Selain perlu mengetahui hambatan-hambatan komunikasi, orang tua perlu juga mempelajari teknik komunikasi untuk membangun suatu hubungan yang baik.
Menguasai Teknik Mendengar
Seorang pendengar yang baik adalah yang memerhatikan keluhan pihak lain. Itu berarti ia harus tertarik kepada perasaan, usulan anak, dan berusaha mengerti. Apabila ada yang tidak dimengerti, tanyakanlah dan dengarlah dengan hati yang terbuka, anggaplah si anak yang di hadapan kita adalah orang yang paling penting. Sewaktu anak dengan sedih datang dan mengeluh di hadapan orang tua, dengarkanlah dengan saksama dan usahakan untuk melihat dari sudut pandang mereka. Dan apabila anak datang dengan hati yang gembira untuk mengutarakan sesuatu, milikilah perasaan yang sama, jangan menyiramkan air dingin kepada mereka. Mendengar dengan saksama mengandung arti kasih, hormat, menerima, dan mengenal dia.
Teknik mendengar itu adalah sebagai berikut.
Gunakan waktu yang tepat dan aktif mendengarkan pengungkapan isi hati anak, khususnya pada saat-saat suasana gembira dengan sengaja menyediakan waktu untuk berkomunikasi dengan anak.
Jangan mendengarkan keluhan anak pada waktu-waktu sibuk atau ketika sedang emosi sebab ini akan merusak suasana komunikasi tersebut.
Berikan kesempatan kepada anak untuk menyelesaikan masalahnya sendiri. Jangan terlalu cepat memberikan pendapat atau mencari jawaban bagi mereka. Pendengar yang baik membiarkan anak mencari jawaban sendiri.
Dalam proses mendengar, berilah selalu respons yang boleh dilakukan dengan menjawab atau dengan bahasa tubuh agar anak merasa sedang didengar.
Sewaktu pertolongan diperlukan, berikan informasi secukupnya. Tetapi perlu diingat agar menyelidiki terlebih dahulu apa masalahnya, dan jangan bertindak gegabah.
Menguasai Teknik di Luar Bahasa
Komunikasi dapat dilakukan melalui tiga perantara: isi, nada, dan bahasa tubuh. Pernyataan tanpa bahasa termasuk nada dan mimik muka, sikap, atau gerak-gerik. Dalam suatu penyelidikan dinyatakan bahwa dari tiga perantara itu, persentase isi menduduki 7%, nada suara 38%, dan bahasa tubuh 55%. Apabila seorang ibu yang sedang membersihkan lantai berkata kepada anaknya, "Jangan masuk dulu, masih licin, nanti terpeleset." Isi komunikasi yang sama, kalau diucapkan dengan nada yang kasar, akan mengakibatkan pernyataan kasih dari ibu itu terhapus.
Menghindari Emosi
Berkomunikasi dengan anak kadang-kadang bisa dengan nada emosional, dengan berteriak atau marah. Ketika seorang dikuasai oleh emosi, ia akan mengalami kesulitan untuk bisa tenang berkomunikasi dengan orang lain sehingga isi, nada, dan sikapnya akan merusak komunikasi itu. Lalu kedua generasi akan mengalami hubungan yang tegang. Hadapi perilakunya, bukan pribadinya; hadapi masalahnya, bukan emosinya.
Jangan Terlalu Cerewet
Mengulang-ulang perkataan atau nasihat adalah kelemahan dalam keluarga. Definisi dari kecerewetan adalah terus-menerus mengkritik dan mencari kesalahan. Sudah tahu apa yang harus dikerjakan oleh anak, tetapi masih tetap terus mengingatkan. Hal seperti ini tidak berfaedah, malahan akan menimbulkan perlawanan. Orang tua biasa menjadi cerewet karena perkataannya sering tidak didengar oleh anak. Penyebab lain bisa juga karena permintaan orang tua tidak jelas. Anak diminta untuk membereskan mainannya dan dijawab, "Tunggu sebentar!", kemudian orang tua bertanya kembali, "Sampai kapan Ibu harus menunggu?" Bila permintaan orang tua jelas, perintah itu tidak perlu diulangi lagi.
Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PEPAK