Bab II-PAK Anak dalam Perjanjian Lama


BAB II

PAK ANAK DALAM PERJANJIAN LAMA

A. Latar belakang PL = Bangsa, Agama dan Budaya Yahudi

  1. Bangsa Yahudi
    Bangsa yang penuh misteri, kecil tapi kuat, sedikit tapi menyebar ke seluruh dunia menyebar tapi kemurniannya terjaga, kadang tidak bertanah air & tak punya raja, tapi selalu menojol dan memberi pengaruh kuat kepada dunia. Dianiaya, tapi bertahan bahkan berkelimpahan. Bangsa yang beridentitas kuat.
  2. Agama Yahudi
    Penganut agama Yudaisme, mementingkan akan ketaatan kepada Hukum Agama yang dijalankan dengan penuh ketekunan, kemurniannya dijaga dari generasi ke generasi berikutnya. Pengajarannya kuat dan memberi dasar yang teguh untuk setiap tingkah laku dan tindakan. Pengaplikasikan hukum agama sering dilakukan secara harafiah.
  3. Budaya Yahudi
    Yang paling mengesankan dalam budaya Yahudi adalah perhatiannya pada pendidikan. Pendidikan menjadi bagian yang paling utama & terpenting dalam budaya Yahudi. Semua bidang budaya diarahkan untuk menjadi tempat untuk mereka mendidik generasi muda, yang kelak akan memberi pengaruh yang besar.
Obyek utama dalam pendidikan mereka adalah mempelajari Hukum Torat

B. Prinsip Pendidikan dalam Perjanjian Lama
1. Prinsip-prinsip yang dipegang oleh bangsa Yahudi:

  • Seluruh kebenaran adalah kebenaran Allah
    Kej. 1:1 Segala sesuatu telah dijadikan oleh Allah untuk tujuan supaya manusia mengenal Allah dan berhubungan denganNya. Cara Allah menyatakan diri adalah dengan:
    Wahyu Umum: Supaya orang menyadari dan mengakui keberadaan Allah.
    melalui: Alam, sejarah, hati nurani manusia
    Wahyu Khusus: Supaya manusia menerima keselamatan dari Allah. Allah berinkarnasi menjadi manusia.
    melalui: Yesus Kristus dan Alkitab
    Menurut konsep Yahudi tidak ada perbedaan nilai antara duniawi & rohani, semuanya ada dalam wilayah Tuhan. Itu sebabnya orang Yahudi percaya bahwa "seluruh hidup adalah suci"
  • Pendidikan berpusatkan pada Allah.
    Fokus utama dalam pendidikan Yahudi adalah: Yehova (Hab. 2: 10 kegagalan campur tangan Allah: kegagalan bangsa.) Bagi anak Yahudi tidak ada buku lain yang mereka memiliki keharusan untuk dipelajari selain Alkitab (torat) untuk menjadi pegangan & pelajaran tentang Allah dan karyaNya
  • Pendidikan adalah kegiatan utama dan diintergrasikan dalam kehidupan sehari-hari.
    Kitab Talmud:
    Kalau ingin menghancurkan bangsa Yahudi, kita harus membinasakan guru-guruNya.
    Bangsa Yahudi adalah bangsa pertama yg memiliki sistem pendidikan Nasional (Ul. 6: 4-9)
    Pendidikan mereka tidak hanya secara teori, tetapi menjadi kegiatan sehari-hari dalam cara hidup dan keagamaannya. Contoh: Kitab Imamat: mengajarkan semua tata cara hidup dan beragama
2. Tempat pendidikan anak bangsa Yahudi
Di rumah.
Pendidikan anak Yahudi bermula di rumah. Dimulai berpangkal dari peranan seorang ibu Yahudi. Tugas kewajiban ibu adalah untuk menjaga kelangsungan hidup rumah tangga yg juga terkait erat sebagai tugas rohani mendidik anak-anaknya. Jauh-jauh hari sebelum anak berhubungan dgn dunia luar, anak terlebih dahulu mendapat pendidikan dari ibunya sehingga sesudah menginjak usia remaja/pemuda ia sudah mempunyai dasar yg benar.
Contoh: Melalui cerita-cerita sejarah bangsa dan hari-hari peringatan/besar

Sikap PL terhadap anak-anak pada umumnya :

