Mengajar Seperti Yesus: Tiga Cara Efektif dalam Memuridkan

Jenis Bahan PEPAK: Artikel

Yesus adalah seorang yang ahli menanamkan kebenaran rohani kepada para pengikut-Nya. Ketika ingin memberikan ide-ide yang revolusioner, Yesus paham bahwa murid-murid-Nya membutuhkan sesuatu yang lebih dari sekadar penjelasan tentang kebenaran. Mereka perlu melihat penjelasan itu dalam bentuk tindakan termasuk membahas apa yang telah mereka saksikan.

Yesus menggunakan tiga komponen penting dalam mengajar, yaitu menunjukkan (demonstration), menjelaskan (explanation), dan mengklarifikasi (clarification). Ketiga komponen ini bisa kita terapkan pula ketika kita melakukan pemuridan. Mungkin contoh terbaik dari proses ini terdapat dalam Yohanes 13.

MENUNJUKKAN (DEMONSTRATION)

Pada pasal yang terkenal tersebut, Yesus menyampaikan pelajaran terakhir tentang pentingnya pengorbanan kepada murid-murid-Nya. Ketika tak seorang pun mau membasuh kaki para murid, Yesus malah membasuh sendiri 24 kaki murid-murid-Nya. Dengan demikian, Dia menunjukkan bagaimana para pemimpin harus melayani orang-orang yang mereka layani.

Model kepemimpinan seperti itu berbeda dari segala bentuk kepemimpinan yang pernah disaksikan para murid. Lihat saja seberapa sering para murid berdebat tentang siapa yang terhebat di antara mereka (Mrk. 9:34; Luk. 9:46; Luk. 22:24). Tidaklah cukup hanya dengan mengatakan bahwa ada cara lain untuk memimpin. Sebuah contoh dalam bentuk perbuatan sangat penting diberikan, jika pemahaman mereka tentang kepemimpinan masih awam.

Berdoa

Kita juga harus menunjukkan apa yang ingin kita ajarkan kepada orang lain. Bila kita hanya menyampaikan pesan kepada seseorang yang baru percaya bahwa dia harus memberitakan Injil, tanpa memberi kesempatan bagi mereka melihat kita melakukannya, usaha kita akan sia-sia. Demikian pula, kita tidak bisa berharap agar seseorang mempunyai kehidupan doa yang baik, jika orang itu tidak pernah melihat kita berdoa dengan penuh kerinduan.

Salah satu kenangan terindah saya sewaktu kuliah adalah saat belajar berdoa dengan mengamati pembimbing rohani saya. Dave memberi contoh suatu kerinduan untuk berdoa dan bergantung kepada Allah yang akhirnya meyakinkan dan memberikan ilham bagi saya. Doa bukan hanya untuk memulai atau mengakhiri pertemuan-pertemuan kita. Sebaliknya, doa merupakan pokok percakapan kita dengan Tuhan. Kerap kali Dave berhenti sejenak untuk menghadap Tuhan dan menyerahkan segala yang telah kami bicarakan. Dia menunjukkan pada saya bagaimana berdoa dengan perasaan, mengutarakan apa yang ada di hati dan bukan hanya yang ada di otak.

Kehidupan doa Dave mendorong saya untuk mencari Yesus seperti yang sudah dilakukannya. Doa-doanya tidak hanya dipanjatkan supaya permohonannya didengar, tapi juga menyiratkan ketidakberdayaannya di hadapan Tuhan. Sikap penyerahan diri sepenuhnya kepada Tuhan yang dimiliki oleh pembimbing rohani saya ini telah membentuk kehidupan doa syafaat saya sampai sekarang.

MENJELASKAN (EXPLANATION)

Setelah membasuh kaki para murid-Nya, Yesus menjelaskan pentingnya tindakan yang sudah Dia lakukan: "sebab Aku telah memberikan suatu teladan kepada kamu, supaya kamu juga berbuat sama seperti yang telah Kuperbuat kepadamu" (ayat 15). Demonstrasi dan penjelasan harus dipadukan dalam memuridkan. Demonstrasi menunjukkan apa yang harus dilakukan orang lain dan bagaimana melakukannya. Sebuah penjelasan menguatkan apa yang sudah dicontohkan.

