Kreasi dalam Pujian agar Menarik

Jenis Bahan PEPAK: Bahan Mengajar

Ingin menambah kreasi Anda dalam mengajar dengan musik? Silakan simak bahan berikut ini:

KREASI DALAM PUJIAN AGAR MENARIK

A. SIAPA YANG MEMEGANG SAPU TANGAN

Kelompokkanlah seluruh anak dalam beberapa kelompok atau regu. Mintalah masing-masing kelompok untuk memilih seorang pemimpin kelompoknya, dan pemimpin berdiri di depan regu.

Ambillah sebuah sapu tangan. Ajaklah semua anak menyanyikan satu lagu pujian (pilih sembarang lagu yang sesuai dengan tema), dengan aturan menyanyi sebagai berikut:

  1. Apabila sapu tangan dipegang guru, maka seluruh anak harus bernyanyi bersama-sama (sambil berdiri dan bertepuk tangan atau mengikuti lagu dengan gerakan).
  2. Apabila sapu tangan diberikan kepada atau dipegang salah satu pemimpin regu, maka hanya regu tersebut yang harus menyanyi sambil berdiri. Sementara itu, regu lainnya tetap duduk dan tidak menyanyi.
  3. Dan seterusnya, sapu tangan tersebut dipindahkan dari satu pemimpin regu ke pemimpin regu yang lain. Dengan demikian, semua regu akan menyanyi secara bergantian. [Sesekali perlu diselingi dengan menyanyi bersama].

Sebaiknya, tidak membuat terlalu banyak kelompok. Cukup 3 - 4 kelompok saja untuk kelas yang jumlah anaknya sedikit. Acara ini sangat menarik, dan telah sering penulis ujicobakan untuk berbagai acara dan hasilnya sangat memuaskan.

B. ROBOT ROHANI DAN PROFESOR BINGUNG

Mintalah seorang anak menjadi sukarelawan dengan berperan sebagai "robot rohani". Dan mintalah seorang anak lainnya berperan sebagai "Profesor Bingung".

Ceritakan:

Profesor Bingung adalah seorang yang sangat ahli membuat robot. Pada suatu saat ia membuat robot yang dapat bernyanyi. Sayangnya, ada suatu bagian yang rusak sehingga robot tersebut tidak mau bernyanyi. Sekarang, profesor harus meneliti setiap bagian robot untuk dapat menemukan bagian yang rusak tersebut.

Mintalah Profesor Bingung untuk menutup mata. Sementara itu, semua anak peserta menentukan bagian (tubuh) robot manakah yang merupakan bagian yang rusak, misal: dahi, telinga kiri, hidung, ujung jari, dan lain sebagainya. Tetapi, hanya boleh satu kemungkinan saja. Sesudah bagian yang rusak ditentukan, penutup mata Profesor Bingung boleh dibuka. Kemudian mintalah Profesor Bingung memilih-milih bagian manakah yang rusak. Profesor akan memijit, misal: hidung, tangan, dahi, rambut, telinga, dan lain sebagainya.

Jika ia menemukan tempat yang rusak (misal: "telinga kiri"), maka secara serempak semua anak harus mulai bernyanyi. Selanjutnya, pilih dua sukarelawan lainnya untuk berperan sebagai Profesor Bingung dan robot.

Makna simulasi ini, yaitu bahwa orang Kristen sering malas memuji Tuhan karena berbagai alasan. Hal ini sebenarnya menunjukkan adanya "ketidakberesan (kerusakan)" dalam hubungannya dengan Tuhan.

C. AKU ANAK RAJA

Lagu:

Aku anak Raja, engkau anak Raja, kita semua anak Raja (2x).
Haleluya, puji Tuhan (3x), haleluya.
Haleluya, puji Tuhan (3x), haleluya.

Buatlah sebuah mahkota. Nyanyikanlah lagu ini sambil mengedarkan mahkota tersebut dari satu anak ke anak yang lain (setiap anak harus memakaikan mahkota tersebut kepada teman di sampingnya dengan baik dan sopan). Pada akhir lagu, siapa yang mendapatkan mahkota tersebut harus maju dan membaca keras-keras satu ayat hafalan (yang sudah ditentukan sebelumnya).

Simulasi yang sederhana ini dapat berkesan bagi anak-anak, sekaligus memacu mereka berlatih menghafalkan sebuah ayat. Jika mereka gagal menghafalkannya, mereka akan mendapatkan "hukuman", misal: harus bergaya bagaikan seorang raja monyet (dengan mahkota) yang sedang menari.

D. KASIH-NYA SEPERTI SUNGAI

Lagu:

Kasih-Nya seperti sungai (3x) di hatiku.
Kasih-Nya seperti sungai (3x) di hatiku.

Simulasi ini cocok untuk anak-anak kecil. Lagu ini dinyanyikan sambil anak-anak diajak berjalan beriringan mengikuti instruksi guru. Di akhir lagu, guru memberikan instruksi atau aba-aba:

  • "Awas, sungainya dalam," maka anak-anak bergaya seperti orang berenang.
  • "Sungainya dangkal," maka anak-anak bergaya seperti melewati sungai dangkal.
  • "Awas, banyak batunya," maka anak-anak jalan sambil berjingkat.
  • "Semua berpegangan tangan," maka semua berpegangan.

Selama acara, anak-anak harus tetap menyanyikan lagu ini sambil bergaya seperti di atas (sesuai dengan perintah guru). Simulasi sederhana ini sangat menyenangkan anak-anak.

Jika simulasi ini akan diakhiri, katakan dengan keras di akhir lagu "Awas, air bah datang!" maka anak-anak harus segera kembali duduk ke tempatnya semula dengan tertib dan diam.

Simulasi sederhana ini akan mengingatkan anak akan sungai. Dengan mudah, guru kemudian mengajarkan tentang cinta kasih Tuhan yang seperti sungai yang terus mengalir dan tidak pernah kering.

Kategori Bahan PEPAK: Doa - Musik - Ibadah

Sumber
Judul Buku: 
Mengajar Sekolah Minggu yang Kreatif
Pengarang: 
Paulus Lie
Halaman: 
5, 7, 13
Penerbit: 
Yayasan Andi
Kota: 
Yogyakarta
Tahun: 
1997