Mengajar dengan Alat Peraga


Jenis Bahan PEPAK: Tips

Media mengajar yang paling dikenal di dalam pelayanan anak sering disebut dengan istilah singkat, alat peraga. Alat peraga dapat berbentuk gambar, flashchard, wayang, boneka jari, rumah Palestina, boks pasir dan lain sebagainya. Bahan dari alam semesta juga bisa dipakai sebagai media mengajar. Bahan tersebut dikenal dengan istilah: peraga benda, antara lain bunga, daun dan buah-buahan. Semua yang menolong untuk menerangkan berita yang ingin disampaikan dan memberi kesan yang tepat dan dalam kepada anak, termasuk media mengajar.

Asal-usul Media Mengajar

Media mengajar alat peraga dan peraga benda sering disebut sebagai alat modern, karena kesadaran mengenai pentingnya memakai media mengajar dalam pelayanan anak yang masih baru. Namun Allah pernah memakai media mengajar semacam itu pada empat ribu tahun yang lalu. Di Gunung Sinai bangsa Israel diajar melalui Kemah Allah. Ini merupakan peraga benda yang yang tidak ada bandingnya. Cara menghampiri Allah diajar melalui peraga benda itu. Meskipun Allah tidak boleh digambar dan tidak boleh dipatungkan, cara menghampiri Allah diajar melalui beraneka macam gambar dan peraga benda. Melalui pemakaian alat peraga dan peraga benda, imajinasi anak dirangsang, perasaan anak disentuh dan kesan yang mendalam diperoleh. Melaluinya anak belajar dengan semangat dan dapat mengingat dengan baik.

Mengapa Mengajar dengan Alat Peraga?

Dalam mengajar, panca indera dan seluruh kesanggupan seorang anak perlu dirangsang, digunakan dan dilibatkan, sehingga tak hanya mengetahui, melainkan dapat memakai dan melakukan apa yang dipelajari. Panca indera yang paling umum dipakai dalam mengajar adalah "mendengar". Melalui mendengar, anak mengikuti peristiwa demi peristiwa dan ikut merasakan apa yang disampaikan. Seolah-olah telinga mendapatkan mata. Anak melihat sesuatu dari apa yang diceritakan. Namun ilmu pendidikan berpendapat, bahwa hanya 20% dari apa yang didengar dapat diingat kemudian hari. Kesan yang lebih dalam dapat dihasilkan jikalau apa yang diceritakan "dilihat" melalui sebuah gambar. Dengan demikian melalui "mendengar" dan "melihat" akan diperoleh kesan yang jauh lebih dalam. Media Mengajar (alat peraga dan peraga benda) seperti: gambar, gambar berkembang, flashcard, slides menolong anak untuk mengingat dengan lebih baik, yaitu mampu mengingat 50% dari apa yang didengar dan dilihatnya.

Keseimbangan dalam Memakai Alat Peraga

Pemakaian alat peraga merangsang imajinasi anak dan memberikan kesan yang dalam! Meskipun begitu, alat peraga dan peraga benda perlu dipakai secara seimbang. Umpamanya, pada satu pelajaran ayat hafalan diajar dengan menggunakan alat peraga. Pada kesempatan lain, permulaan cerita mendapat perhatian yang khusus, dan pada pelajaran lainnya lagi, seluruh cerita diperagakan. Melalui cara ini setiap hari Minggu, anak memperoleh "sesuatu yang khusus". Hal ini membangun rasa ingin tahu anak dari minggu ke minggu. Dalam memilih alat peraga atau peraga benda, guru perlu waspada, sehingga tidak memakai:

  1. Media mengajar yang terlalu kecil sehingga anak sulit melihat, dan menjadi ribut.
  2. Gambar yang terlalu asing pada perasaan anak, umpamanya gambar tertentu dari luar negeri yang kurang cocok di Indonesia. Perasaan aneh atau lucu tidak menguntungkan dalam proses belajar mengajar ini.
Karena itu sebaiknya guru hanya memakai alat peraga yang tepat dan bermutu sebagai alat bantu mengajar.

Kategori Bahan PEPAK: Metode dan Cara Mengajar

Sumber
Judul Buku: 
Pedoman Pelayan Anak
Pengarang: 
Ruth Lautfer
Halaman: 
134,135,150
Penerbit: 
Yayasan Persekutuan Pekabaran Injil Indonesia
Kota: 
Malang
Tahun: 
1993

Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PEPAK

Komentar