Guru Sekolah Minggu yang Baik

Jenis Bahan PEPAK: Artikel

Pengajaran Kristen (Sekolah Minggu) yang berhasil dimulai dari diri guru sendiri. Hal ini meliputi bakat, pribadi, persiapan dan hubungannya yang benar dengan Allah.

Teknik dan peralatan juga penting. Seorang guru yang baik mengetahui cara menggunakannya. Tetapi guru sendirilah yang menjadi kunci bagi keefektifannya dalam menyampaikan kebenaran rohani.

Guru akan banyak memberi kesempatan untuk menolong dan mempengaruhi kehidupan orang lain. Bagi guru, nilai-nilai kekal tercakup dalam pelayanannya dan gaya hidupnya yang akan terjalin dalam proses pengajaran yang diberikannya. Oleh karena itu tidak dapat disangkal bahwa untuk menjadi guru yang berhasil, guru harus memiliki panggilan dan kehidupan yang menunjang bagi tugas-tugasnya.

PANGGILAN GURU

Panggilan dan sasaran guru terdapat dalam kata-kata Kristus, "Pergilah, jadikanlah semua bangsa muridKu ... dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu ...." (Matius 28:19-20). Tugas mengajar itu diberikan secara terus terang dan sederhana -- pergi dan ajarlah. Dalam panggilan itu termasuk menjadikan orang-orang murid Yesus dan juga berpusat pada ajaran-ajaran Kristus.

Sasaran pendidikan ialah agar mereka diajar dapat "melakukan segala sesuatu" atau mempraktekkan apa yang diajarkan. Hal itu lebih dari pada mendengarkan saja dan meminta lebih banyak daripada menghafal beberapa kebenaran tertentu saja. Guru mengajar agar tercipta akibat-akibat tertentu dalam kehidupan para murid. Kristus sendiri tidak sekedar menanamkan pengetahuan saja dalam diri para pendengar-Nya. Pengajaran-Nya mengubah aktivitas-aktivitas mereka yang diajar-Nya. Maka di sinilah terdapat surat penetapan seorang guru yang diperoleh dari Tuhannya. Pelayanan mengajar ialah panggilan yang suci.

Kristus adalah teladan guru yang berhasil. Ada sesuatu yang telah diajarkan-Nya. Dia mengajar dengan penuh semangat dan wibawa. Dia memiliki keinginan dan sasaran seorang guru dan Dia telah mengilhami orang-orang Kristen dalam setiap generasi untuk mengajar orang lain.

KEHIDUPAN GURU

Setiap guru Kristen yang ingin dipakai oleh Allah menghadapi tiga pertanyaan penting:

  • Apakah cara hidup saya ini memuliakan Allah?
  • Apakah berita saya berpusatkan Kristus?
  • Apakah ajaran saya dipenuhi kuasa Roh Kudus?
Jika guru dapat mengiakan setiap pertanyaan di atas, maka ia akan banyak mendukung pelayanan pengajaran Gereja. Seperti Paulus, guru dapat mengatakan, "Sebab Injil yang kami beritakan bukan disampaikan kepada kamu dengan kata-kata saja, tetapi juga dengan kekuatan oleh Roh Kudus dan dengan suatu kepastian yang kokoh. Memang kamu tahu, bagaimana kami bekerja di antara kamu oleh karena kamu." (1 Tes 1:5)

Dalam pengajaran yang berhasil ada empat faktor penting yang secara langsung berkaitan dengan guru. Faktor-faktor tersebut meliputi pengalamannya sebagai orang Kristen, pengabdian kepribadiannya kepada Kristus, teladan gaya hidupnya, dan hubungannya dengan mereka yang diajar.

A. Pengalaman sebagai orang Kristen

Dalam arti yang paling sederhana dapat dikatakan bahwa mengajar ialah membagikan dengan orang-orang lain apa yang telah dialaminya. Untuk menyampaikan Kristus dan berita-Nya, guru harus mengenal Yesus Kristus sebagai Juruselamat dan Tuhannya.

