Kreasi Mengajar dengan Gambar


Jenis Bahan PEPAK: Bahan Mengajar

I. MENYUSUN GAMBAR MENJADI CERITA BERMAKNA

Tujuan:
Anak berlatih membuat keputusan yang tepat (yang baik) dalam suatu situasi tertentu.

Persiapan:
Guru menyediakan beberapa macam gambar, tentu saja gambar disediakan harus cukup banyak, agar anak-anak memiliki alternatif gambar yang banyak. Sediakan juga alat perekat gambar-gambar tersebut pada papan planel/papan tulis. Sebelum acara dimulai guru harus menentukan tema cerita, misalnya "Aksi Pak Guru yang penuh kasih".

Garis besar kegiatan:
Guru meminta setiap anak (menurut urutan tertentu, misalnya mulai dari anak yang duduk paling ujung) maju ke depan kelas, mengambil satu gambar sembarang, dan boleh memberikan sepotong cerita sesuai gambar yang ia ambil, namun anak yang berikutnya yang maju harus meneruskan cerita tersebut (anak sebelumnya), demikian terus sehingga cerita itu berkembang dan semakin menarik karena kreativitas ide dari anak. Misalnya, anak pertama mengambil gambar seorang bapak, ia menentukan ini adalah bapak Tono seorang guru SD. Maka anak kedua harus meneruskan cerita, misalnya, ia mengambil gambar rumah, dan melanjutkan cerita, "Pak Tono sedang menuju rumah Kiki, muridnya yang sakit", maka anak ketiga harus melanjutkannya lagi. Guru perlu membantu anak dalam menemukan jalinan cerita dengan gambar-gambar yang ada. Sesudah waktu tertentu (usahakan semua anak maju terlibat) guru mengevaluasi cerita tersebut dari sudut pandang seorang Kristen yang baik bolehkah hal itu dilakukan, kenapa?

Diakhir kegiatan guru menjelaskan:
Bagaimana seorang Kristen bertindak dalam situasi tertentu? Yaitu mengikuti ajaran kasih yang Yesus telah ajarkan.

Kegiatan ini tepat untuk menjelaskan:
Bagaimana bersikap secara dewasa sebagai seorang Kristen.

II. PILIH GAMBAR SEBAGAI JAWABANNYA: "JIKA AKU SI AKU ..."

Tujuan:
Anak belajar bersikap secara kritis sebagai seorang Kristen yang sudah diajarkan etika sikap hidup yang baik dan sopan.

Persiapan:
Guru memberi kepada setiap anak beberapa gambar (sesuaikan dengan topik) dan usahakan setiap anak menerima gambar yang sama. Kreasi ini mirip dengan kreasi di atas, hanya jawaban kali ini tidak ditulis tapi dijawab dengan menemukan gambar yang cocok/sesuai dengan pendapat anak. Kali ini pertanyaan lebih dikaitkan dengan hal-hal yang bersifat sopan-santun pergaulan dan etika sehari-hari.

Misalnya, contoh berikut berupa sikap si Aku di "ruang makan". Diperlukan minimal 6 gambar berikut:

Anak makan roti,
Seorang anak berpikir, "Harus kupastikan dulu milik siapa ini?",
Seorang anak berpikir, "Paling-paling milik adik, makan saja!",
Seorang anak berkata, "Maaf aku bersalah",
Seorang anak berkata, "Aku tidak tahu",
Seorang anak berkata, "Aku akan menggantinya",
Seorang anak berkata, "Itu urusan adik bukan urusanku."

Garis besar permainan:
Guru menjelaskan jika anak-anak SM sebagai si Aku dalam adegan cerita berikut, apa yang akan kamu lakukan?

(Anak menjawab dengan mengangkat gambar yang dipilihnya untuk setiap adegan di bawah ini.)

Adegan 1:

Si Aku pulang sekolah segera masuk ke ruang makan, di luar kebiasaan, ada sebuah dos roti yang tampak sangat menarik. Si Aku membuka dos roti itu dan di dalamnya ada sebuah kue donat kesukaannya. Jika kamu menjadi si Aku apa yang akan kamu lakukan? (pilih jawabannya dengan mengangkat gambar pilihanmu!)

Adegan 2:

Tiba-tiba adiknya "si Koko" masuk dan mengatakan roti donat itu miliknya, Koko diberi roti itu oleh paman Amin. Jika kamu menjadi si Aku apa yang akan kamu lakukan? (Pilih jawabannya dengan mengangkat gambar pilihanmu!)

Adegan 3:

Telepon berdering, si Aku mengangkat telepon tersebut, terdengar suara paman Amin, "Hallo, hallo, ini telepon dari paman Amin, maaf, maaf, paman salah mengambil dos roti, roti dalam dos untuk si Koko itu seharusnya untuk keponakan saya. Tolong jangan dimakan dulu, nanti paman tukar dengan roti yang lain." Jika kamu menjadi si Aku apa yang akan kamu lakukan? (pilih jawabannya dengan mengangkat gambar pilihanmu!).

Di akhir kegiatan guru menjelaskan:
Seorang anak yang tahu sopan-santun hendaknya bertindak hati-hati agar tidak menyakiti hati orang lain dan tidak mempermalukan diri sendiri. Seorang yang tidak sopan akan membuat orang lain tidak menghargai kita.

Kegiatan ini tepat untuk menjelaskan:
Sikap sopan, sikap mengendalikan diri, berani meminta maaf, bersikap hati-hati dalam bertindak, tidak berbohong, dan sebagainya.

Kategori Bahan PEPAK: Pengajaran - Doktrin

Sumber
Judul Buku: 
Teknik Kreatif dan Terpadu dalam Mengajar Sekolah Minggu
Pengarang: 
Paulus Lie
Halaman: 
162 dan 164 - 165
Penerbit: 
Yayasan Andi
Kota: 
Yogyakarta
Tahun: 
1999

Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PEPAK

Komentar