Dave mengajarkan doa kepada saya dengan menjelaskan tujuan dan posisinya dalam kehidupan orang percaya. Kami menghabiskan satu semester yang lebih menyenangkan untuk mempelajari apa yang Alkitab katakan tentang doa. Kami juga membaca buku-buku klasik seperti Prayer, yang ditulis oleh O. Halleesby dan The Practice of the Presence of God, yang ditulis oleh Brother Lawrence. Dave memberikan penekanan khusus pada pernyataan tegas Hallesby bahwa "Doa dan ketidakberdayaan tidak terpisahkan. Hanya mereka yang tidak berdaya yang bisa sungguh-sungguh berdoa."

Doa bukan hanya untuk memulai atau mengakhiri pertemuan-pertemuan kita. Sebaliknya, doa merupakan pokok percakapan kita dengan Tuhan.

Facebook Twitter WhatsApp Telegram

Saya ingat dengan jelas saat saya dan Dave berada di sebuah pondok kecil di Wisconsin pada suatu malam di musim dingin. Kami berdoa dan berbincang-bincang selama berjam-jam di dekat perapian. Kadang-kadang kami memberanikan diri keluar menantang dinginnya udara untuk melihat bintang. Kami berbagi misi yang sudah Tuhan tempatkan di hati kami untuk mereka yang kami coba untuk jangkau. Malam itu, semua yang sudah Dave jelaskan dan tunjukkan tertanam di hatiku selamanya.

MENJELASKAN DENGAN MENGKLARIFIKASIKAN (CLARIFICATION)

Yesus menerapkan cara mengajar yang ketiga untuk menghubungkan demonstrasi dan penjelasan: Dia bertanya untuk memberikan klarifikasi. Setelah membasuh kaki para murid, Ia bertanya kepada mereka dalam ayat 12: "Mengertikah kamu apa yang telah Kuperbuat kepadamu?" Saya percaya Tuhan menanyakan hal itu karena Dia ingin memastikan bahwa mereka sudah mengerti makna dari tindakan yang sudah dilakukan-Nya -- menjelaskan dan menunjukkan saja tidaklah cukup. Yang tersirat dalam pertanyaan Yesus tentang apa yang telah dia lakukan adalah alasan mengapa Dia melakukannya.

Yesus juga meminta klarifikasi pada kesempatan lain. Dalam Matius 16:13-20, Dia bertanya pada para murid mengenai apa yang dikatakan orang lain tentang diri-Nya. Pertama, Yesus bertanya, "Kata orang, siapakah Anak Manusia itu?" (ayat 13). Jawaban mereka menunjukkan bahwa mereka selama ini mendengarkan apa yang dibicarakan oleh orang-orang. Pertanyaan Yesus selanjutnya menguak pemahaman mereka yang sebenarnya mengenai identitas-Nya. "Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?" tanya-Nya (ayat 15).

Pertanyaan yang ditujukan untuk sebuah klarifikasi akan memampukan anak didik rohani kita untuk mengembangkan pendirian yang alkitabiah. Dave mengajukan pertanyaan biasa kepada saya, "Bagaimana kamu akan memberitakan Injil kepada orang lain?" Pertanyaan itu membuat saya memikirkan apa yang sudah saya lihat dan dengar. Ujian sesungguhnya dari apa sudah saya dapatkan darinya adalah bagaimana saya akan mengajarkan apa yang sudah saya pelajari kepada orang lain.

Dengan berusaha menerapkan metode mengajar seperti yang dipakai Yesus -- dengan demonstrasi (menunjukkan), menjelaskan, dan mengklarifikasi -- kita bisa memperkuat usaha membentuk jiwa-jiwa seperti yang sudah dilakukan-Nya dalam hidup orang-orang yang kita muridkan.

Tentang penulis: Roger Hamilton adalah direktur pelatihan di EDGE Corps, sebuah pelayanan Navigator yang menyiapkan lulusan-lulusan universitas yang masih baru untuk melayani para pelajar. (t/Dian)

Diterjemahkan dari:
Judul Artikel : Teaching Like Jesus: Three Ways to Reinforce the Lessons Disciples Learn
Penulis Artikel : Roger Hamilton

Kategori Bahan PEPAK: Metode dan Cara Mengajar

Sumber
Judul Artikel: 
Teaching Like Jesus: Three Ways to Reinforce the Lessons Disciples Learn