Menghadapi Tantangan

Jenis Bahan PEPAK: Artikel

Siapakah di antara kita yang tidak bergembira ketika melihat anak-anak tampil ke depan untuk menerima Yesus Kristus sebagai Juru Selamat mereka? Dan siapakah di antara kita yang kemudian tidak bertanya dalam hati, apakah anak-anak tersebut benar-benar mengerti apa yang terjadi itu? Tidakkah kita juga dikecewakan oleh sikap dangkal dan kekurangmatangan terhadap pengalaman pertobatan pada pihak orang dewasa? Telah tiba saatnya bagi gereja untuk meneliti sejujur-jujurnya apa sebenarnya yang Alkitab

Siapakah di antara kita yang tidak bergembira ketika melihat anak-anak tampil ke depan untuk menerima Yesus Kristus sebagai Juru Selamat mereka? Dan siapakah di antara kita yang kemudian tidak bertanya dalam hati, apakah anak-anak tersebut benar-benar mengerti apa yang terjadi itu? Tidakkah kita juga dikecewakan oleh sikap dangkal dan kekurangmatangan terhadap pengalaman pertobatan pada pihak orang dewasa? Telah tiba saatnya bagi gereja untuk meneliti sejujur-jujurnya apa sebenarnya yang Alkitab maksud dengan hidup baru di dalam Kristus itu dan bagaimana hal itu harus disampaikan dewasa ini.

Pikirkan sejenak betapa banyaknya kehingungan yang sedang melanda orang. Pernahkah Saudara mendengar pertanyaan-pertanyaan serta pernyataan-pernyataan sebagai berikut?

"Dapatkah saya diselamatkan dua kali?"

"Mengapa saya menjadi takut bila mendengar tentang neraka?"

"Setiap tahun, dalam kamp pemuda-pemudi, saya selalu menerima keselamatan."

"Mengapa tidak ada orang yang menerangkan kepada saya tentang arti dan tujuan menerima keselamatan itu?"

"Apakah saya boleh ambil bagian dalam Perjamuan Kudus?"

"Saya harus berumur berapa supaya saya dapat dibaptiskan?"

Pertanyaan-pertanyaan seperti itulah yang biasa diajukan oleh anak-anak yang dibesarkan dalam gereja-gereja kita. Namun sayangnya, mereka tidak pernah mendapat pengajaran yang sepatutnya tentang arti sebenarnya dari hal menerima keselamatan.

Ada pertanyaan-pertanyaan lain yang diajukan oleh para pejabat dan pengajar sekolah minggu:

"Bagaimanakah rencana keselamatan dapat dijelaskan kepada anak-anak dengan cara yang berarti?"

"Apakah artinya istilah 'masa pertanggungan jawab akan dosa'?"

"Mengapa kita kehilangan begitu banyak anak remaja yang pernah mengaku bahwa mereka telah menerima Kristus sebagai Juru Selamat?"

"Bagaimanakah kita dapat menguatkan iman seseorang yang baru menerima Kristus?"

"Apakah yang dimaksud Alkitab dengan istilah-istilah 'dilahirkan kembali', 'pembaharuan', atau 'pengakuan'?"

Pertanyaan-pertanyaan demikian bukanlah pertanyaan yang tidak dipikirkan masak-masak atau yang dangkal. Berulang kali pertanyaan-pertanyaan ini diajukan dalam banyak gereja kita, yang membuktikan kepada kita betapa perlunya pengajaran tentang pekabaran Injil di kalangan sekolah minggu.

Kebutuhan Yang Sangat Penting

Apakah yang sangat penting dalam hidup dan pelayanan gereja? Apakah yang seharusnya mendapat prioritas pertama di antara semua kesibukan yang menandai hidup gereja dewasa ini? Manakah yang paling memberi hasil dari semua kerja dan usaha kita?

Mempertimbangkan hal-hal ini serta semua masalah yang bertalian dengan hal-hal tersebut adalah sangat penting. Gereja harus menyampaikan Injil sedemikian rupa hingga orang-orang yang mendengarnya dapat dipimpin kepada penyerahan yang bersifat langsung, pribadi, dan tetap kepada Yesus Kristus sebagai Juru Selamat. Tanpa bukti dari kehidupan orang-orang yang sama sekali berubah kelakuan dan arahnya, gereja gagal dan mengurungkan maksudnya.

Zaman ini adalah zaman kepercayaan yang dimudahkan dan keagamaan yang dangkal. Suatu penyelidikan dalam masyarakat menunjukkan bahwa sebagian besar rakyat mengakui bahwa mereka menganut suatu agama. Akan tetapi, hanya sedikit yang dapat mengatakan bahwa mereka memunyai hubungan yang berarti dan jelas dengan Kristus. Kepada kebutuhan inilah gereja harus mengarahkan usaha-usahanya.