Ketika seorang pedagang terkenal diminta untuk menunjukkan beberapa tokoh pedagang, dia menyebutkan nama Paulus, Luther, Wesley, Whitefield, Spurgeon, dan Moody. "Orang-orang ini berhasil sekali sebagai pedagang," katanya, "karena mereka menaruh kepercayaan penuh pada perusahaan yang diwakilinya dan yakin sungguh bahwa barang-barangnya dibutuhkan. Hal ini menimbulkan keberanian dan semangat di dalam diri mereka, sehingga meminta dan memikat perhatian. Akibatnya mereka sibuk terus melayani pesanan."

Guru Kristen dewasa ini mewakili Kristus yang sama. Manusia masih membutuhkan Firman Allah. Demikian pula, keberhasilannya bergantung pada semangat guru untuk melaksanakan tugasnya, dan semangatnya itu akan sepadan dengan imannya.

  1. Iman Pada Allah
    Iman seorang guru Kristen harus lebih daripada sekedar percaya kepada Allah. Imannya kepada Tuhan Yesus Kristus harus aktif dan hidup -- iman yang agresif dan berkemenangan. Iman seorang guru Kristen yang efektif haruslah iman yang aktif.
  2. Iman Pada Alkitab
    Berkali-kali Yesus mengatakan, "Ada tertulis." Ia tahu bahwa "oleh dorongan Roh Kudus orang-orang berbicara atas nama Allah" (2 Petrus 1:21). Pengkhotbah, penginjil dan guru-guru di gereja yang efektif memperoleh pendiriannya melalui iman yang tak tergoyahkan akan Firman Allah yang tertulis. Mereka tidak mempunyai kepastian yang bersemangat itu kalau mereka tidak percaya bahwa Alkitab itu Firman Allah. Allah telah menulis kepada manusia. "Segenap Alkitab itu sudah jadi dengan ilham Allah," dan keindahan serta keajaiban berita itu seharusnya menggetarkan hati setiap guru.
  3. Iman Pada Panggilan Allah
    Seorang guru harus menyadari bahwa ia telah dipanggil Allah untuk mengajar. Pelayanan yang telah ditetapkan ini teramat penting, karena inilah cara Allah untuk melaksanakan tujuan-Nya di atas bumi. Mengetahui bahwa Allah telah mengkhususkan seseorang untuk tugas ini memberikan motivasi yang dinamis dan menjamin keberhasilan.

B. Kepribadian

Seseorang yang menyerahkan dirinya kepada Allah menguatkan kepribadiannya sendiri. Bakat dan kemampuannya diperkaya oleh Tuhan dan Pencipta kehidupan. Kehidupan Paulus menjadi berguna dan efektif karena penyerahannya kepada Yesus. Karena ia sendiri telah mengalami kenyataan Injil itu, ia menjadi lebih terbuka tentang kebutuhan-kebutuhan hidupnya sendiri (1 Timotius 1:15) dan lebih memperhatikan orang lain. Setiap orang yang berhubungan dengan dia terpengaruh oleh kehidupannya karena kuasa Roh Kudus sangat nyata di dalam dirinya. Setiap guru Kristen perlu bertumbuh menuju kepribadian yang matang seperti Kristus.

C. Teladan

Teladan yang diberikan oleh seorang guru bisa bertentangan, atau menegaskan apa yang diajarkannya. Sikap guru dan hal-hal yang dikatakan dan dibuatnya -- meskipun tidak direncanakan -- sangat berkesan pada hati murid-muridnya. Inilah yang kadang-kadang dinamakan mengajar secara kebetulan, namun itu sangat penting.

Guru mungkin menekankan pentingnya Firman Allah, tetapi jika dia senantiasa mengajar dari buku pelajaran saja dan tidak membuka Firman Allah, maka dia menentang apa yang dikatakannya. Ia boleh mengajarkan bahwa memberi persembahan termasuk tindakan ibadah, tetapi jika ia dengan tergesa-gesa mengakhiri acara memberi persembahan, maka ia membatalkan ajarannya. Guru bisa berbicara mengenai cinta, tetapi jika ia bersikap tidak ramah terhadap rekan guru atau keluarganya sendiri ia tidak bisa mengharapkan hasil-hasil yang positif dari pengajarannya. Teladan guru merupakan bagian penting dari proses mengajar.

