Sekolah Laboratori

Jenis Bahan PEPAK: Artikel

Sekolah Laboratori adalah suatu kegiatan belajar mengajar untuk melatih para pengajar/guru agar memberi hasil maksimal TANPA berinteraksi langsung dengan murid yang akan diajar. Dengan kata lain, Sekolah Laboratori ini adalah semacam kelas pelatihan/praktek bagi para calon guru dimana mereka berlatih mengajar dengan menggunakan sesama calon guru sebagai murid mereka.

Untuk mengadakan Sekolah Laboratori dibutuhkan Pembimbing yang trampil mengajar (yang dapat dijadikan teladan dalam hal pengajarannya).

Pelaksaan Sekolah Laboratori adalah sebagai berikut:

1. Tahap Pertama: Tugas Observasi

Para calon guru diminta untuk ikut masuk dalam kelas Sekolah Minggu tertentu dan mendapat tugas melakukan observasi terhadap guru yang mengajar di kelas tersebut serta mencatat hasil pengamatannya. Kehadiran mereka di kelas hanya sebagai pengamat, dan tidak boleh berinteraksi dengan siapa pun (baik guru, murid, maupun sesama rekan calon guru) selama proses belajar mengajar berlangsung.

Seusai kelas, para calon guru berkumpul bersama dengan didampingi Pembimbing untuk melakukan evaluasi terhadap jalannya pengajaran yang baru saja mereka amati.

Hal ini mereka ulangi selama beberapa kali dengan memasuki berbagai kelas yang berbeda. Sehingga melaluinya, para calon guru punya bayangan bagaimana cara mengajar di berbagai kelas dengan tingkatan usia yang berbeda.

2. Tahap Kedua: Persiapan Mengajar

Para calon guru dibagi menjadi beberapa kelompok, dimana setiap kelompok memiliki beberapa anggota (misal ada 4 kelompok dengan jumlah anggota masing-masing 6 orang).

Tiap kelompok dengan didampingi seorang pembimbing berusaha membuat 1 bahan pelajaran secara utuh, mulai dari pujian, ayat hafalan, materi Firman Tuhan hingga aktivitasnya. Lalu mereka juga berbagi tugas di antara mereka siapa yang akan memimpin pujian, menyampaikan Firman Tuhan, memimpin aktivitas, dsb.

Sesudah masing-masing anggota mempersiapkan diri, Pembimbing melatih mereka sesuai dengan rencana pelajaran yang telah disiapkan dalam kelompok masing-masing. Jadi, masing-masing kelompok saling tidak mengetahui persiapan kelompok lainnya.

3. Tahap Ketiga: Praktek Mengajar

Tibalah waktunya para calon guru mulai praktek mengajar. Sebelum mulai, ruangan telah disiapkan seperti kondisi kelas yang sesungguhnya, semua alat peraga dan alat bantu lainnya disediakan pada tempatnya, dan kursi-kursi telah siap diduduki oleh para murid. Bedanya adalah: para murid di Sekolah Laboratori adalah para calon guru, dan bukan murid yang sesungguhnya akan diajar (anak-anak sekolah minggu).

Tiap kelompok diminta untuk tampil mempraktekkan hasil persiapan mereka dan "para murid" (yang adalah sesama calon guru) akan memberikan evaluasi atas jalannya proses belajar mengajar.

Pada akhir kegiatan, Pembimbing akan memimpin evaluasi bersama dan memberi kesempatan pada masing-masing peserta untuk berbicara. Dengan demikian setiap calon guru mendapat kesempatan untuk melatih diri sekaligus memberikan masukan bagi sesama rekannya.

Kesimpulan

Sekolah Laboratori memberi pengalaman berharga dan dapat menambah semangat serta keyakinan kepada para calon guru. Dengan mencoba praktek mengajar, mereka akan lebih percaya diri dan berani mengajar di hadapan murid-murid yang sesungguhnya.

Sekolah Laboratori memberi kesempatan yang baik untuk dapat saling belajar dan mengajar bersama rekan lain, memberi serta menerima evaluasi dalam suasana rohani yang terbuka, yang diharapkan akan dapat menunjang dan saling menguatkan para pesertanya.

Kategori Bahan PEPAK: Organisasi Pelayanan Anak

Sumber
Judul Buku: 
Pedoman Pelayanan Anak 2
Pengarang: 
Ruth Lautfer & Anni Dyck
Halaman: 
132 - 139
Penerbit: 
Yayasan Persekutuan Pekabaran Injil Indonesia
Kota: 
Malang
Tahun: 
1993