Alkitab berisi kata-kata Allah. Alkitab merupakan penyataan Allah. Seluruh isi ALkitab disampaikan kepada para penulisnya dengan ilham dari Allah (2Timotius 3:16), jadi Alkitab adalah buku yang diilhamkan yang berasal dari Allah. Karena itu, sebelum kita sampai pada Alkitab dan bertanya apa yang dapat dilakukannya untuk kita, kita harus mempunyai pengertian yang benar tentang Allah.
Alkitab diberikan oleh Allah untuk mendorong semangat dan untuk menegur kita agar dapat tumbuh dewasa. Alkitab adalah sumber suara sehari-hari, ilham sehari-hari yang datang dari Allah. Roh Kudus berperan penting waktu kita membaca Alkitab. Roh Kudus membuat firman Allah itu nyata dan Roh bersaksi bahwa apa yang kita dengar dari Allah adalah benar-benar firman Allah bagi kita.
Kita tidak boleh membaca Alkitab dengan berpikiran bahwa semakin banyak yang kita ketahui, keadaan kita akan semakin baik. Yang kita perlukan bukanlah kepada lebih banyak informasi, bahkan informasi mengenai Alkitab pun bukan. Kita perlu siap untuk menaati firman Tuhan. Bukan mereka yang menegar firman Allah yang akan diberkati, melainkan mereka yang menaati firman itu (Yakobus 1:22). Kita perlu membaca Alkitab dengan keinginan untuk menerapkannya dalam hidup kita, dan menyesuaikan hidup kita berdasarkan petunjuk itu yang sudah diberikan secara ilahi.
Sangat penting bagi kita untuk terus menggali isi Alkitab karena Alkitab dapat mengajarkan etika untuk kita dan memberi tahu kita apa yang diinginkan Tuhan. Tuhan memasukkan rencana-Nya bagi hidup kita dalam buku ini, dan Ia ingin kita mempergunakan apa yang kita ketahui. Kita mempunyai Tuhan yang mengasihi dunia. dan kita mempunyai Tuhan yang menanggapi orang-orang yang datang untuk berhubungan dengan Dia. Karena itu, Tuhan ingin memakai kita untuk menjangkau keluar diri kita, untuk ikut bersama-Nya menjangkau orang-orang di dunia. Suara Alkitab yang penuh kuasa adalah tanggapan kita kepada orang miskin. Kalau kita tidak bersikap positif terhadap orang miskin, saya ragu apakah kita mengerti Allah yang berfirman dalam Alkitab itu.
Kita perlu membaca dan menggali firman Tuhan itu tanpa prasangka. Alkitab mengatakan bahwa mereka yang lapar dan haus akan kebenaran akan dipuaskan (Matius 5:6). Jadi, Saudara harus datang dengan lapar dan haus saja, Saudara harus datang dengan perasaan memerlukan. Harus ada keinginan dan perasaan hancur, suatu kesadaran bahwa Saudara tidak dapat mencukupi diri sendiri. Tuhan ingin kita datang dengan perasaan lapar. Bila kita menggali Alkitab, kita harus bertanya, apa yang Tuhan katakan di sini? Lalu, kita harus berusaha mengerti penerapannya.
Untuk membantu kita lebih disiplin lagi dalam mempelajari firman Tuhan, berikut ini ada lima bagian dalam cara penyelidikan dan penggalian Alkitab yang sistematis:
Baca kitab itu seluruhnya dengan cermat.
Lakukan hal ini empat atau lima kali untuk menangkap ruang lingkup umum kitab tersebut dalam ingatan. Satu kali, Saudara dapat membacanya keras-keras. Setiap kali saudara membacanya, sesuatu yang baru akan menyentuh saudara.
Bagilah kitab itu menjadi beberapa bagian utama.
Bagian-bagian ini tidak harus sama dengan pasal-pasal di dalam Alkitab. Kemudian dibagi lagi menjadi sub bagian dan alinea. Pada tahap ini tujuannya ialah untuk melihat ayat-ayat mana yang merupakan kesatuan, hal apa yang dibicarakan, dan bagaimana urutan dari persoalan-persoalan.
Hubungkan bagian-bagian itu satu dengan yang lain.
Saudara dapat mengajukan pertanyaan-pertanyaan ini: Manakah yang merupakan bagian atau masalah pokok? Manakah pendahuluannya? Di manakah letak penyimpangannya? Manakah penerapannya? Berhubungan dengan apakah penerapannya?
Setelah menganalisa kitab itu dengan cara demikian, Saudara seharusnya dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan seperti: Mengenai apakah kitab ini? Mengapa kitab ini ditulis? Apakah yang penulis harapkan terjadi sebagai akibat ditulisnya kitab itu? Pelajarilah kata-kata pendek seperti tetapi, dan, sebab, karena itu, dan sejak, karena kata-kata itu merupakan petunjuk mengenai hubungan ayat-ayat.
Buatlah ringkasan.
Ringkasan dapat mencakup apa yang dikatakan dalam setiap bagian, mengapa hal itu dikatakan, untuk siapa hal itu ditulis, dan perubahan apa yang diharapkan terjadi dalam hidup kita sebagai akibat dari tulisan itu. Kalau Saudara sedang mempelajari kitab Roma, misalnya Saudara seharusnya dapat mengatakan bahwa kitab ini ditulis untuk jemaat di Roma, tetapi juga berlaku bagi jemaat-jemaat lain di lain tempat. Kitab ini merupakan peryataan umum tentang doktrin Kristen. Di situ dikatakan bahwa umat manusia sudah tersesat dalam dosa. Jalan keluar bagi keadaan yang berbahaya itu ialah kebenaran Allah melalui Yesus Kristus. Kitab Roma menjelaskan Injil, dan kitab itu menggunakan doktrin-doktrin untuk menunjukkan bagaimana seharusnya orang Kristen hidup.
Pelajari kata-kata kunci.
Jangan macet karena kata-kata ini. Lancarnya pikiran secara umum memang lebih penting daripada memeriksa setiap kata. Tetapi pikiran mengalir dari kata-kata, dan Saudara tidak dapat benar- benar mengerti apa yang dikatakan tanpa mengerti istilah-istilah kuncinya. Misalnya, dalam Kitab Roma kata kebenaran dipakai sebanyak tiga puluh lima kali. Semua ayatnya penting dan saling menerangkan. Saudara tidak dapat mengerti Kitab Roma tanpa mengerti apa maksud kata kebenaran itu.
Kita harus secara teratur menggali dan mempelajari firman Tuhan kalau kita ingin menjadi kuat secara rohani. Kalau kita mengabaikan pembacaan Alkitab, kita menjadi acuh tak acuh kepada Tuhan. Lalu kita semakin lemah dalam masalah-masalah rohani dan kita gampang jatuh dalam pencobaan dan dosa.
Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PEPAK