Petunjuk Mengadakan Kursus Pendidikan Guru SM


Jenis Bahan PEPAK: Tips

  1. Menentukan lamanya kursus.
    Kursus diadakan sekurang-kurangnya setiap satu tahun satu kali atau lebih baik lagi dua kali dalam satu tahun. Ada berbagai macam bentuk kursus yang dapat dilakukan. Yang paling lazim adalah rencana untuk menyiapkan satu minggu kursus yang intensif. Untuk itu perlu disediakan waktu 2 jam pelajaran selama 5 malam dalam minggu itu, sehingga dapat diadakan 10 jam pelajaran dalam satu minggu. Selain itu ada juga kursus yang satu kali selama satu minggu dengan lama kursus 13 minggu (13 kali pertemuan).

    Menurut buku pedoman SM, kursus pendidikan untuk guru SM harus berlangsung sekurang-kurangnya 10 jam. Akan tetapi ini hanya merupakan waktu minimum saja. Pengurus gereja atau pengurus SM dapat merencanakan sendiri waktu yang diperlukan sesuai dengan banyaknya materi yang akan diberikan.

  2. Memilih pokok pelajaran dalam kursus.
    Pemilihan pokok pelajaran -- buku yang akan dipelajari -- harus dilakukan oleh gembala bersama-sama dengan badan pengurus SM setempat. Tentu saja harus dipilih materi-materi yang akan memberi banyak sekali manfaat kepada para guru SM dan dapat memenuhi kebutuhan terbesar dalam SM. Sebaiknya setiap tahun dipilih buku atau materi yang berbeda, agar tiap guru SM dan peserta kursus mendapat pendidikan yang lebih menyeluruh. Kita dapat memulai pokok pelajaran dengan suatu kursus orientasi seperti melihat sejarah/cerita dalam Alkitab atau penyelidikan anak-anak. Bagi gereja yang kesulitan membuat sendiri materi yang akan dikursuskan, saat ini sudah sangat banyak buku mengenai materi pendidikan guru SM yang dijual di toko-toko buku Kristen.


  3. Menyiapkan bahan-bahan atau keperluan kursus.
    Setelah memilih materi pelajaran, dapat segera diatur pembelian buku-buku yang menunjang materi tersebut. Siapkan juga soal-soal ujian yang akan diujikan supaya segala sesuatunya siap sejak awal. Jika memungkinkan siapkan pula alat-alat peraga yang dapat membantu materi-materi pelajaran tertentu. Jangan lupa untuk menyediakan pula kertas, buku tulis, alat tulis, dll. Siapkan pula ruangan yang sudah ditentukan sebagai tempat pelaksanaan kursus. Cek ulang apakah kursi-kursi sudah cukup untuk semua peserta kursus.


  4. Memilih pengajar/pembicara dalam kursus.
    Menurut ketetapan pedoman SM, yang dapat dipilih sebagai pengajar kursus adalah seorang pendeta, gembala dari gereja setempat, atau orang yang dipilih oleh gembala gereja atau pengurus SM. Bisa juga pengajar kursus didatangkan dari luar. Mendatangkan pengajar dari luar merupakan cara yang baik untuk menumbuhkan minat. Apabila beberapa gereja bergabung dalam penyelenggaraan kursus pendidikan guru SM, maka gembala dari masing-masing gereja itu dapat bertugas sebagai pengajar.

    Satu hal yang harus diperhatikan, sepiawai apapun pengajar yang dipilih, dia harus tetap mempelajari materi kursus dengan seksama dan harus betul-betul menguasai bahan yang akan diajarkannya. Selain itu pengajar juga harus menguasai soal ujian yang akan diujikan dalam kursus pendidikan tersebut.

  5. Menyiapkan tatacara dalam penyelenggaraan kursus.
    Berminggu-minggu sebelum kursus dimulai, umumkanlah hal tersebut kepada para guru SM atau jemaat. Biasanya pendeta yang mengumumkannya dari mimbar gereja atau ditempelkan di dinding pengumumuan gereja. Umumkanlah pula materi-materi yang akan dipelajari dalam kursus tersebut. Sebaiknya peserta jangan terbatas pada guru SM saja, tapi terbuka juga bagi mereka yang terbeban terjun dalam pelayanan anak. Bagikanlah buku-buku materi kursus kepada para peserta, kalau bisa dibagikan pada saat mereka mendaftar. Tujuannya agar para peserta dapat segera mengetahui materi apa saja yang akan disampaikan, supaya mereka siap untuk pelajaran pertama. Para pengikut kursus yang sudah mendaftar diwajibkan untuk membaca buku-buku tersebut dan menempuh ujian dengan mencapai nilai 70%, untuk dapat menerima sertifikat.

    Pembicaraan yang bebas dan adanya kebebasan untuk bertanya adalah suasana kursus yang sangat membangkitkan minat. Usahakan agar perhatian peserta tetap terfokus dengan mengadakan pembahasan yang bersemangat, aktivitas yang beraneka ragam, dan uraian yang tidak menyimpang dari materi. Sediakan sedikit waktu untuk membahas masalah/kasus dalam sebuah SM dan berikan "pekerjaan rumah" kepada para peserta untuk menemukan jalan keluar bagi permasalahan tersebut. Hal ini dapat menguji sejauh mana pengetahuan mereka dapat diaplikasikan selama menerima materi yang diajarkan. Bisa juga diberikan tes kecil setiap akhir pertemuan kursus.

    Sertifikat diberikan kepada setiap peserta yang sudah menyelesaikan satu buku dengan syarat-syarat sebagai berikut: hadir tiap jam pelajaran, sudah membaca seluruh buku/materi, lulus ujian, dan berusia lebih dari 13 tahun. Siapkanlah satu acara khusus ketika tiba saat penyerahan sertifikat. Acara seperti itu selalu memberikan perasaan puas dan meninggalkan kesan yang baik. Setelah selesai menyelenggarakan suatu kursus, pengurus SM wajib melaporkan pelaksanaannya kepada majelis gereja. Dalam laporan tersebut wajib tercantum keterangan mengenai kursus yang diadakan, jumlah pengikut yang terdaftar, nama pengajar, dan materi yang diajarkan.

Kategori Bahan PEPAK: Guru - Pendidik

Sumber
Judul Buku: 
Sekolah Minggu yang Berhasil
Pengarang: 
Ralph M. Riggs
Halaman: 
43 - 48
Penerbit: 
Yayasan Penerbit Gandum Mas
Kota: 
Malang
Tahun: 
1978

Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PEPAK

Komentar