Mendesain Kelas Bayi

Jenis Bahan PEPAK: Artikel

Apa Itu Lingkungan Eksplorasi? Para bayi belajar paling baik melalui model pembelajaran kontekstual dalam sebuah lingkungan di mana mereka dapat melakukan apa saja yang mereka sukai. Misalnya, bila kita hendak menyampaikan firman Tuhan tentang Nabi Nuh, lingkungan eksplorasi yang baik adalah menyediakan berbagai mainan, aktivitas, maupun dekorasi dan peralatan yang terkait dengan cerita Nabi Nuh. Bagi bayi, bermain sama dengan belajar. Namun, agar proses pengajaran firman Tuhan di kelas bayi berhasil,

Apa Itu Lingkungan Eksplorasi?

Para bayi belajar paling baik melalui model pembelajaran kontekstual dalam sebuah lingkungan di mana mereka dapat melakukan apa saja yang mereka sukai. Misalnya, bila kita hendak menyampaikan firman Tuhan tentang Nabi Nuh, lingkungan eksplorasi yang baik adalah menyediakan berbagai mainan, aktivitas, maupun dekorasi dan peralatan yang terkait dengan cerita Nabi Nuh.

Bagi bayi, bermain sama dengan belajar. Namun, agar proses pengajaran firman Tuhan di kelas bayi berhasil, kita tidak boleh sekadar menyediakan waktu bagi bayi untuk bermain apa saja. Lingkungan dan segala sesuatu yang ada dalam kelas bayi haruslah kita kontrol sedemikian rupa, sehingga model pembelajaran kontekstual benar-benar dapat diterapkan dalam kelas kita.

Segala jenis mainan dan dekorasi haruslah terkait dengan firman Tuhan. Jika tidak, para bayi akan kesulitan untuk menangkap maksud atau pesan firman Tuhan yang hendak kita sampaikan. Contoh, mobil-mobilan dan kereta api, kolam bola atau kolam pasir, mungkin tidak cocok dalam desain pembelajaran tentang Nabi Nuh. Sebaliknya, kapal, ikan, binatang, dan kolam air akan jauh lebih cocok dengan cerita tentang Nabi Nuh.

Beberapa jenis mainan dan perlengkapan lain yang bisa dipakai dalam pembelajaran cerita tentang Nabi Nuh: "puzzle" binatang atau keluarga Nabi Nuh, gambar binatang dan keluarga Nabi Nuh untuk diwarna, poster bahtera Nuh, gambar bahtera dan pelangi, balok kayu untuk membuat bahtera Nuh, patung binatang dari plastik, kardus besar berbentuk kapal untuk dimasuki anak-anak, dan mungkin beberapa perlengkapan cat untuk menggambar awan hujan dan pelangi.

Izinkan para bayi ini memilih sendiri mainan atau aktivitas yang disukainya. Jangan memaksa bayi untuk membaca buku bila ternyata ia lebih tertarik bermain balok kayu. Jangan menyuruh mereka bermain puzzle bila sebenarnya aktivitas mengecat lebih menarik perhatiannya. Biarlah masing-masing melakukan aktivitas yang sedang ingin mereka lakukan saat itu, dan izinkan mereka berpindah dari satu area aktivitas ke area aktivitas lainnya bila mereka sudah mulai jenuh atau bosan. Hindari campur tangan yang tidak perlu. Sejauh para bayi tersebut tidak sedang membutuhkan pertolongan orang dewasa, biarkan mereka mengeksplorasi beragam permainan melalui cara mereka sendiri.

Desain Ruang Kelas Bayi

Kelas bayi tidak harus mewah atau berisikan mainan serta dekorasi yang mahal. Namun, untuk mencapai tujuan pembelajaran, kelas bayi memang harus didesain sedemikian rupa, sehingga cukup nyaman dan aman bagi para bayi. Berikut adalah beberapa hal yang perlu dipertimbangkan saat mendesain kelas bayi.

  1. Ruangan atau Area untuk Bayi

    Idealnya, kelas bayi memiliki sebuah ruangan tertutup yang khusus (seperti kelas). Namun, bila tidak ada ruangan tertutup, sebuah sudut ruangan atau sebuah teras cukup memenuhi syarat untuk dijadikan kelas bayi, asalkan area tersebut cukup bersih dan layak untuk dijadikan area bermain bagi para bayi.

    Saya pribadi pernah mengalami mengasuh kelas bayi mulai dari tersedianya fasilitas dan ruangan yang sangat baik, sampai sebuah sudut ruang yang tidak terlalu luas, itu pun harus berbagi dengan kelas balita. Semua pengalaman ini makin meneguhkan saya bahwa fasilitas, sesederhana apapun fisiknya, cukup untuk mulai membuka sebuah pelayanan bagi para bayi. Yang terpenting adalah hati yang siap melayani.

