Drama: Di Taman Getsemani


Jenis Bahan PEPAK: Bahan Mengajar

Drama ini merupakan rangkaian drama dari edisi minggu yang lalu. Bisa diperagakan secara terpisah atau dijadikan satu dalam sebuah pertunjukan drama.

DRAMA INTERAKTIF: DI TAMAN GETSEMANI

Karakter yang diperankan:

  1. Narator
  2. Yesus
  3. Dua orang sebagai Tikus.

Perlengkapan:

Lonceng untuk memberi tanda dimulai dan berakhirnya drama.

Teks Drama:

Narator : "Halo, adakah di antara kalian yang mengingat pertunjukan drama yang lalu dimana kita bersama-sama Yesus ada di ruang paling atas sebuah rumah? Hari ini kita akan pergi ke sebuah tempat yang sunyi -- Taman Getsemani. Seperti minggu lalu kami akan minta kalian, anak-anak dan dua ekor tikus menolong kami dalam pertunjukan drama ini."

[Dua pemeran tikus naik ke sudut panggung dan berdiri di depan mikrophone]

Tikus (1): "Aku kok tidak senang ya berada di taman. Lebih hangat dan lebih nyaman saat kita berada di ruang atas rumah itu."
Tikus (2): "Ohhh ... kamu ingin bilang kita seharusnya tidak berada di sini? Lho bukannya ini idemu mengikuti Yesus sampai ke taman ini?"
Tikus (1): "Iya memang. Tapi aku kan hanya ingin tahu tentang rencana rahasia yang Yesus bicarakan dengan para murid- Nya di ruang atas itu."
Tikus (2): "Ssssttt! Diam ... itu mereka datang!"
Narator : "Selamat datang! Permainan kali ini membawa kita ke sebuah taman, dan kami membutuhkan kalian untuk membuat suasana di taman ini hidup. Saya mau kalian membentuk 4 kelompok. Setiap orang pergi ke taman, pasti kalian sering menggunakan hidung untuk menghirup berbagai aroma dalam taman tersebut. Tapi kali ini, selain aroma dalam taman, ada juga suara-suara. Sebagai contoh (tunjuk kelompok 1), mereka adalah sekelompok pohon Zaitun. Kira- kira bagaimana keadaan dan suara pohon Zaitun saat angin menggoyangkan mereka? [Peragakan dengan menggoyang- goyangkan badan Anda dan keluarkan suara yang mirip seperti suara dedaunan yang tertiup angin; peragaan ini adalah peragaan yang harus dilakukan oleh kelompok 1. Narator lalu berjalan ke kelompok 2.]

Kelompok 2 akan menjadi sungai yang mengalir. Bersuaralah seperti air yang sedang mengalir dan gerakkan tangan kalian seperti aliran sungai yang melewati bebatuan. [Selagi kelompok 2 mempratikkan gerakan mereka, beralihlah ke kelompok 3.]

Setiap taman membutuhkan bunga. Beberapa bunga sedang bertumbuh. Coba kalian bilang, `Bong! Bong! Bong!` Lalu rentangkan tangan dan kaki kalian pada saat kalian, bunga-bunga, sedang bertumbuh. [Biarkan kelompok itu mempraktikkannya sambil narator beralih ke kelompok 4.]

Kelompok 4 akan menjadi sekelompok pohon anggur, mari kita coba peragaan kalian. Katakan `oooo` sembari secara perlahan gerakkan tanganmu ke atas seperti daun yang sedang merambat.

Nah, sekarang selama permainan berlangsung, aku akan mengangkat jariku saat aku membutuhkan peragaan dan suara kalian. Satu jari untuk pohon Zaitun, dua jari untuk sungai yang sedang mengalir, tiga jari untuk untuk bunga, dan empat jari untuk pohon anggur. Teruslah bersuara sampai saya menepukkan tangan, sebagai tanda selesai. Mari kita praktikkan dulu. [Peragakan semua gerakan dengan petunjuk-petunjuk Anda sebanyak satu kali untuk setiap kelompok.]