  1. Keluarga PL (Yahudi) menyukai keluarga besar sebab anak dipandang sebagai karunia Allah, mempunyai anak banyak = diberkati Tuhan.
    Kej. 22: 2 ; Maz. 127: 3-4 ; 128: 3 ; Yes. 8: 18
  2. Anak laki-laki lebih dewasa/diharapkan
    Kej. 15: 2; 30 ; 1 Sam. 1L 11, 20
  3. Anak sulung harus dipersembahan sebagai milik Allah
    Bil. 3: 40-51
  4. Kedukaan yang besar dialami oleh keluarga yang tidak punya anak.
    Kej. 30: 1; 1 Sam 1: 3-17; 2 Sam. 12: 14-25; Maz. 113: 9; Luk. 1: 24-25
  5. Pengajaran, Bimbingan dan kasih sayang harus diberikan pada anak-anak
    melalui: Kegiatan sehari-hari ; Makan malam; Mendapat guru privat
    Ul. 4: 9-10 ; Maz. 78: 4-6 ; Ams. 4: 3-4
  6. Anak merupakan tanggung jawab untuk bekerja
    Ams. 6: 9 -11; 6: 20 ; 13: 1
  7. Anak-anak Abraham (keturunan) disunat dan diberi nama pada hari ke-8
    (Kej. 17: 12; 21: 4)
  8. Sering ada peng "anak mas" an (Kej. 25: 28)
  9. Istilah "anak" dalam bahasa Ibrani
  10. Anak-anak ikut hadir dalam upacara-upacara ibadah
    Yos. 8: 35 ; 2 Taw. 20: 13 ; Ezr. 8: 21 ; Neh. 12: 43
    Prinsip Pengajaran/Pendidikan Anak menurut Ulangan 6: 4-9
    Ulangan 6: 1-9: Menjadi pusat pengajaran pendidikan agama Kristen kitab-kitab lain yang membahas pendidikan bersumber dari kitab Ulangan ini.

Ayat 4: Dengarlah, hai orang Israel: Tuhan itu Allah kita, Tuhan itu Esa !
Ayat ini disebut "Shema" = pengakuan iman orang Yahudi (agama Yudaisme) yang artinya "Dengarlah"

  1. Yesus menyebut ayat ini sebagai hukum yang pertama - prinsip iman dan ketaatan
  2. Memberikan konsep Allah yang paling akurat, jelas dan pendek
  3. Tuhan adalah unik, lain dengan yang lain. Dia Allah yang hidup benar dan sempurna.
  4. Proklamasi akan keesaan Allah yang mengalahkan semua konsep agama "Politeisme" dari negara atau bangsa "tetangga Tuhan adalah satu" nya. Tidak ada Allah yang lain, hanya satu nama Allah. Konsep ini dipakai oleh agama lain untuk menyerang "Allah Tritunggal". Istilah "esa" (Hb. Ehad) adalah satu kesatuan dari Allah "Elohim: (Istilah ini juga untuk menyebut kesatuan Adam >< Hawa.
  5. Kepercayaan monoteisme memberi keamanan karena Allah yang satu itu mempunyai integritas dan standar yang satu.
  6. Ayat 4 ini bersamaan dengan ayat 5 diucapkan sedikitnya 2 x sehari oleh orang Yahudi dewasa laki-laki.
  7. Ayat ini diucapkan bersamaan dengan Ula. 11: 13-21, Bil. 15: 37-41

Ayat 5: Kasihilah Tuhan Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu.

  1. Kasih harus menjadi motif setiap hubungan manusia dengan Tuhan.
  2. Kasih disebutkan pertama karena: di situ letaknya pikiran, emosi dan kehendak manusia
  3. Tugas yang Tuhan bebankan untuk manusia lakukan: kasihilah Allah Tuhanmu.
    Musa mengajarkan Israel untuk takut.
  4. Mengasihi Tuhan artinya: Memilih Dia untuk suatu hubungan intim dengan senang hati mentaati perintah-perintahNya.
  5. Mengasihi dengan hati yang tulus, bukan hanya di mulut tapi juga dalam tindakan.
  6. Mengasihi dengan seluruh kekuatan, memiliki semuanya.
  7. Mengasihi dengan kasih yang terbaik, tidak ada yang melebihi kasih kita kepada Dia, sehingga kita takluk kepada Dia.
  8. Mengasihi dengan seluruh akal budi/pengertian, karena kita kenal Dia maka kita mengasihi dan mentaati perintahNya.
  9. Dengan semua kasih kita, menguasai hidup kita.

Ayat 6 : Apa yang kuperintahkan kepadamu hari ini haruslah engkau perhatikan

Ayat 7: Haruslah engaku mengajarkan berulang-ulang "kepada anak" mu, membicarakannya apabila engkau duduk di rumahmu, apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau bangun.

