Kasih Sayang yang Setara bagi Semua Anak

Jenis Bahan PEPAK: Artikel

Pertanyaan: Mengapa saudara-saudara Yusuf ingin membunuhnya?

Jawaban: Karena saat orang tua menyayangi satu anak lebih daripada yang lainnya, akan terjadi pembunuhan!

MEMBEDA-BEDAKAN ADALAH AKAR INFERIORITAS

Meski memiliki beberapa anak, Iskak menyayangi Yusuf lebih daripada anak-anaknya yang lain. Anak-anak yang lain itu merasa kurang disayangi. Mereka memutuskan untuk membunuh Yusuf. Allah menolong Yusuf, dan akhirnya membuatnya menduduki jabatan tertinggi kedua dalam pemerintahan Mesir. Namun, luka emosional yang Yusuf alami dalam perjalanannya menuju pemerintahan Mesir adalah karena seorang ayah yang tidak memperlakukan semua anak-anaknya dengan cara yang sama.

Suatu hari, saat anak kami David berumur empat tahun dan Beth berumur enam tahun, Arlyne membacakan mereka kisah tentang Yusuf dan Maria yang pergi ke Bethlehem. David menyela cerita Arlyne dan bertanya, "Apa ada nama Davidlehem?" Dalam pikirannya, jika Allah menamai sebuah kota dengan nama kakak perempuannya, pastilah Allah juga menamai sebuah kota dengan namanya! Untungnya, Arlyne mampu menjelaskan padanya bahwa "Bethlehem is the city of David" (Bethlehem adalah kota Daud). Namun, tidak semua orang tua selalu seberuntung itu!

BEBERAPA ANAK MUDAH UNTUK DISAYANG

Orang tua, kakek dan nenek, atau bahkan tetangga dan teman-teman yang lebih memerhatikan seorang anak yang "imut" dan mengabaikan anak yang lainnya, sering kali membuat anak yang terabaikan itu memiliki perasaan rendah diri yang amat dalam.

Beberapa anak mudah untuk dicintai -- terutama anak-anak yang bertalenta, remaja yang cerdas, atlit yang berprestasi, atau seorang musisi yang dapat menghibur semua tamu yang datang ke rumah. Anak-anak seperti itu selalu disambut dengan hangat, namun tak jarang menjadi manja.

Sebaliknya, anak-anak yang terabaikan, terbenam dalam luka penolakan. Mereka akan berusaha sungguh-sungguh untuk berhasil dalam suatu hal untuk mendapatkan perhatian orang tua yang tidak ia dapatkan. Atau mungkin juga mereka akan memberontak karena perasaan frustrasi menghadapi sebuah kegagalan -- dan bahkan melibatkan diri dalam suatu masalah.

Orang tua yang menghabiskan waktu dengan setiap anak, juga semua anak, pada kadar yang sama adalah orang tua yang mengikat persatuan keluarga dengan cara yang sehat. Seorang anak bermental sehat dari keadaan keluarga semacam itu akan lebih mudah dikenalkan pada Kristus daripada anak-anak yang diperlakukan secara berbeda, seorang anak yang egois yang tidak bisa percaya bahwa ia memerlukan Allah atau anak terabaikan yang sulit untuk percaya pada Kristus.

PERLAKUKAN ANAK CACAT DENGAN CARA YANG SAMA

Anak cacat sering kali mendapat dua jenis perlakuan: sangat diperhatikan atau tidak diperhatikan sama sekali.

Saya dulu memunyai seorang teman yang memiliki saudara laki-laki yang menderita "Down Syndrome". Setiap kali saya ke rumahnya, saya lihat orang tuanya sangat memerhatikan saudaranya. Meski teman saya nilai pelajarannya tinggi, mendirikan organisasi pelajar, dan mencoba membayar kuliahnya sendiri, serta terus berusaha menyenangkan orang tua dan saudaranya, ia tidak pernah mendapatkan pujian. Suatu ketika, ia tiba-tiba berhenti mencoba menyenangkan keluarganya dan terjun dalam dunia alkohol, yang pada akhirnya membawanya kepada maut.

