Hendaklah Kamu Saling Mengasihi Sebagai Saudara

Jenis Bahan PEPAK: Artikel

Istilah "mengasihi sebagai saudara" (philadelphia) menunjukkan kasih yang harus ada di antara saudara-saudara laki-laki dan perempuan di dalam satu keluarga. Jika diterapkan dalam gereja yang berfungsi, istilah itu menyatakan kasih yang harus dipunyai oleh orang-orang Kristen di antara sesama mereka sebagai saudara-saudara di dalam Kristus. Kita juga merupakan satu keluarga -- keluarga Allah! Paulus mengakui hal ini ketika ia berdoa untuk orang-orang Kristen di Efesus:

"Itulah sebabnya aku sujud kepada Bapa, yang daripada-Nya semua turunan (keluarga) yang di dalam surga dan di atas bumi menerima nama-Nya." (Efesus 3:14,15; lihat juga 1Petrus 4:17)

Istilah "saudara-saudara" (adelphos) digunakan untuk menunjuk pada "keluarga Kristen" ada kurang lebih 230 kali di seluruh Perjanjian Baru, mulai dari Kitab Kisah Para Rasul. Istilah ini tidak hanya digunakan oleh Paulus, tetapi juga oleh para penulis Perjanjian Baru yang lain. Lukas, Yakobus, dan Yohanes memakai istilah ini rata-rata sama banyaknya seperti Paulus.

Kata saudara-saudara secara harfiah berarti "dari satu rahim yang sama". Jelas kata itu adalah "istilah keluarga". Apabila dikenakan pada orang-orang Kristen, kata itu berarti "sesama orang percaya", "anggota keluarga Allah", "saudara-saudara di dalam Kristus". Ini berarti kita semua telah "dilahirkan kembali" ke dalam keluarga Allah untuk selama-lamanya. Kita secara erat dihubungkan satu dengan yang lain melalui warisan yang sama. "Dalam kasih Ia telah menentukan kita dari semula oleh Yesus Kristus untuk menjadi anak- anak-Nya, ...." (Efesus 1:5)

Kenyataan bahwa Paulus memakai kata-kata "hendaklah kamu saling mengasihi", meningkatkan dan mendukung penekanannya pada kasih sebagai saudara dan hubungan kekeluargaan di dalam gereja. "Saling mengasihi" secara harfiah menunjukkan kasih antara orangtua dan anak, serta antara suami dan istri. Istilah itu dapat diterjemahkan "menunjukkan rasa kasih sayang" atau "mengasihi dengan lembut". Terjemahan bahasa Indonesia Sehari-hari mengatakan, "Hendaklah Saudara-saradara saling mengasihi satu sama lain dengan mesra seperti orang-orang yang bersaudara dalam satu keluarga." Dan Firman Allah Yang Hidup menerjemahkan: "Hendaklah Saudara saling mengasihi dengan kasih persaudaraan dan saling menghormati."

Maksud Paulus sudah jelas. Orang Kristen pun harus saling memperhatikan satu sama yang lain, sama seperti masing-masing anggota keluarga yang erat bersatu. Karena kita merupakan satu kesatuan keluarga yang unik. Kita memang "saudara yang terikat oleh satu hubungan darah" karena "oleh darah-Nya (Kristus) kita beroleh penebusan, yaitu pengampunan dosa" (Efesus 1:7).

Orang-orang Kristen mulai sebagai bayi-bayi di dalam Kristus. Kita tumbuh melalui bermacam-macam taraf perkembangan. Pada waktu kita belum dewasa, kita dapat dengan mudah jatuh ke dalam pola-pola kelakuan yang mementingkan diri sendiri. Tetapi pada waktu kita menjadi dewasa, kehidupan kita seharusnya mencerminkan sifat Kristus. Itulah sebabnya, Paulus menasihati para anggota "keluarga orang-orang Filipi" untuk berbuat "dengan tidak mencari kepentingan sendiri atau puji-pujian yang sia-sia. Sebaliknya hendaklah dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama daripada dirinya sendiri" (Filipi 2:3,4).