D. Hubungan

Faktor yang juga menentukan keberhasilan seorang guru ialah hubungan seorang guru dengan anak didiknya. Mengajar meliputi hubungan pribadi dan persahabatan yang akrab antara pengajar dan muridnya. Kasih seorang guru masih dikenang setelah fakta-fakta yang diajarkannya lama berlalu. Seorang guru tidak bisa berpura-pura menaruh perhatian terhadap kesejahteraan para muridnya, demikian juga kurangnya perhatian dari guru pasti akan ketahuan. Pemimpin muda yang kaya, yang menolak ajaran Kristus, masih membawa sertanya kepastian tentang kasih Kristus.

PENGETAHUAN GURU

Seorang guru yang baik menyadari pentingnya jabatan guru dan ia akan berusaha memenuhi persyaratan untuk jabatannya itu. Mereka yang menghargai kedudukan guru juga mengerti perlunya persiapan.

Orang-orang yang ahli dalam bidang tertentu menghabiskan waktu bertahun-tahun untuk mempelajari bidangnya serta menerapkannya. Seorang dokter tidak mungkin punya waktu untuk "membaca bukunya" dulu sementara nadi pasien terpotong dan darahnya, yaitu sumber hidupnya, mengalir keluar. Dokter itu harus mengetahui apa yang harus dilakukannya, kalau tidak akan melayanglah nyawa pasiennya. Satu kesalahan saja bisa mengakibatkan kematian. Demikianlah halnya, apabila seorang guru memberi bimbingan tentang kebenaran rohaniah.

Masa pengajarannya terlalu singkat. Setiap menit harus dimanfaatkan sebaik-baiknya. Hanya guru yang terlatih dapat memanfaatkan saat-saat yang indah itu dengan sebaik-baiknya. Karena alasan inilah, setiap guru perlu mempunyai persiapan yang cukup dalam tiap-tiap bidang berikut ini.

A. Alkitab

Untuk bisa mengajarkan Alkitab secara efektif seorang guru harus memiliki pengetahuan yang praktis akan ke-66 kitab di Alkitab. Ia harus mengetahui semuanya, terutama apabila kitab-kitab itu berkaitan dengan Kristus. Dalam pengajarannya, Paulus seringkali menunjukkan Kristus sebagai teladan yang patut dicontoh. Dia tidak puas dengan mengemukakan prinsip-prinsip saja. Dia memberi contoh-contoh yang sederhana dari kehidupan Kristus untuk mendorong kehidupan Kristen.

Dewasa ini guru harus mengajarkan berita Firman Allah dengan setia dan, sebagaimana halnya Paulus, harus mengajar dalam kuasa Roh. Dia tidak terpanggil untuk mengajarkan sebagian dari berita Alkitab, tetapi seluruh berita Alkitab. Hanya dengan cara beginilah ia bisa mengubah hidup orang lain (2 Timotius 4:2).

B. Pokok-pokok yang bertalian

Di samping pengetahuan Alkitab, seorang guru harus mengetahui pokok-pokok lain yang bertalian seperti ilmu bumi, sejarah, dan kebudayaan kuno Alkitab.

