Editorial

Edisi PEPAK: e-BinaAnak 230 - Disiplin Bergereja

Salam kasih dalam penyertaan Yesus Kristus,

Gereja A di sebuah kota di Jawa Tengah memiliki belasan pos Sekolah Minggu dengan ratusan anak yang dilayani oleh sekian puluh guru SM. Namun, dari hasil observasi terlihat bahwa setiap kali anak-anak tersebut beranjak menjadi remaja, pemuda, dan dewasa, hanya sedikit dari mereka yang akhirnya menetap menjadi anggota di gereja tersebut. Sebagian pindah ke gereja lain, sebagian lagi bahkan tidak bergereja sama sekali. Setelah diselidiki, ternyata sebagian besar dari guru SM yang mengajar itu nyaris tidak memiliki kehidupan bergereja. Ada berbagai alasan yang muncul, mulai dari sibuk pelayanan, jam ibadah yang bebarengan dengan jam mengajar, hingga sekadar tidak tertarik pada suasana ibadah yang monoton. Rupanya "mood" para guru SM ini tanpa disadari telah menular pada anak-anak didik mereka.

Sebagai seorang pelayan anak yang setiap minggunya harus membagikan Firman Tuhan kepada anak-anak didiknya, maka ia sendiri harus secara disiplin mengisi "baterai" dan bersekutu dengan saudara seiman di gereja agar dia bisa terus "bersinar" di antara anak-anak didiknya. Namun, bukan hanya itu fungsi gereja. Artikel "Mengapa Bergereja?" yang kami sajikan minggu ini, akan sangat menolong Anda karena menguraikan dengan jelas tujuh alasan melakukan disiplin rohani ini.

Lalu, bagaimana caranya menjaga "mood" supaya tetap rajin bergereja? Dalam salah satu bab bukunya yang fenomenal "The Purpose Driven Life", Rick Warren memberikan beberapa saran praktis yang kami muat dalam Kolom Tips. Dan akhirnya, di Kolom Bahan Mengajar Anda akan menemukan bahan yang bisa Anda bagikan kepada anak-anak untuk mendorong mereka semakin rajin bergereja.

Selamat bergereja! (Dan) Tim Redaksi
"Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat." (Ibrani 10:25)