Apa Tugas Seorang Guru Sekolah Minggu?

Jenis Bahan PEPAK: Tips

Jawaban yang biasa kita dengar dari para guru adalah sebagai berikut. "Tugas saya memimpin acara kebaktian sekolah minggu", jawaban ini muncul karena selama waktu acara sekolah minggu (1 -- 1,5 jam) itu, guru mendominasi 90% waktu dengan terus berbicara untuk memimpin seluruh acara sekolah minggu. Sementara itu, anak lebih banyak pasif mendengar guru, dan anak juga diperintah ini dan itu. (Misalnya: "Ayo berdoa, mari memuji Tuhan, tepuk tangan! Atau semua harus diam!"). Bahkan, anak dipaksa diam

Jawaban yang biasa kita dengar dari para guru adalah sebagai berikut.

  1. "Tugas saya memimpin acara kebaktian sekolah minggu", jawaban ini muncul karena selama waktu acara sekolah minggu (1 -- 1,5 jam) itu, guru mendominasi 90% waktu dengan terus berbicara untuk memimpin seluruh acara sekolah minggu. Sementara itu, anak lebih banyak pasif mendengar guru, dan anak juga diperintah ini dan itu. (Misalnya: "Ayo berdoa, mari memuji Tuhan, tepuk tangan! Atau semua harus diam!"). Bahkan, anak dipaksa diam sepanjang acara, dengan slogan: "Anak yang diam itu, anak sekolah minggu yang baik!" Apa benar tindakan guru semacam ini? Apakah ia tidak menjadikan anak hanya sebagai objek perintahnya: harus ini dan itu?
  2. "Tugas saya memimpin pujian", jawaban ini muncul karena memang guru yang menyuruh anak menyanyi, dan sering memaksa anaknya bernyanyi dengan suara keras. Anak begitu pasif, hanya menjadi objek yang diperintah untuk bernyanyi, untuk bergaya, untuk bertepuk tangan, dan kadang malah ditertawakan jika mereka melakukan gerakan lucu!
  3. "Tugas saya memimpin cerita", jawaban ini muncul karena memang guru mengisi waktu cerita 20-30 menit itu dengan ia berbicara sendiri, sementara anak dipaksa diam (sebagai pendengar setia), sedang guru sebagai "dosen" yang harus didengarkan apa pun isi pembicaraannya.
  4. "Tugas saya memimpin doa", jawaban ini muncul karena memang guru yang berdoa, anak cuma objek pendengar doa guru, anak ikut menutup mata dan membuka mata, itu pun harus diperintah oleh guru. Apakah anak itu sendiri sebagai subjek yang berdoa? Bukan! Tetapi justru gurunyalah yang berdoa.
  5. "Tugas saya membuat alat peraga", "Tugas saya mengadakan kegiatan aktivitas anak, baik mewarnai, hasta karya, dan lainnya", "Tugas saya mengajak anak ke sekolah minggu", "tugas saya mengadakan acara Natal sekolah minggu dan acara-acara anak yang lain", "Tugas saya mengikuti persiapan guru", dan jawaban lain yang senada dengan jawaban-jawaban itu. Semua itu sering kali membuat anak hanya menjadi objek yang pasif, sedang guru menjadi subjek yang aktif!

Coba kita analisa jawaban-jawaban tersebut secara cermat! Hasilnya dapat disimpulkan adanya model hubungan guru-anak sebagai berikut:

Guru ---> - memimpin (sesuatu kegiatan)       ---> Anak SM
               - mengajak (melakukan sesuatu hal)
               - mengadakan (sesuatu kegiatan)
               - menyiapkan (sesuatu hal)


 Dengan kata lain, model hubungan guru-anak menjadi hubungan
 antara:


 Subjek ---> (guru mendominasi 90% waktu/kegiatan) ---> Objek
 superior                                               inferior
 aktif                                                   pasif

Perhatikan arus komunikasi di atas hanya searah: dari guru sebagai subjek kepada anak sebagai objek yang pasif, sehingga sekolah minggu adalah "acara dari guru dan oleh guru (dan akhirnya sering menjadi acara "untuk" guru juga)". Akibatnya, guru menjadi semakin pandai dalam segala hal (guru semakin pandai berdoa, bernyanyi, tetapi ia cepat kelelahan dan cepat jenuh), sedang anak sebagai murid hanya menjadi objek saja, dengan kemajuan yang kurang berarti! Padahal yang seharusnya menjadi subjek sekolah minggu adalah anak, bukankah seharusnya anak yang dididik, sehingga semakin pandai dalam segala hal, semakin pandai dalam hal berdoa, memuji Tuhan, memahami firman Tuhan, dan sebagainya? Lalu bagaimana solusinya? sekolah minggu perlu memiliki pola pendidikan yang terencana.

Untuk mengetahui bagaimana mengatur sekolah minggu Anda dengan lebih terencana, silakan para Pelayan Anak melihat artikel selengkapnya di: http://pepak.sabda.org/mendidik_anak_sekolah_minggu_secara_terencana

Kategori Bahan PEPAK: Guru - Pendidik

Sumber
Judul Artikel: 
Analisis Pertanyaan: "Apa Tugas Seorang GSM?"
Judul Buku: 
Teknik Kreatif dan Terpadu dalam Mengajar Sekolah Minggu
Pengarang: 
Paulus Lie
Halaman: 
62 -- 63
Penerbit: 
Yayasan ANDI
Kota: 
Yogyakarta
Tahun: 
1999