Merencanakan Satu Jam Pelajaran


Jenis Bahan PEPAK: Artikel

MEMAHAMI TUJUAN

Untuk memperoleh hasil yang maksimal dalam tiap jam pelajaran, satu tujuan harus sudah dirumuskan terlebih dahulu dengan seksama. Tujuan itu seperti pusat atau poros dari seluruh jam pelajaran dan ikut menentukan tiap-tiap unsur jam pelajaran itu. Sebelum memahami tujuan pelajaran tersebut, guru harus sudah mempelajari pokok Firman Tuhan yang akan disampaikan, menyelidiki latar belakang cerita dan membaca bahan ceritanya.

Sekarang tibalah waktunya guru memahami tujuan yang diberikan dalam bahan pelajaran. Guru harus bertanya:

  • Apakah tujuan itu jelas bagi saya?
  • Apakah tujuan itu realistis untuk anak kelas saya?
  • Apakah yang harus disesuaikan?

Dalam perencanaan satu jam pelajaran guru secara aktif akan berusaha agar anak mencapai tujuan pelajaran. Karena itu guru sendiri harus meyakini tujuan pelajaran itu terlebih dahulu. Jika penyesuaian tujuan perlu diusahakan, guru mencari pengganti unsur tertentu yang menyebabkan tujuan dirasakan terlalu berat atau terlalu ringan.

GARIS BESAR PEMBAGIAN SATU JAM PELAJARAN

Kerangka satu jam pelajaran dapat terdiri dari tiga bagian, yaitu:

  • Pembukaan : dalam Pembukaan guru menjemput anak dimana mereka berada saat tiba di Sekolah Minggu.
  • Cerita Alkitab : anak dibawa pada Firman Allah yang merupakan satu cerita penuh dinamika.
  • Penerapan/Respons: anak disiapkan untuk bertindak atas dasar Firman Allah dalam kehidupan sehari-hari.

1. Pembukaan

Pembukaan merupakan jembatan dari dunia anak kepada Firman Tuhan. Anak biasanya datang dengan berbagai perasaan. Hati dan perasaan mereka mencerminkan apa yang baru mereka alami. Ada anak yang baru menonton satu program TV yang sangat menarik. Ia sebenarnya ingin meneruskannya, namun disuruh orangtua ke Sekolah Minggu. Dalam hatinya anak itu merasa kesal karena program yang ditontonnya tidak dapat diselesaikan sampai akhir.

Lain anak tiba dengan kusut hati, karena baru bertengkar dengan adiknya, atau dimarahi orangtua atau kakaknya. Ada anak datang dengan sangat gembira karena rindu datang ke Sekolah Minggu. Bagaimana semua dapat dipersatukan dalam waktu yang sangat singkat? Pembukaan perlu menimbulkan rasa ingin tahu serta mengarahkan pikiran anak pada tujuan pelajaran, tanpa melepaskan isi cerita.

Unsur-unsur pembukaan:

  • ucapan "Selamat Datang"
  • anak diterima dengan penuh perhatian
  • menyanyi bersama
  • doa pembukaan
  • persembahan (bagian ini lebih awal dengan anak dari orang dewasa; uang dalam tangan anak mudah jatuh dan mengganggu acara)
  • mengingat hari ulang tahun anak
  • penyembahan
  • cerita sehari-hari
  • percakapan untuk menerangkan satu istilah
  • mengulangi satu bagian dari pelajaran minggu yang lalu (menyanyikan nyanyian yang baru diajarkan, ucapkan ayat hafalan bersama, lihat kembali gambar dari cerita dll.)
  • menyanyi satu lagu yang mengantarkan mendengar cerita.

Mengingat bahwa pembukaan hanya kira-kira lima belas menit, guru akan memilih unsur pembukaan dengan saksama. Tidak semua unsur yang disebut di atas bisa masuk pada tiap perencanaan pembukaan. Unsur-unsur itu merupakan variasi untuk dipilih darinya.

Biasanya Pedoman Mengajar juga mengusulkan unsur yang berkaitan dengan pelajaran. Namun guru tetap harus memilih nyanyian dan menyusun pembukaan sehingga anak dalam waktu sesingkat mungkin dipersatukan dan dipersiapkan untuk mendengar cerita.

Ada gereja yang mengadakan pembukaan bersama dengan semua kelas, dan anak baru diajar terpisah pada waktu masuk cerita. Keuntungannya adalah pembukaan lebih meriah, penyembahan lebih bersemangat. Kesulitannya adalah cara itu membutuhkan lebih banyak waktu, karena guru harus ciptakan suasana tenang lagi sesudah anak tiba pada kelas masing-masing.

2. Cerita

Satu jam pelajaran ini sangat penting, sama pentingnya dengan khotbah dalam kebaktian. Namun daya konsentrasi anak masih terbatas. Khususnya anak Kelas Kecil tidak berkonsentrasi terlalu lama. Dalam perencanaan satu jam pelajaran bagian cerita dapat dijadwalkan seperti berikut:

  • Kelas Batita kurang lebih 5 menit
  • Kelas Kecil antara 7-10 menit
  • Kelas Tengah antara 10-15 menit
  • Kelas Besar antara 20-25 menit

Mengimbangi pendeknya waktu konsentrasi, anak kecil senang mendengar cerita kesukaannya berulang kali, asal disela-selanya ada kesempatan berdiri sebentar, menyanyi dengan gerakan tangan, atau melakukan satu aktivitas lain.

