Kisah Lima Roti Dan Dua Ikan Dengan Metode Brainstorming

Kategori Bahan PEPAK: Metode dan Cara Mengajar

Nasihat yang sangat bijak, 'kan? Sayangnya, kita lebih terbiasa dan dibiasakan untuk hanya menggunakan otak kita sendiri ketimbang memanfaatkan juga otak orang lain yang bisa kita pinjam.

Nah, kali ini, mari kita mencoba menggabungkan otak anak-anak untuk mendesain sebuah pembelajaran yang kooperatif dan menyenangkan melalui sesi Brainstorming.

Seperti layaknya brainstorming atau curah gagasan pada umumnya, kali ini kita akan mengajak anak-anak untuk melakukan sesi brainstorming sebelum masuk dalam pembelajaran firman Tuhan. Perhatikan contoh berikut.

Tema: 5 Roti dan 2 Ikan
Bacaan Alkitab: Yohanes 6:1-15

Ya ampun, kisah 5 roti dan 2 ikan apa tidak terlalu mudah disajikan untuk anak-anak usia SD? Sama sekali tidak. Dan, justru di sinilah letak keajaiban metode ini. Semakin kelihatan mudah materi firman Tuhan yang hendak Anda sampaikan, semakin populer kisah yang hendak anak-anak pelajari, dan semakin kenal anak-anak dengan perikop tersebut, maka akan semakin efektiflah metode ini di tangan Anda!

Prosedur:

1. Bagilah anak-anak menjadi beberapa kelompok yang beranggotakan masing-masing sekitar 4 -- 5 orang. Mintalah masing-masing kelompok untuk memutuskan satu orang yang akan bertugas sebagai pencatat atau penulis.

Catatan: Jika Anda menganggap anak-anak belum terlalu tahu dengan perikop yang hendak Anda sampaikan, mintalah mereka untuk membaca sendiri (secara pribadi) perikop yang hendak Anda sampaikan tersebut. Setelah semua selesai membaca, mulailah sesi brainstorming.

2. Jelaskan kepada anak-anak bahwa Anda hendak mengajak mereka untuk melakukan brainstorming atau curah gagasan. Anda akan mengajukan sebuah pertanyaan, satu kali saja, setelah itu giliran anak-anak untuk merespons dan menjawab pertanyaan Anda. Tidak perlu ada komentar atau koreksi. SETIAP JAWABAN harus diterima apa adanya dan ditulis oleh si pencatat di kelompok masing-masing.

Catatan: Anda bisa melakukan sesi brainstorming ini bersama-sama atau membiarkan anak-anak melakukannya sendiri dalam kelompok yang sudah terbentuk. Namun, saya sarankan anak-anak tetap berkumpul atau berada bersama kelompok mereka masing-masing.

3. Berikut adalah pertanyaan yang Anda ajukan untuk sesi brainstorming ini: "Jika saya menyebutkan YESUS MEMBERI MAKAN LIMA RIBU ORANG, kata-kata lain apa yang kamu ingat, yang berhubungan dengan cerita tersebut?"

4. Mintalah anak-anak secara bergantian menyebutkan kata-kata yang mereka ingat, misalnya:

  • 5 roti
  • lapar
  • memecah roti
  • Yesus
  • 5.000 orang
  • mengucap syukur
  • 2 ikan
  • 12 keranjang
  • padang rumput
  • anak kecil
  • uang
  • malam

5. Sementara setiap anak bergiliran menyebutkan kata-kata yang mereka ingat, si pencatat menuliskan jawaban teman-temannya tersebut di atas kertas.

6. Jika waktu telah habis (atau jika anak-anak sudah kehabisan kata-kata), mintalah mereka untuk mulai menyusun atau merangkai kata-kata hasil brainstorming mereka menjadi kalimat-kalimat seperti layaknya sedang mempersiapkan skenario sebuah berita di televisi. Misalnya: Pada suatu hari, Yesus mengajar orang banyak. Di situ ada sekitar 5.000 orang. Saat hari mulai malam, laparlah mereka, dan seterusnya.

7. Di akhir acara, setiap kelompok mempresentasikan hasilnya dan guru membahas proses serta hasil kerja anak. Jika perlu, lakukan koreksi terhadap kesalahan atau hal-hal yang kurang sesuai dengan apa yang tercatat di Alkitab.

