Pasal III-Sejarah Sekolah Minggu


A. Rumah sembahyang orang Yahudi :

Sebelum ada Sekolah Minggu, pendidikan agama Yahudi menghendaki anak-anak Yahudi membaca Alkitab di rumah sembahyang dan mendengarkan Firman Tuhan yang disampaikan oleh rabi-rabi. Rabi Green berkata: "Tidak ada bangsa yang lebih mementingkan pengajaran agama terhadap anak-anak daripada bangsa Yahudi." Josephus berkata: "Semua prinsip yang kami pentingkan ialah pengajaran terhadap anak-anak."
Dari hal ini kita tahu bahwa pengajaran orang Yahudi terhadap anak-anak demikian dipentingkan, sehingga di kota Yerusalem saja ada 700 rumah sembahyang. Hal ini menyebabkan kepercayaan orang Yahudi menjadi suatu benteng yang tidak dapat dirobohkan.

B. Permulaan Gereja :

Yesus sendiri disebut Rabi dan guru yang baik. Ia sendiri mengajar. Ia juga menyuruh/memesan kepada murid-muridnya untuk pergi ke seluruh muka bumi, supaya seluruh umat manusia menjadi murid-muridNya. Kisah Rasul 2:39; Kisah Rasul 5:42. Dari ayat-ayat ini kita mengetahui bahwa mengajar itu lebih penting daripada mengabarkan Injil. Dalam Alkitab `MEMBERITAKAN INJIL` dipakai 143 kali sedangkan istilah `MENGAJAR` dipakai 217 kali. Mulai abad yang ke II gereja merasa sangat perlu mengajarkan Alkitab kepada anak-anak. Maka mulailah disusun doktrin tanya-jawab, dan mengajarkan kepada anak-anak. Orang Kristen mulai umur 7 tahun harus menerima pengajaran Alkitab di rumah sembahyang.

C. Masa Peralihan (Reformasi)

Pada masa Martin Luther gereja telah melalui zaman kegelapan selama masa itu. Ibadat hanya menjadi tradisi belaka. Pengajaran Alkitab diganti dengan pengajaran manusia, karena gereja telah melalaikan kebenaran Alkitab (sedikit sekali penuntutan kebenaran), sehingga pada waktu Martin Luther bangun dan memakukan suatu penetapan di muka pintu gereja yang kemudian menjadi dasar dari katholisasi. Pada tahun 1576 Gereja Scotland mengeluarkan ketetapan bahwa tiap gereja pada hari minggu harus diadakan kebaktian anak-anak, mengajar anak-anak kebenaran Alkitab. Pada waktu itu gereja Rum Katolik juga mulai mengembangkan pendidikan terhadap anak-anak. (Suatu kutipan dari Children`s Evangelism halaman 25 mengenai percakapan dari seorang Roma Katholik dengan seorang Bishop Protestant di Amerika beberapa tahun yang lalu. Iman Roma Khatolik itu berkata: Betapa menyedihkan dan bodohnya kamu, orang Protestan, kamu membiarkan anak-anak sampai mereka besar, dikuasai Iblis, kemudian kamu bekerja untuk mendapatkannya kembali dengan susah payah. Sebaliknya kami orang Katholik, mengetahui bahwa anak-anak adalah lemah seperti tanah liat ditangan kami dan kami menyerahkan/mengabdikan diri kami pertama-tama kepada mereka. Ketika mereka telah terlatih dan terintruksi dengan baik, maka kami tidak kuatir dengan hari depan mereka. Begitu juga St. Francis Zavier berkata: Berikan kepadaku anak-anak sampai berumur 7 tahun, kemudian siapapun boleh mengambilnya dari padaku, aku tak akan takut kalau kepercayaan akan berubah."

D. Pendiri Sekolah Minggu

  1. Robert Raikers
  2. Asal berdirinya Sekolah Minggu di Chancester Inggris pada tahun 1780; Robert Raikers adalah seorang penerbit surat kabar, pada zamannya masyrakat Inggris berada dalam kegelapan moral. Anak-anak berumur 7-9 tahun telah keluar untuk bekerja. Mereka terlantar, kurang pendidikan, buta huruf dan hidup dalam dosa. Hari Minggu adalah kesempatan yang baik untuk berbuat dosa dan segala macam kejahatan. Pada suatu hari, ketika Robert Raikers pergi mencari pekerja bagi penerbitannya, ia mendapati anak-anak yang tidak terpelihara itu dan juga tingkah laku liar, maka ia tergerak hatinya untuk mendidik dan mengajar mereka. Kemudian ia menggunakan hari Minggu untuk mengajar anak-anak membaca Alkitab dan mengenal huruf. Tanpa pendidikan ini, mereka nanti akan tetap menjadi anak-anak yang suka akan berbuat dosa. Karena hari yang dipakai Robert Raikers untuk megajar adalah hari minggu, maka berdirilah istilah Sekolah Minggu. Ia mengajar seorang diri, dan yang diajarkan adalah: membaca, menulis, pendidikan kepribadian dan agama. Ia membawakan kabar ini dan segala keperluan Sekolah Minggu lewat surat kabarnya, supaya masyarakat dapat mendukung dan menaruh perhatian. Mula-mula gereja tidak mau membantu usaha ini, tetapi kemudian banyak orang-orang Kristen yang tergerak untuk membantu usaha ini dan telah diundang pembantu-pembantu untuk mengajar Sekolah Minggu tersebut. Pada tahun 1785 di London telah didirikan suatu dana untuk Sekolah Minggu.

  3. John Wesley:
  4. Pada waktu John Wesley melihat akan pentingnya dan perlunya pekerjaan Sekolah Minggu ini, ia berkata: "Saya dapat katakan, bahwa pekerjaan Sekolah Minggu ini adalah pekerjaan yang paling mulia di antara pendidikan-pendidikan di Eropa. Jika saya mengajar Sekolah Minggu dengan baik, maka hari depan Sekolah Minggu akan berkembang. Pendidikan Sekolah Minggu ini didukung oleh John Wesley dan J. Whitefield dan menjadi suatu gerakan kebangunan yang besar bagi negara Inggris, sehingga Inggris terhindar daripada nasib kehancuran dan masa kegelapan, dan mencegah gelombang pemberontakan dari Perancis.
    Robert Raikers pada tahun 1811 telah meninggal dunia, pada waktu itu murid-murid Sekolah Minggu sudah mencapai jumlah 400.000 anak. Pekerjaan ini juga segera dimulai di Amerika dan tahun 1880 Inggris dapat membuka sekolah dasar, dengan dana dari Sekolah Minggu. Baru pada tahun 1917 pekerjaan Sekolah Minggu lebih disempurnakan dengan menyesuaikan umur anak, menurut ilmu jiwa dan kemudian dibagi kelas. Tuhan telah memberkati pekerjaan Sekolah Minggu hingga kini. Saat ini lebih kurang ada 40.000.000 jiwa. Di Tiongkok pun didirikan Sekolah Minggu meskipun belum teratur, tetapi lambat laun berkembang juga hingga akhirnya dapat mencetak gambar-gambar sendiri.

Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PEPAK

Komentar