Menuai Apa yang Anda Tabur

Jenis Bahan PEPAK: Artikel

Untuk menuai buah kasih, Anda harus terlebih dahulu menabur benih kasih. Banyak benih kasih mungkin ditaburkan dengan penuh pengorbanan, namun pada saatnya tiba untuk menuai buah kasih itu, pengorbanan tidak akan dirasakan lagi. Lagipula, semua pencapaian berharga dalam hidup memerlukan pengorbanan. "Benih-benih kasih" berarti totalitas Anda dalam mendidik anak Anda selama beberapa tahun menabur sebelum Anda menuai hasilnya.

MENDENGARKAN

Bagaimana Anda mendengarkan anak Anda, menyiratkan beberapa hal kepadanya. Cara Anda mendengarkan akan menyiratkan, "Jangan ganggu aku; Aku sibuk sekali," atau, "Aku punya waktu untuk mendengarkan apa yang kamu sudah pernah katakan." Perkataan yang pertama akan membuat anak Anda semakin tenggelam dalam kesepian, dan ia akan mulai berpikir bahwa ia adalah gangguan dan tak terlalu penting untuk didengar atau diperhatikan. Perkataan yang kedua akan membuat anak Anda merasa dihormati, dianggap penting, dan pantas didengar. Paul Tournier, seorang penulis dan dokter terkemuka dari Swiss, mengatakan, "Kebutuhan manusia untuk didengarkan adalah sesuatu yang sangat penting."

Ada dikatakan bahwa untuk bisa mendengarkan dengan baik, diperlukan dua hal, yaitu konsentrasi dan pengendalian. Mendengarkan yang baik melibatkan daya konsentrasi untuk mendengarkan apa yang dikatakan, apa yang tidak dikatakan atau apa yang ia "tutupi", dan apa yang sebenarnya ingin diutarakan. Mendengarkan juga memerlukan pengendalian untuk tidak bereaksi atau bereaski secara berlebihan dan menyela atau mengkritik apa yang dikatakan.

Kemampuan Anda mendengarkan akan membantu dalam mengevaluasi nilai kata-kata Anda sendiri, karena banyak dari apa yang anak-anak katakan merupakan refleksi perkataan Anda.

KOMUNIKASI

Anda akan memerlihatkan persetujuan atau kritik, kasih atau penolakan, melalui bagaimana Anda berbicara kepadanya. Nada suara Anda, tatapan mata Anda, dan bagaimana Anda menyentuhnya akan mengungkapkan maksud hati Anda dengan lebih jelas daripada apa yang keluar dari mulut Anda.

Seorang ayah yang bersedia mengutarakan kebenaran spiritual terhadap keluarga, sangat dibutuhkan. Dalam rumah di mana tidak ada figur ayah, atau seorang ayah tidak mau mengajarkan kebenaran alkitabiah, ibulah yang harus menjalankan tanggung jawab tersebut. Anak yang diberkati adalah anak yang dibesarkan dalam sebuah rumah di mana ia cukup dikasihi dan ada seseorang yang peduli untuk memberinya dasar kebenaran sebagai pegangan hidupnya.