Orang tuanya telah melakukan dua kesalahan. Pertama, mereka berpikir salah saat mereka merasa bersalah telah melahirkan anak yang cacat dan mereka berusaha menebus kesalahannya dengan memberikan perhatian yang luar biasa terhadap anaknya yang cacat. Kedua, bukannya bersyukur atas anaknya yang lain, memujinya atas prestasinya, dan menunjukkan betapa senangnya mereka memiliki anak sepertinya, mereka malah jelas-jelas berpikir bahwa hal-hal tersebut tidak perlu dilakukan karena dia adalah anak yang normal. Seharusnya mereka memberikan kasih sayang yang sama terhadap kedua anak mereka.

Dalam banyak keluarga yang memiliki anak yang cacat, tidak memberikan perhatian yang sama kepada anak itu juga sama tragisnya dengan situasi di atas. Keluarga-keluarga seperti itu menghindarkan atau menyembunyikan anak-anak yang cacat. Anak-anak itu tidak diajak dalam foto bersama keluarga, disuruh untuk bersembunyi ketika ada tamu, diperlakukan seolah-olah mereka tidak ada dan diolok-olok. Memperlakukan manusia, terutama anak Anda sendiri, dengan cara seperti itu adalah dosa. Anak yang cacat memerlukan penerimaan, kasih sayang, perhatian, dan hubungan dengan Yesus Kristus seperti halnya orang-orang lain.

Ada banyak orang cacat yang menjadi berhasil dalam hidupnya. Salah satu sahabat saya dan Arlyne, buta. Sejak kecil, ibunya terus mengatakan bahwa ia dapat melakukan segala sesuatu. Ibunya terus menanamkan dalam pikirannya bahwa ia dapat melakukan segala sesuatu. Ibunya menyuruhnya untuk mengejar segala sesuatu yang ia inginkan. Dan ia berhasil mendapatkannya dan akan mendapatkan apa yang ia inginkan. Kami terkadang sulit untuk menyamainya.

Apa yang akan Anda lakukan saat memiliki anak yang cacat? Bersyukurlah atas mereka. Penuhi segala kebutuhannya sebisa mungkin. Kemudian lakukan apa pun yang Anda mampu untuk membantu anak itu mengatasi kecacatannya. Perlakukan ia dengan cara yang sama seperti Anda memperlakukan anak-anak yang lain. Allah memandang anak itu sebagai anugerah. Dan begitu juga seharusnya orang tua dan saudara-saudaranya.

Bahkan jika kecacatannya sangat parah, dan anak itu perlu dirawat di rumah sakit khusus -- terus rawat dia dan tunjukkan bahwa Anda mencintainya sebagai salah satu anak Anda.

OH, SAYANG!

Pastikan Anda tidak pernah membiarkan kelahiran seorang bayi baru membuat anak yang lain menjadi seperti warga rumah kelas kedua. Cintai bayi itu. Biarkan semua orang merasa gemas pada bayi baru itu. Namun, sertakan seluruh keluarga dalam membesarkan bayi itu. Katakan pada setiap tamu yang datang ke rumah hal-hal baik yang dilakukan anak-anak Anda yang lebih tua. Biarkan teman-teman Anda tahu bahwa kehadiran anak yang lebih tua sangat membantu Anda.

Sering-sering jugalah untuk mengatakan kepada sang bayi betapa ia beruntung memiliki saudara-saudara yang baik. Katakan pada anak yang lebih tua betapa penting dirinya bagi si bayi. Perlakukan anak-anak Anda dengan cara yang sama.

ANAK-ANAK TIDAK MEMILIH JENIS KELAMIN MEREKA

Mohon dipastikan, adalah Allah, bukan anak-anak, yang menentukan apakah mereka lahir dengan kelamin laki-laki atau perempuan.

