Mengenal Anak Madya (Umur 9-11 Tahun)


Jenis Bahan PEPAK: Artikel

Ciri-ciri yang menonjol pada anak Madya adalah keberanian, keinginan mencari pengalaman baru, memuja pahlawan, senang mengumpulkan atau mengoleksi benda-benda tertentu, haus buku bacaan dan senang berkelompok dengan teman-teman yang sejenis. Berikut ini kita akan membahas ciri khasnya secara jasmani, mental, emosi, sosial dan rohani serta penerapan praktisnya dalam mengajar Sekolah Minggu.

A. Ciri Khas Secara Jasmani

  1. Pada umumnya keadaan kesehatan cukup baik, tidak mudah terserang penyakit karena daya tahan tubuh semakin kuat, dan memiliki selera makan yang cukup besar. Ini adalah saat yang tepat bila Sekolah Minggu mengadakan berbagai kegiatan outdoor, seperti: camp, berkemah, atau piknik ke luar kota. Hanya pastikan bahwa ada Tim Kesehatan dan Tim Konsumsi yang mendampingi rombongan saat bepergian. Biasanya pada usia ini anak-anak telah diijinkan pergi menginap satu atau dua hari dengan pengawasan orang dewasa.
  2. Pada umumnya mereka cukup aktif dan penuh semangat, serta senang melakukan kegiatan yang sulit dan bersifat menantang. Tapi, ada beberapa perbedaan perilaku antara anak laki-laki dan perempuan. Pada saat bermain, anak laki-laki lebih kasar daripada anak perempuan. Mereka suka melompat atau berlari sambil berteriak-teriak, sedangkan anak perempuan suka berbisik-bisik dan tertawa cekikikan bersama.
  3. Pada usia ini pertumbuhan fisik dan psikologis anak perempuan pada umumnya lebih cepat daripada anak laki-laki. Selain terlihat memiliki badan yang lebih besar, anak perempuan juga terlihat "lebih dewasa". Tidak jarang anak perempuan pada usia ini menganggap teman laki-laki sebayanya bersifat kekanak-kanakan, dan sebagian dari mereka sudah mulai timbul ketertarikan pada lawan jenis, khususnya yang lebih tua karena dianggap lebih dewasa.

B. Ciri Khas Secara Mental

  1. Suka mengoleksi benda-benda seperti perangko, gambar, stiker, dan benda-benda kecil lainnya. Arahkanlah mereka untuk memiliki hobi yang baik, misalnya menghargai karya seni, membaca buku, dll.
  2. Daya kreativitas mereka tinggi. Berikanlah aktivitas belajar yang bersifat kreatif, misalnya penyelidikan Alkitab, cerdas tangkas, diskusi, dsb.
  3. Mulai bisa berfikir secara logis. Kini mereka tidak terlalu suka berkhayal (berimaginasi) melainkan bersikap lebih konkret. Untuk itu dalam mengajar gunakan metode yang dapat merangsang pikiran mereka.
  4. Memiliki daya ingat yang tajam dan baik. Mereka dapat menghafal nama-nama tokoh maupun tempat yang terdapat dalam Alkitab. Mereka juga dapat menghafal ayat-ayat Alkitab dengan baik. Sayangnya, mereka cepat bosan bila mendengarkan cerita yang sama atau diulang- ulang. Oleh karena itu, guru harus kreatif dalam menyampaikan Firman Tuhan, ajak mereka berpartisipasi supaya tidak bosan.
  5. Dapat membaca dengan baik dan pada umumnya anak-anak usia 9-11 tahun haus serta gemar akan berbagai bacaan. Inilah saat yang paling tepat untuk memberikan berbagai jenis buku umum maupun rohani yang baik kepada mereka, misalnya Alkitab yang bergambar atau yang dirancang khusus untuk anak-anak, cerita tokoh Alkitab, cerita-cerita teladan, dll.
  6. Pada usia ini ketrampilan seorang anak, perbedaan, kekuatan, serta kelemahan pribadinya mulai terlihat jelas. Ia, sebagaimana orang dewasa, sadar akan hal ini. Anak yang berlaku aneh akan dikucilkan teman-teman sekelompoknya. Guru harus peka terhadap keberadaan setiap anak, bantulah mereka untuk meningkatkan kelebihan-kelebihan yang ada. Sebaliknya bantu juga anak untuk menerima kelemahannya tetapi tetap diterima dan dikasihi sebagaimana mereka adanya.

C. Ciri Khas Secara Emosi

  1. Suka humor. Pada saat mengajar sertakan humor-humor ringan, tapi jangan sampai keterusan (harus terkendali), karena biasanya mereka cenderung menimpali dan mengembangkan humor anda sehingga suasana menjadi tidak tertib.
  2. Kadang-kadang memiliki perasaan yang tersembunyi, namun karena mereka sudah bisa mengendalikan diri (dan menutup-nutupi), mereka bisa berpura-pura seolah tidak ada masalah yang mengganggu diri mereka. Untuk tipe anak yang agresif, perilaku memberontak mereka dapat dengan mudah diketahui dan karenanya mereka cenderung dianggap sebagai anak yang sulit/nakal. Padahal, tidak sedikit anak yang pendiam ternyata menyimpan masalah yang lebih serius dibanding anak yang agresif tsb. Oleh karena itu, berikanlah perhatian yang cukup pada masing-masing anak dan ajaklah mereka untuk terbuka terhadap Tuhan.