Kami sangat terkesan dengan apa yang kami lihat di salah satu gereja lokal di Florida. Pada penutupan seminar yang kami adakan di gereja itu, pendeta mengajak para ayah yang memimpin renungan keluarga minggu sebelumnya untuk maju ke depan dan mengadakan pertemuan singkat. Saya melihat lebih dari tiga ratus pria maju ke depan untuk bertemu dengan pendeta selama 10 atau 15 menit. Hal itu bukanlah pemandangan umum yang sering terjadi, dan saya sangat penasaran. Saat pendeta selesai, saya bertanya bagaimana ia bisa membuat para pria memimpin renungan dalam keluarganya. Ia menjelaskan bahwa enam bulan sebelumnya, ia menyadari bahwa tidak satu pun pria di gerejanya yang mengomunikasikan kebenaran Injil kepada keluarganya, jadi pada suatu Minggu malam, ia meminta pria yang memimpin renungan keluarga minggu sebelumnya untuk maju ke depan. Hanya ada dua puluh orang yang maju. Pada minggu berikutnya, ia melakukan hal yang sama. Satu-satunya syarat agar para pria tersebut bisa mengikuti pertemuan yang di dalamnya ada instruksi, inspirasi, dan dorongan, adalah memimpin renungan keluarga seminggu sebelumnya. Mereka tidak berkomitmen untuk melakukannya atau pun menunjukkan niat baik untuk melakukannya; mereka menghadiri pertemuan itu karena mereka telah memimpin renungan dalam keluarga mereka. Enam bulan kemudian, jumlahnya meningkat menjadi lebih dari tiga ratus pria yang mengomunikasikan kebenaran spiritual pada keluarganya setiap harinya. Gereja dan komunitas itu telah benar-benar menuai manfaat dari sebuah komunikasi yang efektif.

MENDISIPLIN

Hal ini adalah salah satu benih yang penting untuk ditabur. Disiplin dan kasih tidak boleh dipisahkan karena kedua hal itu melibatkan hubungan antara orang tua dan anak. Harus ada kasih dan kedisiplinan yang seimbang dari kedua orang tua. Kita dapat melihat contohnya pada Esau dalam Kejadian 25-27. Ia tidak didisiplinkan dan dikasihi hanya oleh satu orang tua. Mereka menuai apa yang telah mereka tabur. Kejadian 26:35 mengatakan bahwa Esau dan istrinya "menimbulkan kepedihan hati bagi Ishak dan Ribka".

Saat disiplin diterapkan dengan benar, maka akan ada kestabilan dalam keluarga. Anak-anak perlu memahami peraturan keluarga karena peraturan akan memberikan rasa aman bagi anak-anak saat mereka melakukan segala tindakan yang tidak melanggar peraturan tersebut. Disiplin yang baik berperan sebagai pagar sehingga anak-anak tahu sebatas mana mereka dapat pergi.

Baru-baru ini, saya menemui hal yang sangat menghibur saat kami bepergian ke Afrika. Saya mengamati bahwa ternyata binatang memiliki naluri disiplin yang baik. Kami berkendara melewati alam liar di Kenya sampai pada akhirnya kami tiba di sebuah penangkaran gajah yang sangat luas. Saat kami menyusuri jalan untuk melihat beberapa gajah yang mendekati kami, seketika itu juga kentara jelas mana induk dan mana anak. Sang induk gajah memiliki naluri bahwa kami berpotensi membahayakan anaknya dan kemudian mengisyaratkan anaknya agar tetap bersama kawanan gajah yang lain. Sang anak gajah tidak mau menurut dan ingin terus mendekat kepada kami. Sang induk mengendusnya untuk mendapat perhatian dan si anak dengan sopan mengabaikannya. Akhirnya, setelah itu, sang induk kemudian memukul pantatnya dengan belalainya. Si anak gajah tahu benar apa yang dimaksud sang induk gajah dan ia pun berbalik dan kembali ke kawanan. Sesaat kemudian, saya melihat sang induk berjalan di sampingnya dan menggosoknya dengan tubuhnya yang besar seolah-olah itu adalah belaian kasih. Induk dan anak gajah itu nampaknya memiliki hubungan yang baik dengan keseimbangan yang baik antara kasih dan disiplin.

MENGAMPUNI

Anak-anak belajar mengampuni dengan melihat Anda. Bagaimana Anda mengampuni ibu mereka? Ayah mereka? Orang yang bersalah pada Anda? Dalam setiap situasi tersebut, Anda secara tidak sadar mengajar mereka dengan teladan Anda. Saat mereka melukai dan mengecewakan Anda, apakah Anda mampu mengampuni dan melupakannya? Saat Anda tidak mengampuni dan melupakan, maka Anda menyimpan dendam yang kemudian menjadi baji yang memisahkan.

