Menyusun Kurikulum yang Baik


Jenis Bahan PEPAK: Artikel

Meskipun saat ini ada banyak kurikulum yang baik yang tersedia bagi guru, beberapa guru memilih menggunakan program yang telah mereka siapkan sendiri. Meskipun ada kemungkinan bagi guru untuk merancang dan membuat program pendidikan yang benar-benar alkitabiah, sebagian besar orang kurang mendapatkan pelatihan dan sumber yang diperlukan. Jam-jam yang bisa digunakan untuk membangun hubungan guru dan murid atau mengadaptasi kurikulum yang sudah ada untuk memenuhi kebutuhan spesifik murid malah digunakan

Meskipun saat ini ada banyak kurikulum yang baik yang tersedia bagi guru, beberapa guru memilih menggunakan program yang telah mereka siapkan sendiri. Meskipun ada kemungkinan bagi guru untuk merancang dan membuat program pendidikan yang benar-benar alkitabiah, sebagian besar orang kurang mendapatkan pelatihan dan sumber yang diperlukan. Jam-jam yang bisa digunakan untuk membangun hubungan guru dan murid atau mengadaptasi kurikulum yang sudah ada untuk memenuhi kebutuhan spesifik murid malah digunakan untuk membuat sesuatu yang sebenarnya sudah ada. Beberapa gereja pada akhirnya memakai kurikulum dengan mutu rendah hanya karena pengurusnya tidak ada waktu untuk meninjau ulang apa yang ada -- atau karena mereka malas mencoba sesuatu yang berbeda, meskipun mereka tidak puas dengan apa yang mereka miliki!

Langkah pertama dalam memilih kurikulum, tentu saja, adalah dengan mengevaluasi kebutuhan pelayanan. Pertama Anda harus menetapkan posisi doktrin pelayanan, filosofi pendidikannya, dan tujuan serta sasarannya bagi setiap kelompok usia. Adakah kebutuhan khusus yang perlu diperhatikan? Apa yang harus ditekankan? Bagaimana kurikulum tersebut sesuai dengan seluruh tujuan gereja?

Bila faktor-faktor ini telah dibangun, pengurus yang berkualitas seharusnya duduk bersama dan mendiskusikan kriteria berikut ini untuk memilih kurikulum:

  1. Isi yang alkitabiah. Setiap pelajaran harus didasarkan pada firman Tuhan. Pelajaran-pelajarannya harus menyajikan masalah-masalah hidup yang sesuai dengan usia, yang di dalamnya prinsip-prinsip Alkitab diterapkan. Penginjilan harus ditekankan. Ayat hafalan harus diutamakan.

  2. Rancangan. Pelajaran seharusnya dikelompokkan dalam unit-unit sesuai tema. Biasanya 4 unit digunakan selama 1 tahun. Supaya sesuai dengan kelompok usia dan kelas, pelajaran harus dirancang untuk jangka waktu tidak lebih dari 2 atau 3 tahun.

    Bila seorang anak belajar dari kurikulum yang sama sejak kecil hingga kelas enam, dia seharusnya sudah mempelajari sebagian besar tema dalam Alkitab selama tiga atau empat kali. Kontinuitas merupakan salah satu dari sekian alasan bahwa pelayanan anak seharusnya, bila memungkinkan, secara sistematis menggunakan satu kurikulum yang sama selama tahun-tahun tersebut daripada menggunakan bunga rampai hasil produksi penerbit-penerbit.

  3. Filosofi pendidikan. Seluruh konsep, metode, dan bahan harus sesuai dengan tingkat usia. Metode harus bervariasi dari minggu ke minggu dan harus mengarah pada seluruh area perkembangan murid. Pembelajaran harus mengarah pada anak, bukan pada guru. Pelajaran harus menyampaikan tentang sesuatu, keterlibatan aktif dalam pembelajaran. Semua bahan dan kegiatan di setiap pelajaran harus menekankan pada satu tema pelajaran. Dan jadwal sesi harus sesuai dengan kebutuhan fisik dan rentang perhatian kelompok usia.

  4. Daya tarik guru. Bahan harus menarik dan mudah digunakan. Setiap pelajaran harus bisa disiapkan dengan sederhana dan melibatkan berbagai sumber pengajaran, misalnya peta, poster, lagu-lagu, dan permainan. Tujuan pengajaran harus disampaikan dengan jelas -- apa yang harus diketahui oleh murid, bagaimana seharusnya perasaan mereka tentang apa yang telah mereka pelajari, dan tindakan apa yang harus mereka lakukan berdasarkan apa yang mereka pelajari. Kegiatan tambahan harus diberikanselama jam tambahan. (Beberapa pelayanan pendidikan yang memiliki jam sekolah minggu sesi dua membuat kesalahan dengan mengenalkan topik baru pada jam tsb. daripada menekankan kembali apa yang diajarkan sebelumnya.)

  5. Menarik bagi murid. Semua bahan harus menarik. Kegiatan harus menarik dan menyenangkan. Gambaran hidup yang disampaikan dalam pelajaran harus merefleksikan pengalaman anak secara umum dan berbagai budaya.

  6. Hubungan dengan gereja/rumah. Kurikulum harus memasukkan bahan untuk menekankan tujuan pelajaran di rumah. Pekerjaan rumah bisa menjadi pendukung hubungan orang tua-guru.

Kebanyakan penerbit dapat memberikan alat-alat untuk meninjau ulang pelajaran bagi para orang tua murid dan mungkin pelayanan konsultasi. Beberapa penerbit juga menawarkan sumber-sumber pelatihan bagi guru, dalam bentuk buku, kaset, atau seminar.

Kurikulum harus mendapat prioritas utama dalam dana. Ingat, mutu yang baik adalah investasi yang berharga. (t/Ratri)

Kategori Bahan PEPAK: Kurikulum - Pedoman Mengajar

Sumber
Judul Artikel: 
Curriculum
Judul Buku: 
The Complete Handbook for Children`s Ministry
Pengarang: 
Dr. Robert J. Choun dan Dr. Michael S. Lawson
Halaman: 
112 -- 114
Penerbit: 
Thomas Nelson Publishers
Kota: 
Nashville
Tahun: 
1993

Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PEPAK

Komentar