D. Ciri Khas Secara Sosial

  1. Anak-anak Madya lebih suka bergaul dengan teman sebayanya dibanding dengan orang tua maupun gurunya. Meski demikian, guru sekolah, guru Sekolah Minggu, dan pemimpin perkumpulannya adalah orang-orang yang dianggapnya penting dan dihormati.
  2. Suka bergaul dengan teman sejenis dan ada kecenderungan untuk "anti" dengan lawan jenis (mis.: tidak mau duduk berdampingan). Untuk itu sewaktu mengadakan diskusi, permainan, atau aktivitas kelompok, bagilah menjadi kelompok putra dan kelompok putri.
  3. Setia pada kelompoknya dan menganggap kelompoknya sebagai sesuatu yang istimewa. Bagi anak-anak usia 9-11 tahun, pendapat dan sikap kelompoknya terhadap segala sesuatu amat penting. Mereka juga kadang bersikap seolah-olah sedang melakukan sesuatu yang misterius dan terlarang bersama dengan anggota-anggota kelompoknya (padahal sebenarnya tidak, mereka hanya sedang mengekspresikan rasa bangga terhadap kelompoknya). Untuk itu, penting sekali bagi Guru untuk menciptakan semangat persatuan dan kesatuan di dalam kelasnya, bila perlu lakukan berbagai aktivitas yang "misterius". Misalnya: membuat rencana rahasia untuk mengunjugi para pendeta saat hari Natal, atau berpura-pura menjadi sekelompok detektif yang sedang melakukan penelitian sosial (mengerjakan kliping mengenai kondisi anak terlantar, anak jalanan, atau anak yatim piatu) kemudian bersama-sama merencanakan pelayanan sosial bagi anak-anak tsb.
  4. Semangat berkompetisi pada anak usia 9-11 tahun tinggi sekali. Pada waktu bertanding, mereka seringkali memperlihatkan interaksi yang bersifat negatif, seperti melontarkan komentar yang bernada permusuhan, berbuat curang, dan berusaha untuk menghalangi atau mendominasi satu sama lain. Dalam taraf tertentu hal ini wajar, namun guru harus dapat menetralisir kalau kompetisi itu menjadi sangat agresif, yaitu dengan memberi pengertian dan peringatan.
  5. Suka bergurau, termasuk mungkin menertawakan orang lain. Untuk itu arahkan mereka pada gurauan yang sehat, dan yang tidak melukai atau menyinggung perasaan orang lain.

E. Ciri Khas Secara Rohani

  1. Sudah mulai memahami konsep keselamatan. Masa ini merupakan masa yang baik untuk mempersiapkan anak menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat, sebelum mereka memasuki masa remaja yang bergejolak. Untuk itu ajaklah mereka berbicara tentang keselamatan dengan serius.
  2. Memuja tokoh-tokoh pahlawan. Karena itu cerita Alkitab tentang kepahlawanan seperti Daud, Daniel, Debora, dsb. akan menarik perhatian mereka. Tapi, perlu diingat juga bahwa berbagai tokoh komik, film, atau para penyanyi dan bintang film juga bisa menjadi tokoh idola mereka. Guru perlu memperluas wawasannya sendiri terhadap berbagai buku atau film yang digemari anak-anak di lingkungannya.
  3. Masa ini merupakan masa untuk membentuk kebiasaan yang baik pada mereka, seperti membaca dan menggali Alkitab, berdoa, melakukan saat teduh, serta bersaksi.
  4. Dapat menerima pengajaran Alkitab yang agak mendalam. Ajarlah anak dengan memberikan contoh pengalaman hidup yang nyata dan ajarlah mereka mengaplikasikannya dalam pengalaman hidup pribadi.
  5. Memperhatikan keselamatan jiwa orang lain. Untuk itu doronglah mereka membawa keluarga dan teman-teman untuk percaya kepada Tuhan. Untuk itu berikan sedikit ketrampilan praktis bagaimana bersaksi tentang kasih Tuhan kepada orang lain.
  6. Keadilan dan kasih sayang merupakan dua hal yang sangat ampuh untuk memenangkan hati anak-anak usia 9-11 tahun ini. Mereka sangat kagum dengan orang-orang yang memiliki prinsip hidup yang tegas yang dapat membimbing mereka ke dalam kebenaran.

Demikian ciri khas anak Madya secara jasmani, mental, emosi, sosial dan rohani serta beberapa penerapan praktisnya. Kiranya hal ini dapat menolong anda untuk mengenal dan mengajar anak Madya.

Kategori Bahan PEPAK: Anak - Murid

Sumber
Judul Buku: 
Pembaruan Mengajar
Pengarang: 
Dr. Mary Go Setiawani
Halaman: 
21 - 22
Penerbit: 
Yayasan Kalam Hidup
Kota: 
Bandung

Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PEPAK

Komentar