Anak memerlukan rasa aman di dalam perlindungan kita sebagai orang tua. Saya mengetahui ada suami istri yang suka bertengkar dan piring-piring beterbangan, kaca dipecahkan, gunting atau pemukul besi dilemparkan dan sebagainya. Anak yang masih kecil selalu bersembunyi di balik lemari karena takut akan apa yang terjadi. Anak yang selalu hidup di dalam ketakutan dan kehilangan rasa aman akan mengalami sakit jiwa.
Demi anak-anak Anda, perhatikanlah apa yang Anda lakukan! Perhatikanlah hubungan suami istri. Keamanan tercipta dari suatu kestabilan pada hubungan ayah-ibu. Keamanan bukan pula didirikan dari suatu situasi yang tenang tanpa kesulitan. Bayi tidak selalu harus diistimewakan dan dirawat di tempat yang tenang, agar dia bertumbuh dengan sehat, karena kalau benar demikian, maka semua orang dari lingkungan yang bising dan kurang memadai, pasti tidak mempunyai anak yang sehat. Justru anak yang dari kecil ada dalam lingkungan yang kurang memadai dan kurang memberikan ketenangan, tetapi memiliki ayah ibu yang memberikan jaminan ketenangan, dapat menjadi anak yang sehat.
Kalau seorang selalu dalam suasana tenang, pasti akan cepat menjadi frustrasi pada waktu dewasa bila menghadapi sedikit kekacauan. Tetapi juga bukan berarti kita harus menciptakan suasana sehingga anak kita selalu diletakkan dalam situasi keributan. Biasakan anak untuk bisa menghadapi segala situasi, tidak perlu memanjakan dia. Dan kesempurnaan dari jaminan itu adalah ajaran tentang Allah Yang Mahakuasa. Jikalau kita bisa menanamkan pikiran yang semakin lama semakin tebal dan sempurna di dalam hati mereka, bahwa hidup ada di dalam tangan Allah Yang Mahakuasa, maka ia akan menerima jaminan yang sungguh-sungguh aman. Pendidikan Agama Kristen tidak bisa lepas dari doktrin. Di dalam doktrin Tritunggal, kita mempunyai kaitan dengan Pendidikan Agama Kristen, paling tidak dalam beberapa hal:
1. Mengenal Allah Bapa.
Seumur hidup kita berada di dalam tangan Dia, maka Dia akan menjamin dan akan menghukum anak, sehingga hidupnya akan diarahkan dengan baik. Mendidik pengenalan akan Allah Bapa yang Mahakuasa, Mahaadil, Mahasuci, dan Mahakasih. Semua ini sepertinya saling berlawanan. Dia yang Mahakuasa, juga adalah Allah yang terkadang membiarkan kita berjuang sendiri seolah-olah Dia tidak memelihara kita. Dia adalah Allah yang Mahakasih, tetapi terkadang Dia begitu keras di dalam memberikan penghukuman, sehingga kita bertobat sungguh-sungguh. Ini pengenalan akan sifat Ilahi yang betul-betul perlu dipupuk, sehingga anak-anak sejak kecil mengetahui bahwa di bawah kolong langit dan alam semesta, dirinya berada di bawah penguasaan Allah yang Mahatinggi.
Pada umur 3 tahun saya menjadi seorang yatim karena ayah saya meninggal. Saya belum pernah mengomel atau bersungut-sungut. Ibu saya menjadi janda. Sejak kecil saya sudah tidak mengenal papa, saya hanya tahu papa ada di surga. Sejak kecil mama menanam otoritas Allah Bapa sebagai Pelindung, Penghakim dan Pengasih saya. Pada waktu saya berusia 18 tahun, ibu saya berkata; "Saya tahu jelas bahwa engkau sudah mempunyai perasaan takut kepada Tuhan Allah. Kalau sekarang saya melepas engkau kemanapun, aku tidak khawatir, karena kamu sudah mempunyai rasa takut akan Tuhan."
2. Mendidik tentang pengenalan kepada Allah Anak.
Di dalam Kristus ada keselamatan, anugerah, yang boleh kita terima, sehingga melalui pertobatan dan pendamaian di dalam Kristus, kita kembali kepada Allah Bapa. Melalui Allah Anak yang menyelamatkan manusia, yang mati bagi kita, dan yang mengalirkan darah dan memperdamaikan kita dengan Bapa, Ia menjadi Pengantara kita. Di dalam Oknum kedua, Kristus, menjadi Juru Selamat bagi anak sehingga dosa-dosanya diampuni, dan keselamatan telah diberikan.
3. Mendidik tentang Roh Kudus yang memberikan kekuatan, penghiburan, bimbingan, pengajaran, dan pengertian kepada firman Tuhan.
Di dalam Oknum ketiga, Roh Kudus yang menjadi penghibur, guru dan pemberi iluminasi kebenaran. Dengan demikian anak kita dipimpin selama-lamanya ke dalam prinsip-prinsip kebenaran Allah yang diwahyukan. Di situ anak Anda mendapatkan wadah yang seluruhnya, sehingga hidupnya beres.
Kalau ketiga hal ini sudah lengkap tertenun bersama, maka pendidikan itu tidak terlalu sulit. Saat ini begitu banyak orang berani membuka gereja, sekolah Kristen, tetapi tidak mempunyai pendidikan yang mempunyai sasaran yang beres. Saya sudah mengunjungi dan berkhotbah di banyak gereja dan banyak sekolah atau universitas, tetapi saya melihat banyak yang belum sadar akan tujuan mengadakan sekolah Kristen. Di dalam pendidikan kekristenan hanya ada satu sasaran yang paling besar, yaitu membangun dan mencetak karakter dan kepribadian Kristen yang memuliakan Tuhan di atas bumi dengan pengertian kepada Allah Bapa, Allah anak, dan Allah Roh Kudus.
Dengarkan Audio:
Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PEPAK