Berikut ini langkah-langkah praktis untuk mengembangkan hubungan kasih persaudaraan di gereja Anda:

LANGKAH 1

Kemampuan untuk menyatakan kasih kepada sesama orang Kristen dan memperlakukan mereka sebagai saudara di dalam Kristus tidak timbul dengan sendirinya. Seandainya bisa timbul dengan sendirinya, maka kita tidak akan diberi nasihat begitu banyak untuk melakukannya. Langkah pertama yang harus kita ambil ialah menerima secara serius apa yang tercantum dalam Alkitab tentang kasih persaudaraan. Pelajari nasihat-nasihat tambahan berikut ini. Mintalah agar Allah menolong Anda melakukannya dengan sungguh-sungguh, karena hal ini merupakan bagian yang perlu dari berjalan menurut kehendak-Nya. (Baca dalam Alkitab Saudara: 1Tesalonika 4:9,10; Ibrani 13:1-3; 1Petrus 1:22-23; 1Petrus 3:8,9; 2Petrus 1:5-7.)

LANGKAH 2

Nilailah sikap dan tindakan Anda terhadap sesama anggota "keluarga Kristen". Sampai taraf mana perasaan dan kasih Anda tergugah untuk setiap saudara Kristen? Perhatikan bahwa pada waktu Paulus menasihati orang-orang Kristen agar "saling mengasihi satu terhadap yang lain dengan kasih persaudaraan", ia juga menasihatkan agar kita "bersukacita dengan orang yang bersukacita" dan "menangis dengan orang yang menangis" (Roma 12:15). Ini tentu saja melibatkan perasaan: perasaan sukacita yang dalam ataupun perasaan sedih yang dalam.

Beberapa orang Kristen merasa sulit untuk mengidentifikasikan diri dengan saudara seiman yang lain pada taraf "perasaan". Ada beberapa alasan untuk hal ini. Dan setiap orang Kristen yang merasa sulit untuk menyatakan perasaannya kepada yang lain seharusnya memeriksa hidupnya dengan seksama sambil berusaha menghilangkan apa yang menghalanginya.

Pertimbangkanlah pertanyaan-pertanyaan berikut:

  1. Apakah saya takut ditolak?
    Ada orang-orang yang merasa sangat terluka perasaannya oleh orang lain sehingga mereka takut untuk menyatakan perasaan mereka. Mereka tidak bersedia untuk disakiti hatinya lagi.

    Tentu saja hal ini bukan alasan untuk tidak berhubungan dengan orang lain. Kita harus bertindak ke arah perspektif yang dewasa dalam hubungan secara manusiawi. Orang Kristen harus mau dikritik. Lagipula, kebanyakan orang yang kita capai tidak akan mengecewakan kita. Jangan membiarkan pengalaman buruk merampas apa yang terbaik dari Allah. Bertindaklah atas dasar apa yang Anda ketahui baik untuk dilakukan.

  2. Apakah saya mempunyai latar belakang keluarga yang tidak bahagia?
    Ada orang yang dibesarkan di lingkungan keluarga dimana pernyataan kasih secara jasmani dan kasih terhadap anggota keluarga yang lain jarang atau barangkali tidak pernah diutarakan. Misalnya, Maria dibesarkan di tengah-tengah satu keluarga dimana pernyataan kasih hampir tidak pernah dinyatakan di antara anggota keluarga. Ini bukan berarti bahwa mereka tidak saling mengasihi. Mereka hanya tidak memperlihatkannya ke luar atau memperlihatkannya dengan perasaan. Pengalaman Bill, suaminya, justru sebaliknya. Dengan sendirinya, ia selalu mudah menyatakan cinta kasihnya kepada orang lain secara nyata. Tetapi Maria harus mempelajari proses ini sebagai seorang dewasa -- yang sering sulit, tetapi ia telah berhasil dengan baik. Tetapi, tentu saja hal ini memerlukan waktu.