  1. Mereka yang mengasihi Allah, mengasihi FirmanNya dan melakukannya dengan meditasi
  2. Bertanggungjawab untuk merenungkannya dan menyimpannya dalam hati supaya diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari
  3. Orang tua mempunyai tugas untuk mengajarkan Firmannya kepada Anak-anak dengan didikan harus dimulai dari dini (kecil)
  4. Pengajaran moral akan lebih berhasil kalau dilaksanakan tidak dalam situasi sekolah resmi, tapi dalam setiap tindakan sehari-hari.
  5. Pengulangan adalah salah satu metode supaya Firman itu tidak lepas dari ingatan.
  6. Menggunakan setiap kesempatan di mana pun berada untuk memberi pendidikan kepada anak.
  7. Pendidikan: praktikal artinya praktis dilakukan bersama-sama dengan semua kegiatan sehari-hari.
  8. Ayat 7 dipakai sebagai fondasi kurikulum pendidikan Kristen.

Ayat 8-9 : Haruslah juga engkau mengikatkannya sebagai tanda pada tanganmu dan haruslah itu menjadi lambang dahimu. - dan haruslah engkau menuliskannya pada tiang pintu rumahmu dan pada pintu gerbangmu.

  1. Tulisan hukum-hukum belum menjadi milik umum, namun demikian, Allah menghendaki mereka melakukannya, supaya terbiasa bergaul dengan hukum Allah.
  2. Orang Yahudi mengerti perintah ini dan melakukannya secara harafiah.
  3. Mereka mengenal tiga hal tanda-tanda untuk mengingat hukum Allah:
    • Zizth (Bil. 15: 37-41) dipakai/dipasang pada ujung jubah Iman.
    • Mezna (Ulangan) kotak kecil yang berisi (Ul. 6: 4-9) diletakkan di sebelah kanan pintu.
    • Tephillin - 2 kotak kecil berbentuk kubus: masing-masing kertas perkamen yang ditulis dengan tangan secara khusus 4 ayat " hal 13: 1-10, hal. 13: 11-16, Ul. 6: 41, 11: 13-21 satu diikatkan di tangan kiri dan satu di dahi. Tanda-tanda ini dipakai pada saat sembahyang di luar hari Sabbath. Tanda- tanda ini sangat indah sebagai peringatan akan kehadiran Allah di rumah dan akhirmya dipraktekkan untuk mengusir setan.
    • Tanda-tanda simbolik ini adalah supaya penekanan pemahaman ayat itu menjadi nyata sehingga pengajaran itu akan berlangsung terus-menerus.

Interprestasi/Aplikasi:

  1. Orang tua melaksanakan perintah Tuhan ini akan menjadi contoh (suri teladan) bagi anak-anak berikutnya.
  2. Nilai-nilai sikap dan tingkah laku orang tua yang dibentuk dari Firman Tuhan itu, akan diperlukan oleh anak untuk menolong mereka merasakan bahwa Tuhan itu nyata dan hadir bersama-sama dalam kehidupan nyata sehari-hari secara alamiah.
  3. Awak bertumbuh dalam keluarga (ortu) yang takut akan Tuhan, di dalam kaum beriman
  4. Pendekatan yang paling sukses, sehingga Firman itu membimbing kehidupan sehari-hari mereka
  5. Pendidikan berpusatkan di rumah dan menjadi tugas orang tua untuk mengajarkan kepada anak-anak.
  6. Pendidikan adakalanya disertai dengan disiplin dan hukuman badan.

Aplikasi

  1. Gereja & sekolah tidak seharusnya menjadi pelarian tanggung jawab orang tua dalam mendidik anak-anak.
  2. Kunci pendidikan agama Kristen, mengajarkan anak bagaimana mengasihi Tuhan.
  3. Menggunakan kejadian hidup sehari-hari untuk mengajarkan memperkenalkan Allah pada anak-anak.
  4. Tuhan tidak hanya dikenal anak lewat acara/urusan-urusan gereja.
  5. Masing-masing anggota tubuh Kristus bisa menjadi orang tua rohani untuk anak-anak di dalam gereja.