Saya melihat seorang ayah yang menanggapi anaknya dengan rasa sakit hati dan kekecewaan. Anak itu tidak taat dan pantas dihukum, namun karena si ayah bereaksi atas dasar rasa kecewa, bukannya membantu si anak, hal itu menjadi baji yang memutuskan hubungan mereka. Sang ayah mencabut hak-hak istimewa yang seharusnya didapatkan anak itu untuk mengisi liburan. Sang ayah bereaksi terlalu berlebihan. Dari situ, muncul kepahitan dan kebencian dan peristiwa itu sangat membekas di hati. Pasti akan lebih baik jika sang ayah tadi mendisiplinkan anaknya dengan kasih daripada melukai hati sang anak dalam jangka waktu yang lama. Ia kemudian bisa mengatakan pada anaknya bahwa ia minta maaf dan apa yang terjadi akan segera terlupakan. Hal seperti itu akan membantu anak untuk belajar dari kesalahan dan berusaha lebih baik lagi lain kali. Anak yang disiplin dengan kasih biasanya akan menghormati ayahnya dan berusaha lebih baik lagi untuk tidak melukai perasaan ayahnya di kemudian hari.

MENGHARGAI

Kasih itu termasuk menghargai penilaian dan keputusan anak Anda. Pemikiran mereka mungkin tidak sama dengan pemikiran Anda. Tentu saja mereka belum dewasa dan berpengalaman, namun setidaknya berilah mereka perhatian. Biarkan mereka merasa bahwa Anda memerhatikan apa yang mereka pikirkan. Pada waktu-waktu tertentu, akan sangat baik untuk mengizinkannya mengikuti keputusan yang ia buat sendiri jika Anda yakin bahwa keputusannya itu tidak akan mencelakakan dirinya. Dengan demikian, Anda membantu si anak membangun rasa percaya diri dan penghargaan diri.

Penghargaan paling besar yang dapat Anda tunjukkan pada anak Anda adalah memenuhi haknya. Salah satu haknya yang paling penting adalah penjelasan, memang kelihatannya sederhana, namun hal itu sangat penting bagi anak.

Musim panas lalu, saat mengunjungi pesisir Timur Amerika Serikat, keluarga saya melihat secara langsung bagaimana hak seorang anak dilanggar. Kedua anak kami yang telah kuliah, saya dan suami saya mengantri untuk melihat patung Liberty di Pelabuhan Long Island. Saat itu sangat panas, siang musim panas, dan antriannya sangat lama. Sebuah keluarga kecil berada di depan kami dengan kedua anaknya. Kedua anak itu kelelahan, kepanasan, dan tak terlalu senang mengantri. Sang ayah meninggalkan antrian selama beberapa waktu dan kembali sambil membawa dua es krim untuk kedua anaknya. Kedua anak itu tak rewel lagi. Seluruh antrian tampak senang saat kedua anak itu senang. Kemudian sampailah kami di dekat pintu masuk. Pada pintu masuk, ada papan peringatan yang berbunyi, "Tidak boleh membawa makanan dan minuman masuk ke dalam." Si ibu muda yang membacanya, dengan cepat menyambar kedua es krim yang digenggam kedua anak itu dan kemudian membuangnya di tempat sampah tanpa memberikan penjelasan mengapa ia melakukan hal tersebut. Si ibu dapat membaca papan peringatan itu, namun anak-anaknya tidak. Yang mereka tahu hanyalah menikmati es krim dan kemudian es krim itu dirampas dari mereka. Mereka berteriak dan kami berkeliling melihat patung Liberty dengan tangisan kedua anak yang marah karena hak mereka dilanggar. Dalam perjalanan menuju monumen, si ibu memukul pantat mereka karena terus menangis. Sungguh, suatu pemandangan yang tidak menyenangkan karena yang dipukul adalah orang yang seharusnya tidak dipukul pantatnya. Jika orang tua mau meluangkan waktu untuk menempatkan diri menjadi si anak dan menghargai hak-hak anaknya, maka tidak akan terjadi banyak kekacauan. (t/Dian)

Kategori Bahan PEPAK: Anak - Murid