Tanda-tanda adanya kebutuhan tersebut juga nampak dalam gereja sendiri. Kehadiran yang makin berkurang, hilangnya anak-anak remaja, pengajaran yang tak berkeyakinan, dan sikap acuh tak acuh menunjukkan perlunya suatu tujuan yang baru dan tetap. Tujuan ini harus berpusat pada pengertian dan penerapan yang tepat dari rencana pekabaran Injil yang sesuai dengan Alkitab. Aliran gereja yang liberal telah berusaha meniadakan tekanan ini. Teologi modern menyimpangkan banyak gereja dari pemberitaan yang benar tentang kuasa Kristus yang sanggup mengubah kehidupan, manusia, serta menitikberatkan hal yang tak sepenting itu, yakni perbaikan sosial. Gereja harus menilai kembali prioritas-prioritasnya serta memusatkan kembali arahnya kepada penyelamatan orang-orang yang terhilang dan pembangunan tubuh Kristus. Melalui sekolah minggu setempat, para pendidik Kristen merupakan orang-orang penting dalam melaksanakan dan mempraktikkan suatu program yang disusun untuk memenuhi kebutuhan ini. Berita yang mereka sampaikan harus dapat ditangkap dan dimengerti dengan jelas, suatu rencana pelaksanaan harus dirumuskan, minat yang vital harus dimiliki, dan semua usaha harus diarahkan ke penginjilan orang-orang yang terhilang.

Pertimbangan Tentang Luasnya Pekabaran Injil

Bagaimanakah seharusnya pandangan kita terhadap tantangan untuk mengabarkan Injil ini? Dapatkah gereja cukup puas dengan statistik-statistik tentang pertobatan banyak orang? Tidak! Pekabaran lnjil mencakup lebih dari hanya pengalaman-pengalaman rohani yang sekali-sekali. Pekabaran Injil yang sejati mengimbangkan kelahiran dengan pertumbuhan. Pekabaran Injil yang sejati menitikberatkan kematangan rohani maupun pengakuan iman yang mula-mula.

Ada gereja-gereja yang sangat menekankan pengalaman pertobatan, tetapi tidak mengikutinya dengan program pendidikan yang seimbang, yang menghasilkan pengikut-pengikut Kristus yang setia. Gereja-gereja lain telah merasa puas dengan memberi pendidikan, yang jarang mendorong orang memilih dan mengamhil keputusan untuk menerima Kristus. Kita harus mengusahakan keseimbangan antara memenangkan orang yang terhilang dan menjadikan mereka yang telah dimenangkan itu pengikut-pengikut Kristus.

Adanya segi-segi yang berlainan dari pekabaran Injil dengan jelas nampak dalam Amanat Agung. Dalam Amanat ini, Yesus memberi perintah untuk mengabarkan Injil kepada tiap-tiap generasi. Menurut tata kalimat bahasa Yunani, bagian permulaan dari pernyataan Yesus ini dapat diterjemahkan menjadi: "Setelah pergi ke seluruh dunia ...." Hal ini membebankan tanggung jawah pada tiap-tiap orang Kristen untuk menjalankan Amanat ini dalam lingkungan masyarakatnya sendiri. Kedua, Yesus berkata, " ... beritakanlah (umumkanlah) Injil (Kabar Baik) kepada segala bangsa." Pernyataan ini memperluas daerah penjangkauan gereja untuk mencakup seluruh dunia dan menekankan kebutuhan untuk mengajarkan Injil dengan terang dan tepat. Kemudian dalam Matius 28:19-20, Yesus mengimbangkannya dengan memberi petunjuk kepada para murid untuk melanjutkan pemberitaan Injil itu dengan pengajaran yang baik, yang akan menghasilkan orang-orang yang sungguh-sungguh percaya, "Ajarlah mereka melakuka n segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu."

Gereja dewasa ini tidak boleh berbuat kurang dari itu. Pertama-tama Injil harus diberitakan supaya orang-orang berdosa akan bertobat dan mengaku Kristus sebagai Juru Selamat. Kemudian perintah-perintah Tuhan harus diajarkan supaya setiap orang yang bertobat dibawa kepada kematangan rohani. Gereja harus selalu berusaha untuk menjalankan dua cara pemberitaan Injil ini.

Kategori Bahan PEPAK: Pelayanan Anak Umum

Sumber
Judul Buku: 
Penginjilan di Sekolah Minggu
Pengarang: 
Richard L. Dresselhaus
Halaman: 
5 -- 9
Penerbit: 
Gandum Mas
Kota: 
Malang