Kualifikasi Rohani Seorang Pengajar Anak

Jenis Bahan PEPAK: Artikel

Sebelum Tuhan Yesus memilih murid-Nya untuk mengikut Dia dan belajar mengajar, Ia berdoa semalam suntuk/berbicara dengan Bapa-Nya. Yesus memilih dengan tepat bagaimana Dia, sebagai seorang Guru, harus berhubungan dengan Bapa-Nya.

Siapakah yang dapat dipilih sebagai pengajar anak? Bagaimanakah kualifikasi rohani yang harus mereka miliki?

  1. Mengenal Tuhan Yesus.
    Seorang pengajar anak bertanggung jawab mengenalkan Tuhan Yesus kepada anak-anak. Itu hanya memungkinkan kalau ia sendiri mengenal Tuhan Yesus secara pribadi. Tuhan Yesus, Juru Selamat dunia, telah diakui sebagai Juru Selamat pribadi oleh guru. Ia telah datang kepada Tuhan Yesus dan membawa segala dosa dan pelanggarannya kepada Tuhan Yesus. Ia diampuni, disucikan, dan menerima hidup baru. Inilah suatu dasar yang kokoh untuk mengajar firman Tuhan.

  2. Mengenal firman Tuhan.
    Seorang guru akan membutuhkan waktu untuk membaca firman Tuhan setiap hari. Hidup rohani seorang guru akan diubah dan berkembang jika ia menyukai firman Allah dan menjadikan firman itu bagian dari hidupnya sehari-hari.

    Jika seorang guru hanya membaca Alkitab sesaat sebelum ia mengajar, dia akan kekurangan kewibawaan rohaninya. Guru yang kurang memiliki saat teduh bersama dengan Tuhan, dapat dirasakan oleh anak-anak. Kesediaan dan sukacita dalam mengenal firman Tuhan akan membawa suatu kewibawaan dalam mengajar. Guru pun dapat mengajar tanpa dibuat-buat, dan apa yang dia lakukan akan mengalir dengan wajarnya.

  3. Menjadi teladan rohani.
    Seorang ahli dalam pendidikan telah berkata, "Untuk memberikan pengajaran Alkitab kepada anak selama satu jam, guru harus hidup menurut firman Allah selama seminggu." Anak-anak tidak hanya akan terkesan dengan apa yang dikatakan oleh guru, tetapi bagaimana guru juga hidup sesuai dengan apa yang dikatakannya itu. Misalnya, jika guru memberi pelajaran mengenai kesabaran Tuhan, padahal guru sendiri kurang sabar, maka keberadaan atau sikapnya itu berlawanan dengan pengajarannya.

    Melalui seluruh sikapnya, guru adalah teladan bagi anak-anak layannya. Oleh karena itu, kita harus menyadari bahwa kita membutuhkan perubahan secara total dalam kehidupan kita.

  4. Menghargai anak.
    Seorang pengajar akan melihat anak-anak layannya dengan kasih sayang Tuhan Yesus. Ia mengerti bahwa setiap anak berharga di hadapan Allah. Karena itu, anak juga berharga untuk dia. Guru akan paham bahwa apa yang dia lakukan untuk anak-anak layannya, dia perbuat juga bagi Tuhan Yesus.

Kategori Bahan PEPAK: Guru - Pendidik

Sumber
Judul Artikel: 
Guru dalam Pandangan Allah
Judul Buku: 
Pedoman Pelayan Anak
Pengarang: 
Ruth Lautfer
Halaman: 
23 -- 24
Penerbit: 
Yayasan Persekutuan Pekabaran Injil Indonesia
Kota: 
Malang
Tahun: 
1993