MENGENAL DAN MEMPERKENALKAN ALKITAB
Alat dan pedoman yang paling penting bagi guru yang mengajarkan agama Kristen adalah Alkitab. Dalam Alkitab terdapat baik bahan untuk pelajaran, maupun penunjuk jalan bagi guru sendiri.
Alkitab adalah firman Allah yang dikaruniakan kepada kita secara tertulis. Isi Alkitab adalah dasar dan pegangan iman kita dan petunjuk jalan yang benar untuk hidup kita. Sikap anak didik terhadap firman Allah ditentukan oleh sikap orangtua dan guru. Sebab itu besarlah tanggung jawab guru untuk menegaskan isi Alkitab dan menghayati ajarannya dalam hidupnya.
Cara guru menyampaikan cerita Alkitab akan menyatakan sampai dimana ia menghargai isinya. Cara guru memegang, membuka, menutup dan menyimpan Alkitab dan cara bagaimana Alkitabnya dipelihara sangat mempengaruhi sikap anak didik. Alkitab yang dipakai oleh guru seharusnya kelihatan terpelihara -- kulitnya bersih, sampul berwarna dan menarik. Tapi guru harus pula mencegah kesan bahwa Alkitab adalah benda yang keramat. Kita menyembah Allah dan hanya Allah saja. Tidak patut sebuah buku -- bahkan Alkitab pun -- dihormati secara berlebih-lebihan.
Bila guru menyampaikan cerita Alkitab dalam kelas, sebaiknya Alkitab yang terbuka dipegang oleh guru supaya jelas bahwa cerita itu dari Alkitab. Sekali-kali guru dapat juga membaca beberapa kata dari Alkitab untuk menekankan bagian penting dari cerita dan membuat anak didik lebih merasakan resminya kata-kata yang penting itu. Cara guru membaca Alkitab juga akan menyatakan apakah isinya dihargai atau tidak. Guru perlu melatih diri untuk membaca dengan lancar, tetapi tidak terlalu cepat, dan dengan tekanan suara yang meyakinkan. Anak didik perlu diberi kesempatan memegang Alkitab dan diajar cara memegang, membuka dan menutupnya serta cara mencari ayat-ayat tertentu.
Bila para anak didik tidak mempunyai Alkitab, guru masih dapat membuat mereka mengenal bagian-bagian dalam Alkitab dengan cara sekali-kali menunjukkan tempat di mana cerita yang disampaikan itu tercantum dalam Alkitab serta menyebut nama kitab di mana cerita itu terdapat. Umpamanya sambil menunjukkan tempatnya, terangkan dengan singkat: "Cerita kita hari ini terdapat pada bagian paling depan dalam Alkitab, dalam bagian yang disebut Kitab Kejadian," atau ... "di pertengahan Alkitab, dalam kitab yang disebut Kitab Nabi Yesaya," dan sebagainya.
Anak-anak kecil jangan diajak menghafalkan nama kitab-kitab itu, tetapi dengan sering menyebutnya dan mengajak mereka turut mengucapkannya, maka nama-nama itu akan menjadi biasa bagi mereka. Dengan demikian takkan begitu sukar lagi apabila mereka sudah lebih besar, mereka menghafalkan nama kitab-kitab dari Alkitab menurut urutannya. Perhatikanlah: Keterangan-keterangan seperti ini lebih baik jangan diberikan pada permulaan jam pelajaran melainkan sesudah cerita disampaikan.
Bagi anak didik yang lebih besar (8 tahun ke atas) sebaiknya disediakan Alkitab yang dapat mereka pegang sendiri dalam kelas.
Ada yang menyangka bahwa Alkitab belum pantas dipegang sendiri oleh anak-anak, sebab bahasanya sering sukar dimengerti. Itu keliru: Alasan bahasa yang sukar tidak berlaku lagi sekarang, sebab Alkitab dalam Bahasa Indonesia Sehari-hari (BIS) sudah ada! Anak-anak perlu diberi kesempatan untuk melihat dan mengerti bahwa cerita-cerita Alkitab yang mereka dengar memang merupakan sebagian dari firman Allah yang diperuntukkan bagi tiap manusia, baik orang dewasa maupun anak-anak. Dengan kebiasaan memegang sendiri sebuah Alkitab dan mencari serta membaca ayat-ayat langsung dari Alkitab, mereka akan lebih jelas mengerti bahwa Alkitab berisi bahan yang cocok dan baik bagi mereka walaupun mereka belum dewasa. Dan mereka akan merasa bangga dapat memegang dan membaca Alkitab dan dapat mengerti beberapa bagian darinya.
Yang paling penting: Berikanlah kepada anak didik pengertian dan keyakinan bahwa isi Alkitab adalah Firman Allah yang sangat penting sebagai pelita dan pembimbing bagi hidup mereka sehari-hari.
MEMBACA ALKITAB DENGAN NADA YANG TEPAT
Banyak cerita Alkitab bersifat sangat dramatik sehingga orang yang membacanya dengan sungguh-sungguh untuk membuat artinya jelas dapat membuat cerita itu hidup bagi para pendengar.
Pertama-tama yang perlu diketahui oleh para guru ialah belajar membaca dengan lancar dan mengucapkan tiap kata dengan jelas. Bila kita membaca dengan suara nyaring. Kita perlu selalu melihat kata- kata berikutnya sehingga mengetahui apa yang akan dibaca sebelum mengucapkannya. Bila Anda merasa belum begitu lancar membaca dengan suara nyaring, sebaiknya melatih diri dengan membaca sedikit setiap hari. Usahakanlah supaya membaca tidak terputus-putus dan semua kata diucapkan dengan tepat dan jelas.
Setelah berhasil membaca dengan lancar, ada beberapa. hal lagi yang perlu diperhatikan supaya bacaan Anda lebih mempunyai arti lagi:
Membaca Alkitab dengan memakai cara yang menekankan artinya perlu dijaga supaya jangan berlebih-lebihan. Tujuan pemakaian cara-cara ini adalah untuk menambah arti amanat yang disampaikan oleh Alkitab, bukan untuk menonjolkan si pembaca. Sekali lagi, jangan membuatnya menjadi deklamasi.
Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PEPAK