Masuklah Yesus ke taman ini. Dia terlihat sedih dan penuh rasa takut. Dia tidak akan melihat keindahan taman ini dan menghirup aroma wangi dari bunga-bungaan dan pohon di dalamnya karena Dia datang ke sini untuk berdoa. Sekarang kita siap untuk memulai cerita ini."

[Lonceng berbunyi tiga kali sebagai tanda dimulainya drama. Perlahan Narator mengangkat satu jarinya sebagai tanda untuk pohon Zaitun, dua jari untuk sungai yang mengalir, dan yang lainnya sampai semua kelompok memperagakan bagiannya masing-masing. Biarkan beberapa saat sampai narator menepukkan tangannya pertanda mereka harus menghentikan peragaannya.]

Yesus : "Hatiku begitu sedih. Tinggal dan berjaga-jagalah bersama dengan-Ku."
Tikus (1): "Dia berbicara kepada kita?"
Tikus (2): "Aku juga tidak tahu, tetapi lebih baik kita ikuti saja apa yang Dia minta walaupun aku yakin kita pasti lelah."
Tikus (1): [Menguap] Sekarang saja aku sudah ngantuk. Soalnya tadi kekenyangan makan.

[Para tikus memperagakan adegan tidur sambil berpura-pura mendengkur. Biarkan suara dengkuran tikus-tikus ini selama beberapa detik.]

Yesus : [Berbicara dengan suara cukup keras ke arah penonton.] "Kalian tidur? [Tiba-tiba para tikus terbangun kaget dan Yesus berbicara lagi tapi kali ini lebih lembut.] Tidak dapatkah kalian tetap terjaga dan berdoa bersamaku untuk beberapa saat saja? Waktuku akan segera tiba."

[Yesus menundukkan kepala, melipat tangan, dan kembali berdoa.]

Tikus (1): "Dia terlihat begitu sedih."
Tikus (2): "Kira-kira apa ya yang Dia doakan?"
Tikus (1): "Aku juga tidak tahu apa yang Dia doakan sampai-sampai Dia terlihat begitu sedih dan tersiksa."

[Para tikus mencoba untuk tetap terjaga, tetapi mereka menguap dan tertidur kembali. Biarkan adegan tikus tidur ini beberapa detik.]

Yesus : [Berbicara dengan suara keras.] "Bangunlah! Bangun! Anak Manusia akan segera diserahkan ke tangan orang berdosa!"
Tikus (1): "Lihat! Ada kerumunan orang datang dari sana! Wah, mereka pasti datang untuk menyakiti Dia!"
Tikus (2): "Ya ... mereka pasti datang untuk menangkap-Nya!"
Tikus (1): "Ayo cepat kita sembunyi di balik batu ini."
Tikus (2): "Aku kira kemarin Dia berkata bahwa ada sebuah rencana."
Tikus (1): "Harapanku Dia mengetahui rencana itu. Yang Dia dapatkan saat ini hanyalah kesukaran demi kesukaran saja."

[Lonceng berbunyi tiga kali tanda pertunjukkan drama telah selesai.)

Narator : "Yesus tetap memiliki sebuah rencana -- jauh dari situasi yang menegang ini. Sebuah jalan keluar yang bukan untuk Dia saja, tetapi untuk saya dan kalian."

[Tutuplah dengan sebuah pujian yang sudah dipersiapkan sebelumnya kemudian ajak anak-anak untuk berdoa.]

Kategori Bahan PEPAK: Perayaan Hari Raya Kristen

Sumber
Judul Artikel: 
In the Garden of Gethsemane
Judul Buku: 
Program Resources for Lent and Easter: Take Up Your Cross
Halaman: 
20 - 21
Penerbit: 
Augsburg Fortress
Kota: 
Minneapolis - USA
Tahun: 
1990

Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PEPAK

Komentar