Dalam Tips berikut ini Anda dapat mengetahui bagaimana cara-cara praktis mengajar anak berdoa. Selain itu Anda akan dibukakan wawasan yang lebih luas lagi tentang arti doa dan menolong anak untuk belajar mengerti jawaban Tuhan atas doa-doa mereka.
Banyak orangtua dan guru yang menyaksikan kebingungan dan kekecewaan seorang anak yang disebabkan oleh permohonan doanya yang meminta suatu hadiah yang istimewa, hari yang cerah untuk piknik, atau bahkan agar binatang peliharaannya yang sakit bisa sehat kembali. Dalam benak anak-anak, Tuhan bisa menjadi seseorang yang merusak kebahagiaan orang lain, seorang yang "kejam", atau seorang yang hanya mau mendengarkan doa orang dewasa.
Sebaliknya, kesalahpahaman ini bisa berakibat lain ketika keinginan seorang anak dijawab melalui doa. Dalam hal ini, Tuhan seperti seorang santa yang turun dari surga yang memberikan hadiah-hadiah dan pertolongan-pertolongan sesuai permintaan si anak.
Bagaimana kita mengajarkan kepada anak bahwa doa bukan hanya sebuah daftar permintaan? Berikut ini beberapa langkah-langkahnya:
Kebanyakan anak mengalami dan merasakan kekecewaan kerena sebuah mainan atau hak mereka yang ternyata membuat mereka tidak bahagia. Seperti orangtua yang selalu ingin memberikan yang terbaik untuk anaknya, Tuhan pun selalu memberikan yang terbaik bagi hidup kita, walaupun terkadang sesuatu yang "terbaik" tidak selalu sesuai dengan harapan anak-anak. Seperti orangtua yang terkadang tidak dapat menjelaskan mengapa mereka mengambil keputusan yang mengecewakan anak-anaknya, demikian halnya dengan Tuhan, keputusan-Nya terkadang tidak begitu jelas bagi kita. Jangan takut untuk mengakui bahwa Anda sendiri sebenarnya tidak selalu bisa mengetahui alasan Tuhan.
Tekankan bahwa Tuhan berkata kepada anak-anak-Nya melalui berbagai macam cara. Jawaban dari Tuhan bisa berasal dari ayat-ayat Alkitab, peristiwa-peristiwa yang menentukan, peringatan keras dan jelas dari orangtua, atau suara hati seseorang. Tuhan tahu setiap anak sebagai individu dan berbicara satu dengan yang lainnya dengan cara mereka masing-masing.
Ketika masih anak-anak, Samuel tinggal yang tinggal di Bait Allah di Silo, ia mendengar Tuhan memanggil namanya. Setelah itu, Samuel menikmati dialog yang panjang dengan Allah yang menuntunnya untuk melayani Tuhan, itu semua karena Imam Eli yang pertama kali mengajarkan kepadanya untuk mendengarkan suara Allah dan menjawabnya dengan sungguh-sungguh dan dengan rendah hati.
Semua anak berhak mendapat kesempatan untuk berbicara dengan Tuhan melalui doa. Seorang guru harus menuntun mereka untuk memuji Tuhan, bersyukur kepada Tuhan, memohon hanya kepada Tuhan, dan tidak memaksakan kehendak mereka tetapi berserah kepada kehendak Tuhan saja. Siapkan mereka untuk menerima jawaban Tuhan baik itu "Ya," "Tidak," atau "Tunggu dulu." Ajari mereka untuk mengenal suara Tuhan.
Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PEPAK