Kemudian cerita dapat diulangi dengan cara tertentu yang sudah disiapkan, umpamanya:

  • melihat sebuah gambar bersama
  • menonton guru melukiskan cerita di papan tulis
  • mengalami cerita melalui guru mengulangi dalam boks pasir
  • melihat guru menempel unsur pada gambar berkembang

Cerita Alkitab merupakan "makanan rohani" untuk anak. Firman Tuhan berkuasa mengubah kehidupan mereka. Karena itu penting sekali disampaikan dengan saksama, sehingga anak jangan bosan atau jemu, melainkan sangat suka waktu guru bercerita.

3. Penerapan/Respons

Dalam bagian ini Firman Tuhan akan diperdalam dan anak diantarkan untuk memberi satu jawaban terhadapnya. bagian ini penuh interaksi antara guru dan murid. Anak dibimbing memberi respons melalui berbagai kegiatan, umpamanya:

  • mengerjakan gambar dinding
  • melukis satu bagian dari cerita
  • merobek kertas bentuk orang-orangan dan menempelkannya
  • menjawab pertanyaan
  • mengulangi cerita dengan memakai wayang/alat peraga
  • mengadakan persekutuan doa bersama
  • mempelajari nyanyian baru
  • menghafal ayat dari Alkitab
  • dll.

Semua aktivitas yang diusulkan dalam Pedoman mengajar erat berkaitan dengan cerita. Sebagian dari aktivitas akan menolong sehingga anak bersatu dengan cerita, sebagian akan menggerakkan emosi dan kehendak anak dalam arah tindakan, dan sebagian merupakan tindakan baru, umpamanya: persekutuan doa anak. Di sini anak belajar berdoa dengan kata-kata sendiri. Ini satu respons terhadap Tuhan sendiri. Untuk memungkinkan anak belajar berdoa, tiap doa guru perlu singkat, dengan kata-kata sederhana tetapi penuh hormat dan keyakinan bahwa Tuhan mendengar dan menjawabnya.

Berhasil tidaknya guru dalam bagian ini akan menentukan sikap anak terhadap pelajaran berikut. Jika Firman Tuhan disampaikan menyebabkan satu perubahan terjadi dalam kehidupan anak sehari-hari, anak akan selalu lapar dan haus untuk mendengar cerita berikutnya. Sebaliknya, jika anak merasa bosan, mereka akan datang lagi pada minggu berikutnya dengan perasaan jemu. Lama-kelamaan anak hanya ingin menjadi anak besar sehingga tidak harus mengikuti Sekolah Minggu lagi. Sikap ini sangat merugikan suasana kelas dan kerohanian anak.

4. Penutup Pelajaran

Penutup pelajaran harus singkat dan hanya membutuhkan beberapa menit saja. Isinya:

  • pengumuman
  • doa berkat
Setelah itu anak dilepaskan di bawah berkat perlindungan Tuhan.

5. Kesimpulan

Kita sebagai guru Sekolah Minggu sebenarnya kaya. Bahan kita, yaitu Firman Tuhan, terdiri dari banyak cerita, sehingga tiap-tiap minggu sesuatu yang baru dapat disajikan. Metode dan media mengajar dapat sedemikian bervariasi sehingga setiap minggu ada sesuatu yang menimbulkan rasa ingin tahu. Melalui pengalaman mengajar, kita mengerti kesanggupan penerimaan anak, sehingga mereka tidak akan dituntut berlebihan dan tidak dibiarkan tanpa tantangan sehingga bosan. Guru yang berpengalaman akan merencanakan jam pelajarannya tiap minggu bahkan akan mencatat tiap unsur di dalamnya, sehingga pelaksanaannya lancar tanpa terbuang di antaranya. Satu jam di antara seratus enam puluh delapan jam seminggu adalah kesempatan Guru Sekolah Minggu untuk menanam kasih Tuhan dan sesama dalam hati anak. Jam itu berharga di hadapan Allah dan berharga bagi guru dan anak!

6. Riset dan Tugas

  1. Mengikuti satu jam pelajaran dan catat tiap-tiap unsur (acara) selama guru mengajar dengan mencantumkan pula berapa menit yang dipakai untuk tiap unsur (acara). Buatlah evaluasi!
  2. Merencanakan satu jam pelajaran untuk satu kelompok umur tertentu dengan mencantumkan perincian waktu tiap unsur (acara)nya!
  3. Membandingkan unsur (acara) satu jam pelajaran kelas kecil dengan unsur (acara) satu jam pelajaran Kelas Besar. Catatlah penemuan Anda!

Kategori Bahan PEPAK: Metode dan Cara Mengajar

Sumber
Judul Buku: 
Pedoman Pelayan Anak
Pengarang: 
Ruth Lautfer
Halaman: 
167 - 171
Penerbit: 
Yayasan Persekutuan Pekabaran Injil Indonesia
Kota: 
Malang
Tahun: 
1993

Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PEPAK

Komentar