Melayani Anak

Jenis Bahan PEPAK: Tips

Mengapa melayani anak? Melayani, apa pun bentuk dan jenis pelayanannya, biarlah itu karena kasih. Kalau kita melayani hanya semata-mata karena mau diri kita berbuah dan supaya nanti dalam kekekalan kemuliaan kita besar, sebenarnya walaupun itu tidak salah, namun masih ada unsur egoisme di situ. Motif itu masih bersifat egosentris agamawi, karena tujuan akhirnya masih di sekitar dirinya sendiri.

Motivasi terdalam, visi terdalam, dan tujuan termulia dalam melayani adalah kasih. Kita melayani karena kita telah merasakan kasih Allah, karena Allah pada hakikatnya adalah kasih, dan karena kita mau menyalurkan kasih yang kita rasakan itu. Kita melayani karena kita memang mengasihi anak yang kita layani, baik anak penurut maupun anak nakal, baik anak bersih maupun anak kudisan; kita melayani dengan kasih tanpa syarat, seperti kasih Yesus. Kita melayani karena kita memang mengasihi anak, baik anak yang sudah berubah maupun yang belum, anak yang menurut pada kita maupun yang tidak; kita melayani dengan kasih yang tidak menuntut, kasih yang memberi.

Paulus seorang pelayan yang luar biasa dan yang terkenal sangat gigih dalam pelayanannya. Ia membangun banyak gereja di berbagai kota, mendirikan sekolah Alkitab di Efesus yang menjadi pusat misi di Asia Kecil. Sepanjang pelayanannya ia mengalami berbagai penderitaan dan aniaya berulang-ulang. Ia beberapa kali disesah dan dilempari batu, tetapi tetap melayani dan tidak mengeluh. Mengapa orang ini punya nyali yang begitu besar? Mengapa orang ini punya daya dorong pelayanan yang luar biasa? Mengapa orang ini memiliki daya juang yang begitu tinggi dan semangat yang menyala-nyala?

Selain tujuan hidupnya yang jelas untuk berbuah (Filipi 2:22), Paulus menulis dalam 2 Korintus 5:14 "Sebab kasih Kristus yang menguasai kami ...." Kasih Yesus yang melatarbelakangi, mendasari, memotivasi, mewarnai pelayanan Paulus. Berikut adalah beberapa tip untuk guru Sekolah Minggu:

1. Adakan persiapan doa untuk pengurapan Tuhan secara khusus dan persiapkan mengajar dengan sebaik mungkin sebagai persembahan pengabdian kepada Allah.

2. Doakan murid-muridmu, nama demi nama.

3. Hafalkan nama mereka. Miliki data pribadi dan keluarga mereka.

4. Pakaian, penampilan yang rapi, bersih, tidak perlu yang mahal. Guru sering menjadi idola muridnya dan murid akan meniru.

5. Menjadi teladan bagi murid. Datang lebih awal, ketika puji-pujian, guru sungguh-sungguh ikut memuji Tuhan, demikian juga ketika berdoa.

6. Tampil dengan banyak senyum/sukacita dan ramah.

7. Jangan sekali-kali ingkar janji dengan anak-anak. Ingkar janji membuat anak kecewa bahkan kehilangan figur.

8. Apabila memberi tugas, cek kembali, koreksi, beri nilai dan hargai bagi mereka yang baik. Jangan memberi tugas, misal ayat hafalan dan minggu depannya saudara tidak menyinggung lagi soal tugas itu. Anak akan meremehkan tugas di lain waktu.

9. Belajar untuk memuji anak didik. Jangan lewatkan hari berlalu tanpa memuji. Lakukan pujian yang wajar untuk setiap hal positif yang dilakukan anak. Pujilah untuk penampilan anak-anak, bajunya,kepang rambutnya, dll.

10. Adakan pendekatan pribadi dengan anak-anak. Jangan besuk anak jika mereka tidak datang. Mereka yang rajin pun bisa dibesuk, kunjungi rumahnya untuk pendekatan.

11. Terlibat bermain dengan mereka. Jadilah guru mereka dan juga sahabat atau teman bagi mereka.

Diambil dan disunting seperlunya dari:

Judul artikel : K. Kasih Kristus Menguasai Kami
Judul buku : Visi Pelayanan Anak (Membangun Generasi Baru)
Penulis : Jarot Wijanarko
Penerbit : Yayasan Pulihkan Indonesia
Halaman : 52 -- 54

Kategori Bahan PEPAK: Pelayanan Sekolah Minggu