  1. Ilmu Bumi
    Murid-murid SM harus mengetahui ilmu bumi negara-negara yang disebut dalam Alkitab. Apabila mereka dapat mengenal dan melihat gunung-gunung, sungai-sungai, dan kota-kota, maka hal itu akan menambah minat baru. Tetapi guru harus mengerti fakta-fakta itu terlebih dahulu, sebelum ia dapat mengajarkannya pada muridnya.
  2. Sejarah
    Murid-murid SM mendapat bantuan yang besar sekali bila guru SM mengetahui banyak tentang peristiwa-peristiwa dalam sejarah dunia yang sejajar dengan cerita-cerita Alkitab. Seorang guru yang baik dapat membuka wawasan dan minat murid-muridnya. Guru dapat menunjukkan bagaimana sejarah sekuler dan ilmu bumi Alkitab tidak saling bertentangan. Yang terutama guru harus mengetahui dengan baik latar belakang sejarah tempat-tempat di Palestina yang telah dijelajahi oleh Tuhan Yesus Kristus.
  3. Kebudayaan Kuno
    Kebiasaan dan kehidupan zaman kuno berbeda sekali dengan kebiasaan dan kehidupan kita masa kini. Pengetahuan aktif tentang kebiasaan, tata cara, upacara-upacara, dan sikap-sikap pada zaman Alkitab menolong guru memperkaya dalam menghidupkan pelajarannya.
C. Sifat Khas Anak Didiknya

Guru harus mengenal sifat manusia pada umumnya dan khususnya sifat anak didiknya sendiri. Hanya dengan demikianlah ia dapat menemukan jalan masuk kepada kehidupan murid-muridnya. Seorang pendidik mengatakan, "Pikiran anak bagaikan sebuah benteng yang tak dapat direbut baik secara sembunyi-sembunyi maupun dengan kekerasan; tetapi selalu akan ada jalan pendekatan yang wajar dan sebuah gerbang masuk yang mudah, yang selalu terbuka bagi orang yang tahu cara menemukannya."

Dalam usaha untuk bisa mengerti anak didiknya, seorang guru harus peka terhadap kebutuhan kelasnya. Dia harus siap untuk menangani masalah-masalah disiplin yang diakibatkan oleh pimpinannya dan juga suasana rumah tangga yang tidak beres. Guru memerlukan kecakapan untuk berurusan dengan orang lain dan mengerti dengan betul masalah sosial yang luas yang dihadapi anggota kelasnya.

Guru harus mengambil manfaat dari setiap kesempatan untuk mengerti latar belakang dan keperluan murid-murid yang dididiknya. Buku-buku mengenai ilmu jiwa Kristen dapat memberikan pengetahuan dasar yang baik tentang ciri-ciri khas berbagai kelompok usia. Kemudian guru membangun atas pengertiannya yang luas ini dengan mengenal masing-masing muridnya melalui buku-buku catatan yang dimiliki atau melalui kunjungan ke rumah-rumah murid.

Penyelidikan yang luas membuktikan bahwa guru bisa lebih efektif dan mempunyai hubungan yang lebih baik dengan murid-murid, jika para guru tersebut mempunyai pengetahuan mengenai muridnya dalam lima bidang berikut ini: kesehatan, ketrampilan, ambisi, masalah-masalah khusus, dan lingkungan keluarga.

D. Teknik Mengajar

Buku pelajaran dan buku pedoman merupakan pertolongan yang sangat berharga, tetapi semuanya itu tidak bisa menggantikan seorang guru yang terlatih. Alat-alat peraga sangat efektif untuk memberikan keterangan, tetapi alat-alat peraga tidak akan berarti dibanding kecakapan seorang guru. Setiap pendeta akan bergembira menerima bantuan guru-guru Alkitab yang penuh pengabdian. Tetapi pengabdian dan pengetahuan Alkitab (walaupun sangat diperlukan) masih diperlukan hal ketiga, yaitu ketrampilan mengajar untuk membangkitkan dan memikat minat murid-muridnya.

E. Kondisi Dewasa Ini

Mengajar dilakukan dalam lingkup dunia tempat kita hidup; sosial, politik, ekonomi, agama, dan perorangan. Semua hubungan ini harus dimengerti oleh guru SM. Berita Alkitab harus dikaitkan dengan lingkungan di mana kita hidup sekarang ini. Soal-soal yang sedang terjadi sangat penting dan tak bisa dihindari atau diabaikan.

