Peran Sekolah Minggu dalam Membentuk Karakter Anak

Jenis Bahan PEPAK: Artikel

Dalam sebuah acara tanyajawab dengan Dr. Stephen Tong (yang ditulis dalam bukunya Seni Membentuk Karakter Kristen), salah seorang peserta bertanya: "Apakah peranan Sekolah Minggu dalam membentuk karakter anak?" Jawaban pertanyaan tsb. kami kutipkan di bawah ini:

"Dalam soal waktu, Sekolah Minggu mempunyai bagian yang paling kecil dalam hidup seorang anak. Seorang anak mempunyai paling tidak tiga puluh lima sampai empat puluh sembilan jam per minggu di sekolah, dan mempunyai lebih dari seratus jam per minggu di rumah, namun hanya mempunyai waktu dua jam di Sekolah Minggu. Dalam soal keseimbangan, Sekolah Minggu mempunyai tugas yang terbesar, karena pembentukan karakter yang gagal di rumah atau tidak didapat di sekolah akan didapat di Sekolah Minggu.

Guru-guru Sekolah Minggu mempunyai hak yang besar dalam pembentukan iman, pengharapan, kasih, firman, pengertian, doktrin, dan pimpinan Roh Kudus dalam diri anak-anak itu. Oleh sebab itu guru Sekolah Minggu tidak boleh menghina kedudukannya sebagai guru Sekolah Minggu.

Seringkali sepatah kata mampu mengubah hidup seseorang. Demikian pula dengan Sekolah Minggu, yang walaupun hanya dua jam per minggu juga mampu memberikan pengaruh seumur hidup. Oleh karena itu waktu yang singkat tetap bernilai penting bila dipergunakan sebaik mungkin. Bila Tuhan bekerja didalamnya. maka sedetik perkataan akan mengubah masa depan anak didik kita."
Pendapat beliau di atas menolong kita untuk mengerti bahwa jika Sekolah Minggu memiliki guru-guru yang mengajar anak-anak didiknya dengan benar maka peranan SM dapat memiliki peran yang sangat penting dalam pembentukan karakter anak. Oleh karena itu untuk menyambung pembahasan ini, kami akan kutipkan pendapat Dr. Stephen Tong tentang faktor-faktor apa yang berperan dalam pembentukan karakter yang dituliskan dalam bukunya yang berjudul Arsitek Jiwa.

Menurut beliau ada 4 faktor yang sangat beperan dalam pembentukan karakter yaitu: Kebenaran, Agama, Kesulitan (kesengsaraan dan penganiayaan) dan Pembentukan Roh Kudus. Kami akan memberikan ringkasan dari masing-masing faktor tsb. sbb.:

1. Kebenaran

"Kebenaran bagi orang Kristen adalah dasar dan prinsip, rencana dan perintah-perintah Alkitab, yang terwujud di dalam diri Kristus dan pengajaran-Nya. Ini akan membentuk diri kita. Itu sebabnya, di dalam pendidikan dan pembentukan karakter, jangan lupa bahwa Firma Tuhan itu penting sekali. Pengajaran tentang Kristus menjadi sedemikian penting."

Dr. Stephen Tong juga mengatakan bahwa dia kurang setuju dengan pemikiran John Locke mengenai "tabula rasa". Jika kita setuju dengan prinsip seperti ini, itu berarti kita tidak sesuai dengan kebenaran Alkitab, karena Alkitab mengatakan bahwa kita tidak dilahirkan dalam keadaan "kertas puith". tetapi kita sudah dilahirkan dengan dosa turunan. Dalam hal ini sebagai guru SM kita harus mengerti pokok pikiran teologi, supaya kita mengerti pokok-pokok yang diajarkan dalam Firman Tuhan. Oleh karena itu kita percaya bahwa hidup seorang anak tidak lagi betul-betul putih lagi. Disini kita mengerti bahwa "sebagai guru, selain kita menulis sesuatu kepada diri anak, kita terlebih dahulu juga harus mencuci dan membersihkan dia dengan darah Kristus. sehingga kertas itu bisa benar-benar putih dan bersih. Penting kita melihat pendidikan bekerja sama dengan penginjilan dan keselamatan."

2. Agama

Faktor kedua adalah agama. "Kalau pendidikan mengisi hidup, dan makna hidup dan mengarahkan jalan yang benar di dalam karakter manusia, maka agama mengontrol dan menguasai kepribadian. Karena pengotrolan ini, orang selalu mempunyai perasaan takut di bawah ikatan agama. Di mana agama berkuasa besar, di situ masyarkat atau manusia dihantui oleh suatu kekuatan supra-alami dan tidak berani sembarangan hidup. Hal ini baik untuk menjaga dan menghentikan berkembang dan merajalelanya kejahatan secara berlebihan itu. Itu berarti dengan semakin banyaknya agama di dalam dunia ini, lebih banyak orang tidak berani berbuat dosa."