PRINSIP PENDIDIKAN Menurut AMSAL 1-7

A. Pendahuluan/Pengantar.

  1. Kitab Amsal berisi banyak nasehat-nasehat/wejangan-wejangan hikmat dari orang-orang bujak, orang-orang berpengetahuan. Di dalam bahasa Ibrani kata pengetahuan mempunyai asosiasi kuat akan:
    * pengenalan akan Allah dan manusia & kehidupan yang bijaksana
  2. Dalam kitab Amsal, sering disinggung hubungan antara:
    Guru - murid
    "anakku" sebagai panggilan akrab u/murid, orang yang diajar.
    Ayah - anak

B. Amsal 1-7

  1. Kunci kata Amsal adalah: "Takut akan Tuhan"
    "Takut akan Tuhan artinya: hormat dan segan akan kebesaran dan keagungan Tuhan karena HikmatNya.
  2. "Hikmat" sering dipersonifikasikan.
  3. Tradisi lisan adalah cara mendidik anak/murid adalah dengan menuturkan kata-kata hikmat belum ada sekolah formal
  4. Metode yang dipakai: dengan mengulang-ulang supaya diingat.
  5. Kontras antara "Jalan orang benar >< orang fasik" menjadi tema hikmat
  6. Tujuan Himat: Hidup bahagia & berkelimpahan
  7. Hal-hal yang diajarkan oleh hikmat Salomo: (Aplikasi)
     -Bijaksana -Keadilan -Kemurahan
     -Hidup benar -Kebenaran -Kebaikan
     -Berpengetahuan -Kehormatan -Sukacita
     -Sukses -Kerendahan hati -Berpengharapan
     -Penguasaan diri -Kesucian -Persahabatan
     -Kesetiaan -Pemberian Semangat -Ketenangan
     -Ketaatan -Keramahtamahan -Mau belajar
     -Kekayaan	 -Kedamaian
     -Kejujuran -Kasih
    

PRINSIP PENDIDIKAN Menurut MAZMUR 78

A. Pendahuluan/Pengantar

  1. Mazmur 78 adalah Mazmur sejarah
    Judul: Pelajaran dari Sejarah, lebih cocok untuk diberi judul: "Tangan Tuhan dalam Sejarah".
  2. Tema Mazmur 78 ini:
    Pelajaran sejarah yang orang-orang Israel yang setia harus ajarkan kepada anak-anak mereka.
  3. Peribahasa: "Bangsa yang tidak menghargai pahlawan adalah negara yang tidak ..."
    "Pelajaran terbesar dari Sejarah: Manusia tidak belajar dari sejarah."

B. Ayat 1-8

  1. Asaf memanggil umat Allah untuk mendengarkan pengajaran. (menarik perhatian) (sebagai nabi).
  2. Pengajaran: perbuatan Allah, kuasa Allah & KeajaibanNya
  3. Disampaikan melalui: perumpamaan-perumpamaan & tradisi yang diturunkan dari generasi yang turun temurun & dalam tradisi lisan.
  4. Pengajaran seperti teka-teki, bukan karena sulit tapi harus diperhatikan dengan seksama/teliti. "Iman" datang dari pendengaran dan harus didengarkan dengan teliti
  5. Kegagalan/Kesuksesan bangsa bukan karena peralatan perang, tapi karena ketidaktaatan baik individu maupun kelompok.
  6. Bangsa Israel, tidak pernah mau belajar dari sejarah selalu tidak taat, memberontak & melupakan.
  7. Tuhan marah karena Bangsa Israel kurang iman; Tuhan mendatangkan bencana-bencana untuk membuat orang Israel sadar, teringat & mencari Tuhan; tetapi Israel tetap tidak taat, & Tuhan selalu/tetap sabar & mengampuni.
  8. Tuhan selalu dilukiskan dengan gaya bahasa personifikasi
    • "Ia bangun dari tidur.
    • "Ia bangkit untuk menolong Israel
    • "Ia memimpin umatNya

KESIMPULAN/PELAJARAN

  1. Mazmur 78: Mazmur yang panjang yang berisi tradisi/sejarah Israel yang diturunkan dari generasi tua ke generasi muda.
  2. Menceritakan tentang hubungan Allah dengan Israel. Dari Keluaran & Jaman Daud
  3. Walaupun Israel selalu memberontak & tidak taat, Allah selalu setia.
  4. Urut-urutan kejadian tidak sesuai dengan Kejadian sebenarnya.
  5. Ditulis sebelum Babilonia datang & menghancurkan kerajaan Daud.

APLIKASI

  1. Pelajaran/Pendidikan perlu diturunkan dari satu generasi ke generasi yang lain.
  2. Tujuan: Supaya generasi muda tidak melakukan kesalahan yang sama.
  3. Pendidikan harus dilakukan berulang-ulang, diceritakan berulang-ulang
  4. Tuhan hadir dalam sejarah. Ia bukan seperti ajaran "Deisme" Tuhan mencipta, Tuhan memelihara. Tuhan ikut campur dengan apa yang terjadi di dunia.

Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PEPAK

Komentar