    Apabila orang yang telah diajar melalui contoh dan kebiasaan untuk menyimpan perasaan mereka di dalam hati dan tidak pernah menyatakannya, maka sikap seperti ini akan terbawa dalam sikap terhadap anggota-anggota lain dalam keluarga Allah. Untuk mengubah pola sikap seperti itu diperlukan waktu.

    Catatan pertama:

    Ada orang-orang Kristen yang juga mengalami kesulitan dalam menyatakan perasaannya kepada Allah, karena pengalaman yang negatif di rumah -- terutama dengan ayahnya secara jasmani. Sikap ini sangat mudah diterapkan kepada "Bapa di surga" -- ataupun kepada anggota-anggota lain dari tubuh Kristus.

    Apabila penjelasan ini menggambarkan keadaan Anda, mintalah pertolongan kepada seorang teman Kristen yang Anda percayai -- seseorang yang tidak akan menghakimi Anda, tetapi mau mendengarkan Anda dengan rasa simpati dan perhatian. Ceritakan perasaan dari dalam lubuk hati Anda yang sedalam-dalamnya. Berdoalah bersama.

    Catatan kedua:

    Beberapa orang yang merasa sangat tertekan pada masa kecilnya dan yang telah mengalami trauma istimewa mungkin memerlukan pertolongan profesional. Akar masalah semacam ini tidak bersifat rohani, tetapi psikologis.

  3. Apakah saya pada dasarnya pemarah dan pembenci?
    Ada orang-orang Kristen yang dikuasai oleh perasaan marah dan benci yang mendalam terhadap orang lain. Mereka biasanya adalah orang-orang yang menekan perasaan marah dan benci pada waktu mereka masih kecil. Mereka sukar sekali menyatakan perasaan- perasaan positif sekalipun terhadap sesama orang Kristen.

  4. Apakah saya sering hanya memikirkan diri sendiri saja?
    Ada orang-orang Kristen yang sangat mementingkan diri sendiri dan berpusat pada diri sendiri. Mereka hanya memikirkan diri sendiri saja. Mereka tidak peduli akan saudara-saudaranya di dalam Kristus. Tentu saja, mereka merasa sukar untuk menyatakan "kasih persaudaraan".

LANGKAH 3

Jika Anda termasuk macam orang yang digambarkan di atas, mintalah pertolongan kepada seorang anggota tubuh Kristus yang dewasa, seseorang yang Anda percayai. Langkah apa pun yang Anda ambil, mulailah segera bertindak berdasarkan apa yang Anda tahu adalah kehendak Allah. Misalnya, kalau Anda merasa sukar untuk mengatakan kepada sesama orang Kristen bahwa Anda mengasihi dia, paksalah diri Anda untuk bertindak berdasarkan apa yang Anda ketahui sebagai sesuatu yang benar untuk dilakukan. Mulailah dengan memberikan suatu bingkisan kepadanya, atau suatu ucapan penghargaan, atau suatu undangan untuk makan malam. Perasaan sering mengikuti tindakan -- teristimewa apabila Anda merasakan kepuasan dan penghargaan karena tindakan kebaikan Anda. Menyatakan kasih dengan cara yang nyata akhirnya akan menolong Anda mengembangkan perasaan kasih yang dapat Anda nyatakan dengan kata-kata.

Catatan:
Jika Anda merasa tersinggung dan putus asa atau jiwa Anda tertekan, Anda jangan menarik diri. Anda akan semakin merasa kecewa. Masalah Anda akan menjadi semakin berat. Kebanyakan orang menafsirkan orang yang suka menyendiri sebagai orang yang kurang memerlukan kasih dan perhatian. Yang lebih buruk lagi, mereka menganggap orang seperti itu sebagai orang yang sebenarnya tidak ingin melibatkan diri dengan orang lain. Orang itu akan segera terkucil dari orang-orang yang sebenarnya dapat memberikan pertolongan yang terbesar.

Kategori Bahan PEPAK: Guru - Pendidik

Sumber
Judul Buku: 
Saling Membangun
Pengarang: 
Gene A. Getz
Halaman: 
26 - 33
Penerbit: 
Yayasan Kalam Hidup
Kota: 
Bandung
Tahun: 
1976