Para pelayan anak, pendidik, maupun orang tua, mungkin mendapati kendala saat anak tersebut sudah tidak semangat di dalam belajar. Kali ini, redaksi memberikan tips yang sekiranya bisa memberikan solusi atas masalah tersebut.
Ada hubungan langsung antara semangat anak-anak untuk belajar dan keefektifan dari proses belajar. Bagaimana kita bisa memotivasi anak-anak untuk belajar? Pertimbangkan saran-saran berikut ini untuk memotivasi anak-anak. Meskipun tidak setiap ide bisa efektif diterapkan pada setiap anak, jangan putus asa!
Kenali murid Anda.
Konsep ini tidak akan pernah bisa terlalu ditekankan. Kenalilah setiap anak Anda. Ketahuilah minat, kemampuan, dan keahlian setiap individu. Hal-hal mendalam yang Anda ketahui, memberi Anda kemungkinan untuk meningkatkan semangat berpartisipasi dan belajar, karena Anda membantu anak untuk mengenali apa kemampuan, keahlian yang berguna, dan cara merespons bidang-bidang yang menarik perhatian mereka. Sering kali, anak yang tidak termotivasi akan senang berpartisipasi pada kegiatan-kegiatan yang menekankan pada minat dan kemampuan mereka.
Rencanakanlah untuk anak-anak dapat memilih aktivitas sendiri.
Ketika seorang anak bebas memilih antara pilihan-pilihan yang layak dipilih, tindakan memilih tersebut menjadi cara untuk meningkatkan minat. Memberikan pilihan-pilihan cara untuk menyelesaikan sebuah kegiatan (misalnya, memutuskan untuk menggunakan kapur tulis, cat, atau krayon untuk lukisan dinding) juga meningkatkan minat dan semangat.
Sediakan kesempatan untuk anak-anak berinteraksi dan bekerja sama satu dengan yang lain.
Kebanyakan anak merespons baik untuk bekerja dalam kelompok kecil, berpasangan, atau dalam kelompok besar/bersama-sama. Selama anak-anak saling mengenal dengan baik, semangat akan bertambah.
Dengarkanlah dengan penuh perhatian.
Orang dewasa yang mendengarkan apa yang dikatakan oleh seorang anak, akan memberikan dorongan seketika bagi anak untuk bekerja sama dan berpartisipasi dalam belajar dan pengalaman.
Jadilah fleksibel dalam proses mengajar.
Perkiraan yang terlalu banyak akan membawa kepada kebosanan, baik untuk anak-anak maupun para guru. Meskipun suatu program membutuhkan keseimbangan, suatu program yang baik perlu diimbangi dengan perubahan dan fleksibilitas.
Berilah kesempatan bagi anak-anak untuk membantu orang lain.
Sebagai contoh, sekolah minggu memberikan gambaran dan sikap antusias bagi anak-anak karena ini merupakan pengalaman langsung dalam mempraktikkan firman Tuhan ke dalam tindakan nyata.
Daftar Belajar
Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PEPAK