Membangun Karakter Peduli pada Anak

Jenis Bahan PEPAK: Tips

Agar anak lebih peduli dan sayang kepada orang lain, psikolog Lawrence E. Saphiro, Ph.D. menganjurkan tips berikut ini:

  1. Pujilah mereka saat menunjukkan rasa peduli pada orang lain.

    Jika anak menunjukkan sikap peduli kepada orang lain, katakan bahwa yang ia lakukan benar, dan nyatakan sespesifik mungkin. "Kamu baik sekali, mau berbagi popcorn dengan Tomi. Tadi Mama lihat ia tersenyum. Keliatannya ia senang sekali."

    Ajarlah juga anak untuk mengingat ketika orang lain bersikap

    peduli pada mereka. Misalnya, "Ingat betapa ramahnya Sarah kepadamu di hari pertama sekolah, sehingga kamu tidak merasa kesepian?" Dengan melakukan ini, orangtua menguatkan pemahaman anak bahwa tindakan orang lain dapat mempengaruhinya secara emosi.

  2. Ajari anak lebih peduli dan bertanggung jawab.

    Buatlah peraturan keluarga yang jelas dan konsisten, dan tuntut anak untuk mematuhi peraturan tersebut. Anak usia 5-6 tahun dapat diberi tanggung jawab untuk merapikan tempat tidurnya sendiri, merapikan buku dan meja belajarnya, memberi makan anjing peliharaan, atau membantu menyiapkan peralatan makan. Jika anak dapat melakukannya, pujilah dia dan ucapkan terima kasih padanya. Tapi jangan memberi reward dengan imbalan uang, karena mereka harus tahu bahwa membantu orang lain semata-mata karena membantu itu benar dan terpuji.

  3. Ajak anak berbuat baik.

    Supaya anak berbuat baik, berilah contoh terlebih dulu perbuatan konkret. Misalnya, mengajak anak menengok orang sakit, memberi uang atau makanan kepada peminta-minta, menulis surat ucapan terima kasih kepada nenek yang sudah memberi hadiah, dan sebagainya. Selanjutnya orangtua bisa menyarankan anak menengok temannya yang mungkin sakit. Mengajari anak membukakan pintu sambil mengucap `silakan`, menolong manula atau orang buta menyeberang jalan, menyingkirkan batu dari jalan, meski kelihatan sepele namun bisa mendorong perbuatan yang baik.

  4. Libatkan pada kegiatan sosial.

    Melibatkan anak dalam kegiatan sosial juga perlu. Misalnya, mengikutsertakan anak dalam kegiatan kerja bakti di lingkungan, mengajak anak mengumpulkan pakaian layak pakai untuk disumbangkan, membantu tetangga yang sedang hajatan, dan sebagainya. Melalui berbagai kegiatan itu rasa ingin tahu anak terusik dan melahirkan serangkaian pertanyaan. Misalnya, "Mengapa harus mengumpulkan barang-barang bekas?" Orangtua bisa menjelaskan alasan dan tujuannya. Misalnya, "Ini untuk membantu korban banjir, korban gempa." Pertanyaan anak akan terus berkembang, dan penjelasan dari orangtua akan menumbuhkan sikap empati dalam diri anak.

Selain pendapat dari Lawrence E. Saphiro, Ph.D. di atas, ada pula tips untuk membangun karakter peduli pada anak yang tidak kalah pentingnya untuk disimak:

  1. Berikan teladan.

    Anak adalah duplikasi dari orangtuanya. Jika orangtua berbuat baik, anak biasanya juga akan berbuat baik. Tunjukkan kepedulian kita terhadap orang-orang yang tak mampu. Komitmen kita yang kuat dalam membantu meringankan beban dan penderitaan orang lain akan dapat menular kepada anak-anak.

  2. Jangan batasi pergaulan anak.

    Seringkali teman yang kesusahan menjadi jembatan yang dapat membukakan mata terhadap hal-hal yang kurang dipedulikan. Barangkali kita menganggap kemiskinan itu berada di luar "dunia" kita.

    Tak jarang kita tak mengetahui kemiskinan yang sebenarnya sebelum kita melihat teman kita sendiri mengalaminya. Biarkan anak kita berteman dengan siapa saja. Jangan batasi pergaulannya agar ia dapat mengenal temannya dari semua kalangan.

  3. Doronglah anak untuk menunjukkan kepeduliannya kepada orang lain.

    Memberikan uang kepada pengemis atau pengamen adalah salah satu cara agar anak bisa peduli kepada orang lain.

  4. Ajak anak melihat sendiri kehidupan yang lain.

    Jika memungkinkan, ajaklah anak melihat sendiri atau mengalami kehidupan yang sangat berbeda dengan kehidupan yang biasa ia jalani. Ajaklah anak kita mengunjungi tempat dimana banyak orang susah yang berkumpul di sana. Dengan begitu, mereka akan melihat ada sisi lain dari kehidupan manusia.

    Kita pun dapat memberi pemahaman kepada mereka dengan menjelaskan mengapa ada gelandangan yang mengais-ngais sampah, atau makan makanan yang telah dibuang ke tempat sampah, dan sebagainya.

Kategori Bahan PEPAK: Anak - Murid

Sumber
Judul Artikel: 
Ma, Kasihan Sekali Anak itu ....
Judul Buku: 
CyberWOMAN
Pengarang: 
Esi