  2. Keamanan

    Hal penting lainnya yang harus diperhatikan adalah memastikan bahwa ruangan atau area yang akan kita gunakan sebagai kelas bayi memenuhi syarat-syarat keamanan bagi para bayi, misalnya:

    1. Pastikan stop kontak berada di luar jangkauan para bayi, paling tidak memiliki penutup atau pengaman. Bila tidak, gunakan karton dan plester untuk menutupinya.
    2. Sebisa mungkin, jauhkan area aktivitas bayi dari anak tangga atau pintu yang senantiasa dibuka tutup.
    3. Pastikan bahwa semua perabot dan barang-barang yang ada dalam ruangan atau area tersebut cukup aman untuk menjadi ajang bermain bagi para bayi (meskipun para bayi ini tetap dalam pengawasan orang dewasa).

    Selain itu, sebagai guru sekolah minggu kelas bayi, kita tetap perlu melibatkan para orang tua dan pengasuh demi menjaga keamanan dan keselamatan para bayi.

  3. Lantai

    Saya pribadi lebih menyukai lantai yang sudah dipel bersih daripada karpet, apalagi karpet permanen atau tikar, karena biasanya terdapat banyak debu dan sisa kotoran yang menempel, serta tidak mudah dibersihkan. Selain itu, karpet dan tikar umumnya jarang dicuci, sehingga kurang baik bila bersentuhan langsung dengan kulit bayi. Alternatif lain, bila lantai kita anggap kurang bersih, adalah dengan menggunakan spons yang memang digunakan khusus untuk lantai (yang bisa dibongkar pasang, seperti yang sering kita jumpai di berbagai area bermain anak, umumnya berukuran 30 x 30 cm per buah) atau dengan menggunakan matras.

    Untuk menjaga kebersihan lantai, spons, atau matras, setiap orang dewasa yang mendampingi bayi diharapkan melepas sepatu atau sandal saat berada di area kelas bayi.

  4. Penerangan dan Sirkulasi Udara yang Baik

    Ruangan atau area apapun yang kita gunakan, pastikan terdapat penerangan yang cukup dan sirkulasi udara yang baik. Ruangan yang terlalu pengap atau gelap misalnya, akan merusak seluruh proses belajar karena bayi akan merasa tidak hyaman berada di dalamnya.

  5. Perabot Secukupnya

    Semakin lapang sebuah ruangan atau area, semakin baik lingkungan tersebut bagi para bayi. Hal ini tidak berarti ruangan untuk kelas bayi harus besar, tetapi tersedianya area yang kosong, cukup bagi para bayi untuk bergerak, berpindah, dan berjalan ke sana kemari. Kelas bayi sebaiknya berisi perabotan secukupnya, misalnya: rak buku, rak mainan, meja, dan kursi anak tersedia cukup. Bahkan, bila memungkinkan, sebaiknya perabotan tersebut terbuat dari bahan yang cukup ringan agar mudah dipindah (bila perlu), dilipat dan disimpan (bila tidak sedang dibutuhkan), namun tidak mudah roboh bila didorong atau ditarik oleh bayi.

  6. Dekorasi yang Menarik

    Suasana dan lingkungan yang menyenangkan adalah jalan utama bagi proses pembelajaran yang baik. Oleh karena itu, dekorasi ruangan menjadi amat penting bagi keberhasilan sebuah kelas bayi. Apabila dekorasi ruangan mampu memikat para bayi, mereka akan merasa betah dan kerasan berlama-lama di kelas bayi tersebut. Terlalu banyak warna, gambar, atau pun pernak-pernik sebenarnya bukanlah dekorasi yang cocok bagi para bayi. Perlu ada kesederhanaan, tetapi cukup menarik.

  7. Mainan

    Meskipun kelas bayi bukanlah sebuah tempat penitipan anak atau seperti layaknya sekolah taman kanak-kanak, tetap perlu (bahkan mutlak) menyediakan beragam jenis mainan yang cocok bagi anak-anak yang dilayani. Tidak harus mainan yang baru dan mahal, bisa juga diperoleh dari para orang tua yang mau menyumbangkan mainan bekas milik anaknya yang sudah beranjak besar. Bisa juga perlengkapan dapur atau barang-barang sepele dari rumah kita yang bisa dimanfaatkan untuk aktivitas para bayi.

    Sebagai guru sekolah minggu kelas bayi, saya sarankan untuk tidak menunggu pihak pengurus sekolah minggu menyediakan semua fasilitas yang Anda minta atau harapkan. Mulailah dengan apa yang Anda miliki (bila Anda seorang ibu yang memiliki anak balita, hal ini akan jauh lebih mudah, karena banyak barang kebutuhan rumah tangga maupun mainan anak-anak Anda yang bisa digunakan saat Anda mengajar kelas bayi). Atau, mulailah dengan membagikan beban pelayanan ini kepada orang lain yang bersedia mendukung ide atau program Anda. Atau, libatkan para orang tua dari bayi-bayi yang Anda layani. Selalu ada jalan keluar bagi setiap maksud yang baik. Keterbatasan fasilitas tidak pernah bisa menghambat panggilan pelayanan yang jelas.

  8. Perlengkapan untuk Keadaan Tak Terduga

    Alangkah baiknya apabila guru sekolah minggu berjaga-jaga untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan, seperti: anak yang terluka karena jatuh, minuman atau bubur yang tumpah, atau tiba-tiba seorang anak sakit demam.

