Melalui bahan mengajar berikut ini, guru SM dapat menanamkan rasa
percaya diri pada anak SM-nya. Bacalah baik-baik bahan mengajar ini
dan berdoalan agar pelajaran di bawah ini dapat menjadi berkat bagi
anak-anak SM dan bagi Anda juga.
MENERIMA DIRI SENDIRI YANG UNIK DAN ISTIMEWA
Tujuan:
Anak mensyukuri keberadaan dirinya sendiri, dan dengan sukacita
menerima kelebihan dan kekurangannya.
Kreasi Simulasi -- Melukis "Siapakah Aku?":
Kepada setiap anak dibagikan satu lembar kertas kosong. Mintalah
anak-anak menggambar satu ciri pada dirinya yang dapat dikenali oleh
orang lain. Jelaskan bahwa lukisan itu nantinya akan diberikan
kepada teman yang lain tanpa mengetahui nama orang yang melukisnya.
Jika teman tersebut tidak bisa mengenali siapa yang dimaksud dalam
lukisan itu, maka ia akan mendapatkan hukuman. Jadi, ia harus
berusaha membuat satu lukisan yang menunjukkan ciri-cirinya agar
orang lain dapat mengenalinya. Misalnya: mode rambutnya, mungkin
corak bajunya, atau lainnya. Jadi tidak perlu menggambar diri
secara lengkap, cukup hal yang menjadi cirinya saja, misalnya cukup
menggambar sepatunya (jika ini cirinya), atau bajunya (jika ini
cirinya), atau model matanya (jika ini cirinya). Berilah waktu 10
menit untuk menggambar diri.
Kemudian kumpulkan kertas-kertas tersebut. Setiap anak dilarang
mencantumkan namanya di gambarnya. Kemudian bagikan gambar tersebut
secara acak. Setelah setiap anak memperoleh satu gambar, dalam
waktu bersamaan mintalah setiap anak menentukan siapa yang dimaksud
dengan gambar itu. Guru mewawancarai setiap anak dan gambar yang di
tangannya.
Tugas guru bukan mengolok-olok kekurangan gambar, apalagi kekurangan
fisik yang menjadi ciri seorang anak. Guru tidak boleh mengolok-olok
anak yang gemuk, berkacamata, yang kecil dan sebagainya. Tetapi
sebaliknya guru mengarahkan bahwa ternyata Tuhan sangat baik,
diciptakannya manusia dengan berbagai macam, semuanya indah. Setiap
orang memiliki kelebihan dan kekurangan, tetapi kita tidak perlu
merasa minder, takut apalagi lalu merasa benci kepada diri sendiri.
Guru menjelaskan kasih Tuhan dan 1001 macam keunikan manusia ciptaan
Tuhan, yang lebih cerdas dari semua binatang.
Acara ditutup dengan upacara "menyayangi diri sendiri". Caranya:
setiap anak diminta berdiri dan "menyentuh" dengan penuh kasih pada
bagian badan tertentu dengan kedua telapak tangannya. Misalnya, guru
mengarahkan: "Ayo kita cintai rambut kita yang selalu tumbuh subur",
"Mata kita yang dapat dipakai melihat", "Telinga kita yang dapat
dipakai untuk mendengar", dan seterusnya, dari ujung rambut sampai
ke kaki. Namun hati-hati agar bagian-bagian tubuh yang sering
ditafsirkan secara porno oleh anak-anak lebih baik jangan disebut.
Kemudian acara diakhiri dengan berdoa dan mengucap syukur bersama.