TANGGUNG JAWAB GURU

Tanggung jawab seorang guru dapat merupakan pekerjaan yang menyenangkan atau membosankan. Prosedur persiapan yang sistematis akan memperkaya seluruh pengalaman mengajar. Bila ketiga langkah berikut ini dilaksanakan, maka keefektifan persiapan dan pengajaran guru SM akan meningkat.

A. Sikap yang benar

Sikap guru dan tanggungjawabnya akan menentukan keberhasilannya. Ia menerima tugas mengajar bukan karena ada kebutuhan saja, tetapi karena Allah telah memanggilnya. Dalam mempraktekkan bakat mengajarnya dia melihat kemungkinan terjadinya perubahan dalam kehidupan orang-orang lain. Allah akan bekerja melaluinya untuk menyelesaikan misi gereja.

B. Persiapan Diri Sendiri

Jika fisik seorang guru baik, mentalnya sehat, kerohaniannya hidup, dan pandai bergaul, maka dia akan menemukan bahwa tugas itu menyenangkan dan memuaskan.

  1. Baik Fisiknya
    Mengajar dapat sangat ditingkatkan dengan perantaraan tubuh yang sehat dan giat yang menunjukkan semangat dan kegembiraan. Kristus datang "supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan" (Yohanes 10:10). Agar tetap sehat secara jasmani, maka tubuh kita harus diserahkan kepada Kristus (Roma 12:1-2) dan senantiasa didisiplin.
  2. Mental Sehat
    Pikiran yang sehat sangat diperlukan untuk pengajaran yang berhasil. Dewasa ini para pelajar belajar untuk berpikir dengan logis. Mereka sering dikecewakan karena pemikiran yang dangkal yang diberikan oleh gereja. Guru harus berpikir secara cerdas dan menganalisa dengan teliti. Ia tidak boleh ketinggalan jaman. Sebaiknya ia juga membaca majalah-majalah Kristen, berita-berita hangat surat kabar, bacaan rohani, dan novel-novel Kristen.
  3. Kerohanian yang Hidup
    Tidaklah cukup bila mempelajari Alkitab tanpa menerapkannya pada diri pribadi. Apabila guru dengan setia mengadakan ibadah pribadi dengan Allah setiap hari, maka ia akan menyampaikan pelajarannya dengan efektif. Agar bisa bersikap tenang dan bisa mengatasi setiap keadaan, seorang guru harus "tetap berdoa." Persekutuan terus-menerus dengan Allah akan menjamin sikap tenang yang diperlukan untuk mempengaruhi kehidupan orang lain.
  4. Pandai Bergaul
    Sangatlah penting bagi guru untuk mengembangkan kesanggupannya membina hubungan yang berarti dengan orang-orang lain. Murid-muridnya akan melihat bahwa di dalam dirinya terdapat keikhlasan, kejujuran dan toleransi. Guru tidak bermaksud mengatur kehidupan orang lain, tetapi secara terbuka ia membagi apa yang ada di dalam dirinya dan apa yang diberikan Allah kepadanya.
C. Persiapan Pelajaran

1. Waktu-waktu Tertentu Untuk Belajar

Setiap guru harus meluangkan waktu tertentu untuk mempersiapkan pelajaran. Mengajar itu begitu penting sehingga persiapan hendaknya jangan dilakukan kalau ada waktu luang saja.

2. Program Khusus Untuk Belajar

Seorang guru akan menghemat waktu dan bisa menyelesaikan lebih banyak hal apabila dia menetapkan pola belajar yang teratur dan jelas. Penelaahan Alkitab membuka banyak kesempatan yang menarik. Guru harus meneliti hal-hal penting yang berhubungan secara langsung dengan bahan pelajaran. Rencana prosedur yang teratur akan memungkinkan guru merampungkan lebih banyak hal dalam waktu yang telah ditentukan.

Kategori Bahan PEPAK: Guru - Pendidik

Sumber
Judul Buku: 
Teaching Techniques
Pengarang: 
Clarence H. Benson
Halaman: 
5 - 13
Penerbit: 
Yayasan Penerbit Gandum Mas
Kota: 
Malang
Tahun: 
1986