    Oleh karena itu, guru sekolah minggu kelas bayi wajib memiliki data pribadi anak yang berisikan nama orang tua beserta nomor telepon genggam yang bisa dihubungi sewaktu-waktu (khususnya bila anak diasuh oleh babysitter atau pembantu). Selain itu, alangkah baiknya apabila di kelas bayi juga tersedia beberapa perlengkapan bayi seperti: tisu dan lap, diaper, dan obat-obatan (obat merah, obat penurun panas, salep untuk luka memar ringan, serta plester anak-anak).

    Pada suatu pagi, saat saya sedang mempersiapkan berbagai perlengkapan untuk mengajar, seorang anak perempuan tersandung dan ia jatuh, mukanya tepat mengenai sebuah rak plastik hingga rak tersebut pecah. Darah segar segera keluar dari kulit dekat hidung si anak. Saya sejenak tertegun, tak tahu harus berbuat apa, sementara pengasuhnya dengan segera menggendong dan menenangkan anak yang menangis tersebut. Untunglah, kelas bayi yang saya asuh memiliki data pribadi anak yang cukup lengkap, sehingga dengan segera ibu si anak bisa dihubungi, dan dalam waktu yang singkat, sang ibu sudah datang untuk melihat kondisi anaknya yang terjatuh.

    Penting sekali untuk segera melaporkan apa yang telah terjadi kepada orang tua anak yang mengalami musibah dengan jujur dan apa adanya. Dengan demikian, apabila dibutuhkan penanganan atau perawatan khusus, hal itusegera dapat dilakukan. Selain itu, si ibu tentu akan merasa lebih baik bila diberi tahu sesegera mungkin daripada menunggu saat jam sekolah minggu usai atau melihat anaknya terluka tanpa pemberitahuan apa-apa dari guru sekolah minggunya.

  9. Papan atau Majalah Dinding

    Kehadiran sebuah papan yang bisa diisi atau ditempel oleh berbagai poster, gambar, foto, dan bahkan hasil karya anak-anak akan sangat membantu proses pembelajaran bila dimanfaatkan dengan tepat. Gunakan papan atau majalah dinding tersebut sebagai area "promosi" yang menyampaikan informasi tentang materi firman Tuhan yang telah, sedang, atau akan disampaikan kepada anak-anak.

    Pada Juni 2006, setelah terjadi gempa di daerah Yogyakarta dan Jawa Tengah, saya memasang berbagai foto kondisi pascagempa yang diperoleh dari koran dan ditempel di papan yang ada di kelas toddlers (kelas yang saya asuh, yaitu anak-anak berusia 1 -- 3 tahun). Selama Juni 2006, tema pelajaran adalah berbuat baik kepada orang lain. Saya menjelaskan dan meminta para orang tua dan pengasuh, agar mengambil satu gambar kondisi pascagempa yang sudah ditempel di papan, membawanya pulang, dan mengajarkan pada anak untuk berdoa bagi anak-anak yang menjadi korban gempa. Di bulan yang sama, saya juga mengajak anak untuk memberikan apa yang mereka miliki (seperti baju dan mainan) untuk diberikan kepada para korban gempa.

    Pada lain kesempatan, ketika tema pelajaran yang disampaikan adalah mengucap syukur atas makanan, papan majalah dinding ini berisikan poster buah-buahan dan sayur-sayuran. Ketika firman Tuhan berbicara tentang penciptaan, papan majalah dinding berisikan foto berbagai jenis binatang. Dan pada saat firman Tuhan bertema "Tumbuh Seperti Yesus", papan majalah dinding berisikan gambar-gambar perkembangan bayi Yesus dari bayi hingga dewasa.

    Papan majalah dinding ini juga bisa digunakan untuk memamerkan hasil karya anak-anak. Misalnya, saat anak-anak melukis awan hujan -- dalam kisah Nabi Nuh -- atau saat anak-anak menempel jiplakan tangan mereka dan foto mereka saat bayi. Semua hasil karya ini ditempel dulu di papan majalah dinding selama beberapa pertemuan, supaya anak ingat akan materi pelajaran dari minggu-minggu sebelumnya, sebelum mereka dapat membawanya pulang dan menempelkannya di rumah masing-masing.

  10. Tempat Tidur dan Tempat Menyusui

    Bila kondisi memungkinkan, tentu akan lebih nyaman bila para bayi yang tertidur saat jam sekolah minggu bisa dibaringkan di kasur dan para bayi yang masih menyusu dapat menyusu dengan tenang di sebuah tempat yang terjaga privasinya. Selain itu, dalam kelas bayi ini disediakan kasur spons bagi para bayi, baik untuk bermain maupun untuk para bayi yang tertidur saat jam sekolah minggu berlangsung.

Kategori Bahan PEPAK: Fasilitas Pelayanan Anak

Sumber
Judul Buku: 
Merintis dan Mengembangkan Kelas Bayi (0 -- 2 tahun) di Sekolah Minggu
Pengarang: 
Meilania
Halaman: 
30 -- 39
Penerbit: 
Gloria Graffa
Kota: 
Yogyakarta
Tahun: 
2007