Catatan: Sebaiknya, Anda mengajak anak-anak untuk membuka Alkitab dan membiarkan mereka untuk saling mengoreksi hasil kerja kelompok yang lain.

Dalam beberapa kesempatan, saya mempraktikkan sesi brainstorming ini bersama para guru sekolah minggu. Kami semua, yang merasa sudah hafal dengan kisah 5 Roti 2 ikan ini pun, selalu dibuat bingung dengan munculnya kata-kata yang tidak terduga. Justru di sinilah serunya teknik mengajar ini! Misalnya:

- Apakah benar ada kata "padang rumput"? Atau tepatnya, di mana sih Yesus mengajar saat itu?

- Yang benar 5.000 orang ataukah 5.000 orang laki-laki, ya? Jadi, belum termasuk perempuan dan anak-anak, dong? Dicatat tidak ya jumlah perempuan dan anak-anaknya?

Cobalah Anda cek, benar atau salahkah kalimat-kalimat berikut ini.

- Lalu, Tuhan Yesus menyuruh murid-murid-Nya untuk membeli roti agar orang banyak yang lapar tersebut bisa makan.

Coba cek, benarkah Yesus menyuruh murid-murid-Nya untuk membeli roti? Di Alkitab, dicatat bahwa Yesus menyuruh murid-murid-Nya untuk memberi makan, bukan membeli roti untuk orang banyak tersebut. Hanya kepada Filipus, Yesus bertanya, "Di mana kita akan membeli roti, supaya orang-orang ini dapat makan?"

- Murid-murid membawa seorang anak laki-laki yang memiliki 5 roti dan 2 ikan kepada-Nya.

Coba cek, benarkah murid-murid membawa seorang anak laki-laki dengan 5 roti dan 2 ikannya kepada Yesus? Di Alkitab, sebenarnya tidak ditulis bahwa anak yang membawa 5 roti dan 2 ikan itu dibawa datang menghadap Tuhan Yesus.

Kitab Yohanes menulis bahwa Andreaslah yang memberi tahu Tuhan Yesus bahwa ada seorang anak yang mempunyai 5 roti dan 2 ikan.

Nah, biasanya, saya membiarkan anak-anak atau para peserta training dihujani berbagai pertanyaan, keraguan, sanggahan, dan sebagainya, TANPA BOLEH membuka Alkitab mereka pada saat itu. Begitu rasa penasaran mulai memuncak, barulah saya izinkan mereka untuk membuka Alkitab dan mencari sendiri jawabannya. Dengan demikian, anak-anak (maupun peserta training) yang mulanya merasa sudah tahu, tiba-tiba menjadi lebih ingin tahu lagi dari sebelumnya.

Sekarang, tibalah kesempatan emas bagi Anda untuk tidak sekadar mengoreksi kalimat yang salah, tetapi mulai menyampaikan tujuan pembelajaran yang telah Anda siapkan. Misalnya, tentang kuasa Tuhan yang tak terbatas, keraguan murid dan keraguan mereka akan kuasa Tuhan; atau mungkin tentang pemberian yang kecil, namun dipakai Tuhan secara luar biasa.

Beberapa perikop lain dalam Alkitab yang juga bisa disajikan dengan metode ini, misalnya:

Perjanjian Lama:

  • Manusia jatuh ke dalam dosa (Kejadian 3:1-24)
  • Menyeberangi Laut Teberau (Keluaran 14:15-31)
  • Jatuhnya Yerikho (Yosua 6:1-27)
  • Samuel terpanggil (1 Samuel 3:1-4:1)
  • Daud dan Goliat (1 Samuel 17)
  • Perjanjian Baru:

    • Pencobaan di padang gurun (Matius 4:1-11)
    • Maria dan Marta (Lukas 10:38-42)
    • Perumpamaan anak yang hilang (Lukas 15:11-32)
    • Pentakosta (Kisah Para Rasul 2:1-13)
    • Kepala penjara Filipi (Kisah Para Rasul 16:19-40)

    Diambil dan disunting dari:

    Judul buku : Creative Teaching di Sekolah Minggu
    Penulis : Meilania
    Penerbit : Gloria Graffa, Yogyakarta 2009
    Halaman : 91 -- 94