Mengajar bukanlah suatu pekerjaan yang mudah. Memang, seorang guru pasti menguasai pengetahuan yang akan diajarkan kepada murid-muridnya bahkan ia mempunyai metoda yang mutakhir supaya murid-muridnya dapat cepat memahami pelajaran yang mereka terima. Saya menyadari bahwa dalam proses pengajaran, saya harus menerapkan ajaran kasih kepada murid-murid. Sifat setiap murid itu berbeda-beda -- ada yang bodoh, ada yang nakal, ada yang selalu minta perhatian, dan ada juga yang senang mengacau suasana kelas.
Kebiasaan guru yang kurang baik, karena ia kurang menguasai keadaan; adalah menggunakan senjata yang paling akhir, yaitu marah-marah lalu menghukum murid. Di dalam benak saya memahami bahwa saya seorang guru, namun saya juga seorang Kristen. Oleh karena itu, saya selalu berusaha untuk memperoleh hikmat dari Tuhan agar saya dapat mengatasi setiap masalah yang muncul dalam proses mengajar. Saya juga berusaha agar dapat mengatasi hal-hal yang kurang menyenangkan hati yang berkenaan dengan peraturan sekolah.
Saya pernah menghadapi seorang murid yang sangat nakal baik di dalam kelas maupun di luar kelas. Hampir setiap guru yang pernah mengajar di kelasnya selalu dibuatnya marah. Semua guru merasa kewalahan. Saya sendiri merasa kebingungan untuk mengatasi kenakalan anak itu. ia sering mengganggu ketika saya sedang mengajar, ia menunjukkan tingkah laku yang tidak pada tempatnya, dengan maksud agar saya menjadi marah. Saya terus berusaha dan berdoa, agar Tuhan turut campur tangan untuk mengatasi kenakalan murid itu.
Satu hal yang Tuhan berikan kepada diri saya ialah kesabaran. Saya sendiri heran atas perubahan yang terjadi dalam diri saya ini, lalu dengan penuh kasih dan kesabaran saya terus mengadakan pendekatan pribadi terhadap murid saya itu. Saya yakin bila saya bertindak dengan kekerasan hal itu tidak akan dapat menolong dia.
Pada waktu istirahat saya menggunakan waktu khusus untuk bertemu dengan murid-murid, teristimewa dengan anak itu. Cara yang saya lakukan hanya sekedar ngobrol dengan harapan agar saya dapat mengenal pribadinya lebih dekat. Usaha itu demi kepentingan pribadi anak tersebut. Tak henti-hentinya saya mendoakannya; akhirnya dengan kekuatan Tuhan, melalui kesabaran dan kasih yang selalu saya berikan kepadanya, kira-kira lima bulan kemudian, anak itu mengalami perubahan besar. Ia menjadi murid yang taat dan prestasinya pun naik. Puji Tuhan, guru-guru lainnya juga merasakan hal itu.
Berdasarkan pengalaman ini saya selalu berusaha menggunakan kasih yang tulus selama mengajar, meskipun setiap tahun selalu ada murid yang nakal. Saya tidak mau menjadi guru yang keras, yang suka marah, tetapi saya ingin menunjukkan kasih Tuhan Yesus melalui kehidupan saya di tempat saya mengajar. Melalui pengalaman dalam mengatasi kenakalan murid, maka saya memperoleh hikmat dan berbagai manfaat ketika saya harus menyelesaikan masalah anak-anak didik saya yang lain. Pengalaman tadi terjadi pada tahun pertama ketika saya menjadi guru. Tahun berikutnya bermunculanlah kenakalan-kenakalan yang biasa, namun saya sudah terlatih untuk mengatasinya.
Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PEPAK