Namun, sebaik apa pun ajaran sebuah agama, tidaklah cukup untuk mampu mengubahkan kepribadian seseorang menjadi sosok pribadi baru yang mencerminkan kemuliaan Tuhan. Itu sebabnya Yesus berkata kepada seorang pemimpin agama terkemuka pada masa itu yang bernama Nikodemus, "Engkau harus dilahirkan kembali" (Yohanes 3:3).

Oleh karena itu, Sekolah Minggu bukan mengajarkan agama kristen, melainkan memperkenalkan dan membawa anak-anak kepada Yesus Kristus yang sanggup mengubah diri mereka menjadi pribadi yang baru, suatu ciptaan baru, melalui peristiwa "dilahirkan kembali" /"kelahiran baru". Penting bagi guru Sekolah Minggu untuk terus menerus menyampaikan berita keselamatan serta membimbing anak- anak yang telah siap untuk menerima Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat mereka pribadi.

3. Kesulitan, Kesengsaraan dan Penganiayaan

Mengenai faktor ini Dr. Sthepen Tong mengatakan bahwa kesengsaraan-kesengsaraan atau kepahitan-kepahitan, mengukir, melatih, meneguhkan, tetapi sekaligus membahayakan satu kepribadian. Kesengsaraan dan kepahitan membentuk pribadi seseorang dan memberikan akibat kepada keputusan-keputusan yang akan pribadi ambil bagi pribadi itu sendiri.

Peran Sekolah Minggu dalam hal ini adalah menolong anak-anak untuk belajar menerima bahwa hidup tidak senantiasa manis, kadang- kadang juga pahit. Namun guru perlu menolong anak untuk mengerti bahwa kepahiran tidak selalu mendatangkan malapetaka, adakalanya justru mendatangkan kebaikan kita. Kalau Tuhan ijinkan kesulitan dan kesengsaraan datang datang dalam hidup kita, maka kita harus bisa menggunakannya untuk membentuk karakter kita.

4. Roh Kudus

Roh Kudus memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk kepribadian dan karakter seorang anak, karena Roh Kuduslah yang akan memimpin, menolong, dan menyertai anak melalui kehidupan sehari-hari mereka. Roh Kudus dikirimkan Allah untuk menjadi Penolong bagi anak-anak-Nya.

Mengenai hal ini Sthepen Tong menyarankan pada guru Sekolah Minggu untuk:

  1. Belajar dengan sungguh-sungghu tentang doktrin Roh Kudus.
  2. Sungguh-sungguh mau taat kepada Roh Kudus.
  3. Dengan penyerahan total menyadarka seluruh pelayanan guru Sekolah Minggu kepada pimpinan Roh Kudus, agar guru menikmati sukacita karena Roh Kudus memberikan minyak pengurapan kepada guru.
  4. Menyerahkan setiap pribadi yang diajar dan dididik kepada Roh Kudus dan mengajar mereka untuk taat kepada Roh Kudus.
Oleh karena itu, Sekolah Minggu perlu mengajarkan kepada anak- anak bahwa Roh Kudus senantiasa memimpin dan menyertai mereka dimana pun dan dalam situasi apa pun. Guru Sekolah Minggu juga perlu mengajarkan pada anak untuk senantiasa taat pada pimpinan Roh, supaya mereka akhirnya boleh menjalani hidup ini di dalam kebenaran yang sejati, yaitu hidup di dalam terang Firman Tuhan.

Melalui apa yang sudah kita bahas di atas, kita dapat mengambil kesimpulan bahwa Sekolah Minggu adalah peluang emas bagi anak untuk mengenal Kristus. Apabila anda mempunyai kesempatan untuk mengajar di Sekolah Minggu, maka sebenarnya ini suatu pintu kesempatan indah yang terbuka di hadapan anda. Usia muda, atau usia anak-anak, adalah masa yang paling tepat untuk membentuk karakter Kristen anak-anak.

Siapkah anda dipakai Tuhan untuk menolong anak-anak itu memiliki karakter Kristen?

Tuhan memberkati pelayanan anda!

Kategori Bahan PEPAK: Pelayanan Sekolah Minggu

Sumber
Judul Buku: 
Seni Membentuk Karakter Kristen
Pengarang: 
Dr. Mary Go Setiawani & Pdt. Dr. Stephen Tong
Halaman: 
133
Penerbit: 
Lembaga Reformed Injili Indonesia