"Sebab Engkaulah yang membentuk buah pinggangku, menenun aku dalam kandungan ibuku." (Mazmur 139:13)

Jangan pernah katakan bahwa mereka bukanlah jenis kelamin yang Anda inginkan. Allah yang menentukan jenis kelamin anak Anda. Jangan pernah paksa anak perempuan untuk melakukan hal-hal yang berbau laki-laki (yakni, sepak bola, bela diri, olah raga berat). Dan jangan paksa anak laki-laki untuk melakukan hal-hal yang berbau perempuan (bermain boneka, merajut, dan semacamnya). Pemaksaan seperti itu tidak akan membuat anak Anda menjadi lebih sensitif dan mendapatkan pemahaman yang lebih baik. Anda melanggar semua perintah Allah jika Anda melakukan hal seperti itu.

Hal itu bukan berarti bahwa perempuan yang tomboi atau laki-laki yang suka sepak bola, ternyata suka menjahit, adalah suatu masalah. Saya hanya ingin menekankan bahwa laki-laki itu ya laki-laki dan perempuan ya perempuan. Allah yang menciptakan mereka. Biarkan mereka menjadi diri mereka sendiri.

"Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanyapun ia tidak akan menyimpang dari pada jalan itu." (Amsal 22:6)

Bantu anak-anak Anda mengembangkan "talenta dan bakat" mereka -- minat mereka sendiri. Anda mungkin membesarkan anak-anak yang mau menjadi pilot atau ahli ilmu hewan. Saat Anda membantu mereka menemukan bidang minat mereka, mereka akan menjadi semakin terpuaskan serta menemukan tantangan yang sebenarnya dan tujuan hidup, atau mungkin saja mereka mengubah bidang minat mereka.

Salah satu hal terbodoh yang orang lakukan adalah bertanya pada seorang wanita hamil, "Apa yang kamu inginkan, laki-laki atau perempuan?" Jawaban satu-satunya yang bijaksana untuk pertanyaan seperti itu adalah "ya"!

MENGAPA ANAK-ANAK DALAM SEBUAH KELUARGA SERING KALI NAMPAK BEGITU BERBEDA?

Dr. Roger Sperry memenangkan hadiah Nobel dalam bidang obat-obatan dan fisiologi pada 1981 karena menemukan fungsi otak yang berbeda antara laki-laki dan perempuan. Dalam masa 16 dan 26 minggu kehamilan, sebuah fenomena terjadi pada bayi laki-laki dalam 80% masa tersebut, yang tidak terjadi pada bayi perempuan. Dua jenis zat kimia dikeluarkan dari "Corpus Callosum" (kumpulan serat-serat yang menghubungkan otak kiri dan otak kanan). Hal ini membuat otak kiri bayi laki-laki (yang tangan kanannya lebih dominan) lebih dominan sejak dalam kandungan. Perempuan (dan kebanyakan laki-laki kidal) tidak mengalami hal seperti itu. Maka dari itu, perempuan (dan kebanyakan laki-laki kidal), otak kiri dan otak kanannya bekerja dengan sama baiknya.

Fenomena tersebut memengaruhi segala sesuatu dalam hal ingatan detail (kebanyakan istri ingat warna-warna yang digunakan dalam pesta pernikahan mereka meski hal tersebut sudah lama berlalu -- kebanyakan suami tidak ingat apa warna mata istri mereka!) dan fakta bahwa wanita lebih mudah menjalin hubungan dan lebih memikirkan sesama. Pria cenderung lebih memikirkan benda -- mereka jauh lebih tertarik pada kolam pancing, sepak bola, dan seperangkat televisi.

Talenta seni dan bermusik sering kali ada pada orang-orang yang otak kanannya lebih dominan. Delapan puluh lima persen artis dan musisi pria kelas dunia adalah kidal!

Selain karena perbedaan fungsi otak tersebut, setiap anak itu unik dan adalah individu yang penting dalam rencana Allah. Orang tua yang memahami hal itu kemudian membesarkan dan menerima setiap anak mereka dengan cinta sejati dan disiplin, hampir selalu memiliki anak-anak yang kelak menjadi berhasil. (t/Dian)

Kategori Bahan PEPAK: Anak - Murid