Berbicara tentang "guru Kristen", selalu ada dua hal penting yang patut menjadi perhatian utama kita dalam pembicaraan berikut ini. Pertama, mengenai kedudukan guru sebagai pribadi Kristen. Bagaimana sepatutnya ia memahami dan mengembangkan statusnya sebagai orang Kristen? Kedua, mengenai tugasnya sebagai pendidik dan pengajar. Apakah peranannya sebagai guru dalam melaksanakan tugas keguruan? Bagaimana ia sepatutnya mengemban tugasnya sebagai guru berdasarkan iman Kristiani yang dianutnya?
Bertumbuh di dalam Kristus
        Perkara yang sangat penting dikembangkan oleh seorang guru
   Kristen adalah pengenalan mengenai jati dirinya sendiri sebagai
   orang Kristen. Kita memahami bahwa orang Kristen adalah "orang yang
   memberikan dirinya secara penuh kepada Yesus Kristus" 
   (lihat 
   Kemudian sebagai orang Kristen, guru terpanggil untuk
   bertumbuh ke arah pengenalan yang semakin mendalam dan lengkap
   tentang pribadi Yesus Kristus (bandingkan dengan 
Masalah mengikut Yesus tidak saja terbatas kepada bagaimana kita dapat lebih memahami dan mengerti apa yang dilakukan Yesus bagi pengampunan dosa, dan jaminan kehidupan yang akan datang harus diteladaninya dalam kehidupan sehari-hari dan dalam pelaksanaan tugas keguruan. Howard G. Hendriks (Gangel and Hendriks, 1988), mengemukakan bahwa sedikitnya ada enam segi kehidupan Yesus yang senantiasa mengagumkan, yang perlu diteladani oleh seorang guru Kristen.
- Dalam segi kepribadian, Yesus memperlihatkan kesesuaian antara ucapan dengan perbuatan. Ia pun menuntut kesesuaian itu terjadi dalam diri murid-muridNya.
- PengajaranNya sederhana, realistis, tidak mengambang. AjaranNya selalu sederhana dalam arti menyinggung perkara-perkara hidup sehari-hari.
- Ia sangat relasional, dalam arti mementingkan hubungan antar pribadi yang harmonis.
-  Isi beritaNya bersumber dari Dia yang mengutusNya (Mat 11:27 ;Yoh 5:19 ). Selain tetap relevan bagi pendengarNya, ajaran Yesus bersifat otoratif dan efektif (Mat 7:28,29 ).
-   Motivasi kerjaNya adalah kasih (Yoh 1:14 ;Flp 2:5-11 ). Ia menerima orang sebagaimana adanya, serta mendorong mereka untuk berserah kepada Allah.
- MetodeNya bervariasi, namun sangat kreatif. Ia bertanya dan bercerita. Ia melibatkan orang untuk memikirkan masalah yang diajukan. Selain itu, Ia mengenal orang yang dilayaniNya, tingkat perkembangan serta rohani mereka. (The Christian Educator's Handbook on Teaching (halaman 13-29), Victor Books, 1988)
        Seorang guru, sebagai pengajar iman Kristen, sudah tentu
   sangat memerlukan ketergantungan terhadap kuasa, urapan dan
   kehadiran Roh Kudus. Sebab Dialah yang sanggup membuka mata hati
   orang untuk memahami kebenaran (bandingkan dengan 
   
