Tuhan Yesus adalah seorang Guru Agung. Ingin meneladani cara Tuhan Yesus mengajar? Perhatikan hukum-hukum mengajar yang Ia terapkan ketika mengajar di dunia ini.
1. Tuhan Yesus mengajar melalui hidup dan perbuatan-Nya.
Segala kelakuan-Nya sesuai dengan kehendak Allah dengan
menyatakan kasih dan kebenaran Allah kepada murid-murid-Nya. Tiap
orang yang datang kepada-Nya mendapat perhatian-Nya. Dengan penuh
kasih Ia menolong yang memerlukan pertolongan-Nya. Ia tidak segan
melawan segala sesuatu yang tidak sesuai dengan kehendak Allah.
Contoh yang konkrit dalam hidup seorang guru selalu lebih
mengesankan daripada segala kata yang diucapkannya.
2. Tuhan Yesus memakai pengalaman pendengar-pendengar-Nya untuk
mengajar mereka.
Sebagai dasar untuk ajaran yang baru, Ia menyebut hal-hal yang
lazim dialami tiap orang, peristiwa-peristiwa dari hidup sehari-
hari yang pasti akan dimengerti oleh setiap pendengar-Nya.
Umpamanya, menanam benih (
3. Tuhan Yesus terkadang menunjukkan obyek-obyek yang konkrit untuk
dilihat.
Ia memakai mata uang (
4. Tuhan Yesus memakai cerita yang tepat dan sederhana untuk
mengajar.
Cerita-cerita berupa perumpamaan dan perbandingan yang sangat
mengesankan dipakai-Nya untuk memikat perhatian orang dan
menekankan kebenaran. Cerita-cerita itu sering dipakai-Nya untuk
menjawab pertanyaan dan pendengar-Nya diajak berpikir sendiri
mengenai maksud dan arti cerita itu (misalnya
5. Tuhan Yesus menyatakan motif-motif yang kuat untuk menerima
ajaran-Nya.
Tiap manusia menaruh perhatian pada kepentingan dirinya sendiri.
Apa saja yang akan menolongnya untuk mencapai tujuannya, akan
menarik perhatiannya. Tuhan Yesus selalu menunjukkan hubungan
antara ajaran yang diberikan-Nya dengan kebutuhan yang sedang
digumuli oleh para pendengar-Nya (lihat
Tetapi perhatikanlah: Persaingan atau harapan untuk memperoleh sesuatu yang berharga dalam dunia materi tak pernah dipakai-Nya sebagai motif untuk menerima ajaran-Nya.
6. Tuhan Yesus selalu mengaktifkan pendengar-pendengar-Nya.
Ia mengajar mereka bersoal-jawab; Ia mengajukan kepada mereka
pertanyaan-pertanyaan yang mendorong mereka untuk berpikir dan
menemukan jawaban yang tepat. Ia memberikan kesempatan untuk
berbuat sesuatu; murid-murid diajak memberi makan orang banyak
(
7. Tuhan Yesus selalu memberikan kepada pendengar-Nya tanggung jawab
untuk mengambil keputusan secara pribadi.
Dengan jelas Ia menunjukkan akibat dari pilihan yang tepat dan
yang tidak tepat. Tanggung jawab untuk memilih terletak
sepenuhnya pada tiap pendengar-Nya. Ia tidak menyuruh mereka
menghafalkan apa yang dikatakan-Nya dan taat secara mutlak tanpa
pikir. Tidak! Ia mendorong mereka untuk berpikir sendiri dan
mengambil keputusan dengan penuh kesadaran mengenai akibat
pilihannya, yakni untuk mengikuti-Nya -- atau tidak.
Ketaatan yang dipaksakan atau dilakukan tanpa berpikir bukanlah ketaatan sejati. Keputusan yang sah ialah keputusan yang diambil dengan penuh pengertian dan kerelaan.
Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PEPAK