebih mahir dalam menggunakan keahliannya, juga memacu dirinya supaya mempunyai keinginan untuk berusaha mencapai kemahiran yang lebih tinggi lagi. Peran ini sangat menunjang seorang guru Kristen untuk lebih profesional dalam profesinya.

Kategori Bahan PEPAK: Guru - Pendidik

Sumber
Judul Buku: 
Sahabat Gembala Desember
Pengarang: 
Yoke Tode, S.Th.
Halaman: 
14 - 17
Bab: 
Quovadis Guru Kristen?
Penerbit: 
Yayasan Kalam Hidup
Kota: 
Bandung
Tahun: 
1993

Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PEPAK

Komentar