Memberi itu Menyenangkan

Jenis Bahan PEPAK: Bahan Mengajar

Pada suatu hari dua anak laki-laki pergi ke sekolah. Yang seorang lupa membawa makan siangnya; karena itu, ia tidak mempunyai apa-apa untuk dimakan. Tetapi, yang seorang lagi membawa makanannya, yaitu dua potong roti, sebuah apel, sebuah jeruk, dan empat kue kering.

Pada waktu istirahat makan siang, anak yang pertama tetap tinggal di dalam kelas dan membaca buku, sedangkan anak yang kedua pergi ke luar untuk makan roti, apel, jeruk, dan kue kering kepunyaannya.

Renungan Singkat tentang Memberi:

  1. Apakah yang dimakan anak pertama untuk makan siangnya? Apakah yang dimakan anak kedua untuk makan siangnya?
  2. Seandainya kamu adalah anak yang membawa makanan, apakah yang akan kamu lakukan terhadap anak yang tidak mempunyai apa-apa untuk makan siangnya?

Ketika anak laki-laki yang membawa makanan itu melihat temannya tetap tinggal di kelas, ia kembali ke kelas untuk bercakap-cakap dengannya. Lalu ia mengetahui bahwa temannya itu lupa membawa makanannya. Ia pun memberikan sebagian makanannya kepada temannya itu.

Jadi anak laki-laki yang membawa makanannya itu hanya makan jeruk, sepotong roti, dan dua potong kue kering. Keduanya sangat senang karena dapat makan bersama-sama.

Renungan Singkat tentang Tuhan Yesus dan Kamu:

  1. Menurut kamu, mengapa anak laki-laki yang lupa membawa makanannya itu sangat senang ketika ia makan? Mengapa anak laki-laki yang membawa makanannya itu juga sangat senang ketika ia makan?
  2. Menurut kamu, mengapa Tuhan Yesus sangat senang ketika ia memperhatikan kedua anak itu makan?

Bacaan Alkitab:

Matius 6:2-4

Kebenaran Alkitab:

Bantulah umat Allah yang sedang kekurangan (Roma 12:13).

Doa:

Tuhan Yesus, Engkau telah memberi begitu banyak berkat kepada saya. Tolonglah saya memberikannya juga kepada orang lain dengan senang hati, sehingga Engkau berkenan akan perbuatan saya dan saya menjadi serupa dengan-Mu. Amin!

Kategori Bahan PEPAK: Pengajaran - Doktrin

Sumber
Judul Buku: 
100 Renungan Singkat untuk Anak-anak
Pengarang: 
V. Gilbert Beers
Halaman: 
22 - 23
Penerbit: 
Yayasan Kalam Hidup
Kota: 
Bandung